Ketika nyawa Emma terancam bahaya akibat menghadapi kemarahan Ratu Ygrit, Therius merasakan titik balik dalam hidupnya. Ia merasa sangat menyesal telah bersikap egois dengan memaksa membawa Emma ke Akkadia.
Therius menganggap bahwa ialah yang menyebabkan Emma hidup terancam dan gadis itu mengalami kesedihan demi kesedihan. Air mata Emma yang tumpah tanpa henti membuat hatinya menanggung kesedihan yang mendalam.
Di situlah momen Therius tersadarkan bahwa karena ia mencintai Emma, ia hanya ingin melihat gadis itu bahagia, walaupun tidak bersamanya. Ia bahkan berharap bisa kembali ke masa lalu dan menyembuhkan Haoran kemudian membiarkan Emma hidup tenang bersamanya di bumi.
Setelah momen titik balik itu, setiap kali Therius hendak bersikap egois, ia akan mengingat betapa ia hampir kehilangan Emma dan ia akan menarik napas panjang. Ia akan mengambil pilihan yang terbaik untuk kepentingan Emma, bukan untuk kepentingannya sendiri.