Unduh Aplikasi
100% Pernikahan Pura-pura (lanjutan dari akun ayla_amethyst) / Chapter 85: Kenalan Jaman Putih Abu-abu (2)

Bab 85: Kenalan Jaman Putih Abu-abu (2)

Hari ini Chloe mengenakan gaun batik selutut berwarna tosca, gaun yang sederhana dengan aksesoris kalung dan sepasang anting mutiara. Dandanan yang simpel dan gak neko-neko, stileto sepuluh senti dan tas tangan berwarna senada. Rambutnya di biarkan terurai dengan ujung agak ikal.

Marco juga mengenakan kemeja dengan warna sama.

Mereka sedang menghadiri resepsi pernikahan cucu engkong Ming Liang. Pasangan MnC datang dengan pasangan tua Margono.

Ya, kemarin kakek Margono memintanya datang adalah untuk menghadiri resepsi, karena engkong Ming Liang secara khusus mengundang pasangan ini. Tampaknya Engkong Ming Liang sudah termakan bualan kakek Margono sehingga dia sangat menyukai Chloe.

Chloe berdiri di dekat meja prasmanan bersama kakek Margono, nenek Margono sedang ngobrol dengan seorang teman yang Chloe tidak kenal, sedangkan suami mesumnya entah pergi kemana, jadi kakek dan cucu masing-masing memegang piring sambil berdebat seperti biasa.

Kakek Margono : kemana saja kamu menghilang, tiga hari tidak bisa di hubungi

Chloe : kenapa ? kangen ?

Kakek Margono : heh...bukankah kamu foya-foya dengan hasil rampokanmu

Chloe : di mana aku merampok ? itu namanya transaksi, aku menyewakan ketiga bayiku untuk kalian

Kakek Margono : sewa ? jadi kamu memperlakukan anakmu untuk menambah saldo rekeningmu ? ibu macam apa kamu

Chloe : selama itu bermanfaat kenapa tidak ? toh nanti uangnya untuk mereka juga, itu namanya investasi jangka panjang

Kakek Margono : gadis, setelah punya anak kamu semakin matre

Chloe : matrealistis itu bagus untuk kelangsungan hidup dan masa depan yang lebih baik

Mendengar jawaban Chloe, wajah kakek Margono merah karna marah. Dia marah bukan karna cucunya matre, dia marah karena dia tidak pernah menang berdebat dengannya.

Cucu dan kakek itu terus berdebat tentang bayi dan uang, mereka tidak menyadari bahwa perdebatan mereka membuat orang lain yang mendengar salah paham dengan setiap kata yang mereka lontarkan.

Salah satu pendengarnya adalah sepasang suami istri yang kenal dengan Chloe. Yup, mantan teman jaman seragam putih abu-abu, yang kemarin sempat ketemu di toilet restoran, Calista dan suaminya.

Pada dasarnya Calista masih dendam untuk membalas Chloe, jadi dia merasa mendapat kesempatan untuk mempermalukan Chloe. Dengan langkah megah dia menghampiri pasangan kakek dan cucu yang masih saling berdebat tanpa ada salah satu yang mengalah.

"wow.....Chloe kelihatannya kamu berhasil menjadi orang kaya.....selamat ya....ternyata sejak dulu kamu tidak berubah, justru makin hebat, menjadikan anak sendiri sebagai modal untuk menjadi kaya, sial sekali anakmu memiliki ibu sepertimu" Calista tiba-tiba sudah memotong pertengkaran pasangan cucu dan kakek tersebut. Setelah mencaci Chloe tanpa pandang bulu Calista melirik kakek Margono, lalu berkata "kakek, anda sudah tua dan saya yakin anda pasti kaya, kalau tidak perempuan macam Chloe yang saya yakin lebih cocok menjadi cucu anda tidak akan mengejar anda, sejak dulu dia sudah menjadi perempuan matre"

"oya ? jadi kamu mengenal gadis matre ini sejak lama ?" kakek Margono mengarahkan matanya pada Calista, tampak tertarik dengan klaim yang di lontarkan Calista pada Chloe.

