Dengan wajah penuh antisipasi ia memperhatikan Therius yang menatap ke arah pintu masuk dan melihat satu persatu staf yang diminta Profesor Amara masuk ke dalam aula.
Aula tempat mereka berada terlihat seperti auditorium dengan panggung yang cukup besar dan Therius berdiri di tengahnya, sementara Profesor Amara berdiri di sampingnya.
'Saat aku mengangkat tanganku, kau harus mematikan listrik di auditorium ini,' kata Therius kepada Emma dengan menggunakan telemancy.
'Kau tidak ingin perbuatanmu terekam kamera mana pun?' tanya Emma. Ia dapat menduga apa yang ingin dilakukan Therius. Ini akan sangat menyenangkan!
'Kau pandai sekali,' puji Therius. Namun wajahnya tidak menampakkan ekspresi apa pun dan ia masih terlihat mendengarkan pemaparan Professor Amara dengan penuh perhatian.
'Baiklah,' balas Emma. Ia bersikap seolah tidak mendengar pujian Therius kepadanya barusan.
Duh, kebayang ya.. Emma pasti kesepian.