"Lekukan garis sinar matahari mengarah ke kota hutan penyihir, dan ini serta itu lalu begini juga begitu." Celoteh Erissa pada Aldero dengan kepala menunduk.
Aldero menatap heran pada gadis di depannya, hari sudah malam. Matahari yang tadinya bersinar terang tergantikan oleh sinar rembulan.
"Selepas itu ada sesuatu yang aneh dan duarrrrr, semua hancur lalu kegelapan menyertai." Lanjut Erissa masih pada penjelasan nya yang tak karuan.
"Aku butuh penjelasan dari mulut Azazel, cepat berganti posisi atau..."
Belum sempat Aldero menyelesaikan kalimat akhirnya Erissa sudah mengganti posisi, kini yang terlihat adalah Azazel dengan wajah cerianya.
"Jelaskan semuanya dengan jelas!" Perintah dingin dari mulut Aldero.
Bukannya takut melainkan hal itu menambah perasaan suka pada Aldero, apa yang Azazel lihat didepannya adalah lelaki tampan yang akan menemaninya menguasai dunia.
"Hei hei!! Bagaimana jika kau bekerja sama denganku untuk menguasai dunia ini?!!! Bukankah hal itu akan menjadi sangat menarik?!!" Azazel mengajak Aldero dengan sangat ceria, tubuh nya ia kedepankan hingga kini wajahnya sangat dekat dengan Aldero.
"Aku membutuhkan penjelasan mu bukan mendengarkan keinginan anehmu." Suara Aldero terdengar sangat dingin, Aldero menjentikkan jarinya ke kepala Azazel dan menyuruh nya duduk tenang.
Azazel menurut dan memegang kepalanya, lalu Azazel menjelaskan apa yang ia ketahui dan bagaimana dirinya bisa masuk ke dalam tubuh Erissa.
"Jadi singkatnya kau tak mengetahui apa yang terjadi dengan Erissa sebelum kau berhasil merasuki tubuhnya? Dan kau juga tak mengetahui bagaimana kau bisa memasuki tubuh Erissa?? Nenek Helta akan menjadi ladang penjelasan kali ini." Aldero berujar sembari mengetuk pelan kepalanya dengan jari indahnya.
Azazel mengangguk-angguk kepalanya sambil memakan kacang dari pohon suci.
"Hei bagaima—"
Aldero menghentikan ucapan Azazel dengan kalimatnya,
"Jadilah pengikut setia ku, tak ada bantahan aku juga tak menerima penolakan."
Azazel membatu, dirinya hanya bisa mengangguk kan kepalanya tanpa bisa mengatakan sedikit kata pun.
Di balik pintu ruangan Aldero, Meidiva mendengar percakapan mereka. Hatinya memanas tanpa bisa melakukan apapun, satu yang pasti dirinya tak ingin kalah dengan roh iblis.
"T-TUAN! INI SANGAT PENTING!!" Seru Meidiva dan memasuki ruangan Aldero tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"A-Amanda! Terlihat di depan pintu masuk tanpa terluka sedikit pun." Meidiva memberikan laporan asli pada Aldero.
Mendengar hal itu Aldero langsung saja beranjak dari kursinya dan berjalan dengan cepat menghampiri Amanda di depan gerbang guild Rafoxa.
Apa yang dilihat Aldero membuat dirinya tercengang sepersekian detik.