"Kak, sebenarnya apa yang membuatmu terlihat begitu aneh, huh?" tanya Darwin yang sudah kembali dengan segelas air putih untuk kakaknya. "Dan berarti kamu tadi melihat Mas Adhi, kan? Terus kenapa kamu tidak mau dia tahu aku bersamamu, tadi?"
Regina masih sibuk menghabis makanannya seperti orang yang tidak makan berhari-hari. Ucapan adiknya bahkan tidak dia hiraukan. Seolah ucapan Darwin hanya dengungan nyamuk yang tidak penting.
"Kak, ih." Darwin menggeram kesal melihat pengabaian kakaknya itu. Ditatapnya dengan tatapan seolah ingin melubangi kepala wanita di depannya.
"Apa, sih, Sayang?" Regina akhirnya mendongak, menatap adik lelakinya yang menunggu dengan tidak sabaran.
"Kamu jelas dengar sejak tadi aku bicara. Jangan sok menulikan pendengaranmu, deh."
Regina kembali melahap nasi ayamnya yang tinggal suapan terakhir. Wanita itu melirik kotak milik Darwin yang masih belum disentuh. Tatapannya naik, pada sepasang mata yang sejak tadi menunggu penjelasannya.