Chloe melirik kakek Margono dengan bibir berkedut, sambil matanya mencari keberadaan nenek Margono. Karna kalau kakek mulai bertingkah yang bisa menghentikannya hanya nenek. Di satu sisi Chloe merasa berduka pada Calista yang mencoba menggali kuburannya sendiri.

"Saya sebenarnya malu mengakui kenal dia, tapi yah terpaksa karna kami berasal dari alumni yang sama" jawab Calista seakan dia sangat mengenal Chloe.

"benarkah ? coba ceritakan gadis seperti apa dia dulu ?"

Rasa antusias di wajah kakek tua itu membuat Calista makin bersemangat untuk membeberkan semua hal buruk tentang Chloe saat duduk di bangku SMU. Calista menceritakan semua isi hatinya yang dia simpan selama bertahun-tahun, bahkan tidak lupa dia menambahkan bumbu yang membuat cerita makin heboh. Tapi jangan berharap dia menceritakan tentang prestasi dan pencapaian Chloe selama sekolah, semua yang di ceritakan adalah hal-hal buruk tentang Chloe, meski kebenarannya tidak pernah bisa di pastikan.

Chloe memasukkan suapan terakhir di piringnya ke dalam mulut dan meneguk segelas soda rasa coco pandan. Setelah gelas soda kosong Chloe maju selangkah dan wajahnya tepat di depan wajah Calista, tanpa peringatan Chloe bersendawa dengan suara keras tepat di depan hidung Calista.

Calista refleks menutup hidungnya dan memelototi Chloe dengan jijik.

"ini yang terjadi kalau kamu keluar tanpa gosok gigi, begitu kamu membuka mulut maka bakteri di mulutmu akan menyebar dan membuat udara terpolusi" kata Chloe santai, lalu dia meletakkan gelas soda dan melangkah pergi tanpa ada perubahan ekspresi di wajahnya.

"hei.....gadis kemana kamu pergi ?" teriak kakek Margono.

"mencari orang waras untuk di ajak ngobrol" jawab Chloe tanpa menoleh.

"lihat kelakuan biadab gadis itu, dia hanya menempel pada temannya yang kaya, tapi sikapnya sombong, seakan-akan dia yang memiliki seluruh dunia" Calista mengutuk Chloe, lalu kembali berbalik menatap kakek Margono "tuan, anda sudah berusia dan saya yakin anda pasti orang kaya, apa pun hubungan anda dengan Chloe sebaiknya anda segera mengakhirinya, sebelum dia mengeruk semua kekayaan anda, itu saran saya"

Ketika mendengar saran Calista, kakek Margono mengusap dagunya dan bergumam "kamu benar, setiap kali gadis itu selalu membuat saldo rekeningku berkurang, bahkan dia tidak segan-segan menukar anak-anaknya dengan uang"

Mendengar gumamam kakek Margono mata Calista makin berbinar "nah tuan, tunggu apa lagi, sebaiknya segera putuskan hubungan anda dengan dia, saya yakin anak-anaknya pasti anak haram"

"tidak, anak-anaknya memiliki ayah yang sah" jelas kakek Margono

Calista kaget "maaf, lalu apakah anda bapak dari anak-anaknya ?" korek Calista

"bagaimana bisa! aku bukan orang tidak bermoral seperti itu, gadis itu menipu seorang pria baik-baik untuk menikahinya" bela kakek Margono

"kakek, istriku tidak menipuku tapi aku yang memanfaatkannya dan sekarang aku terjerat padanya" tiba-tiba Marco entah muncul dari mana sudah ada di samping kakek Margono.

"hah....kamu benar-benar terjerat, lihat bahkan kamu selalu membelanya tidak perduli apa yang terjadi" keluh kakek Margono pada cucu menantunya.

"kakek kami mau balik dulu, istriku sudah merindukan anak-anaknya" jelas Marco

"hah ? bukannya kalian bilang akan balik bareng ? di mana gadis nakal itu ?"

"dia sedang pamitan di nenek dan engkong Ming Liang"

"tunggu...kenapa tiba-tiba kalian mau balik, aku bahkan belum puas menggendong ke tiga cicitku dan gadis nakal itu sudah mengambil mereka kembali"

"kakek membuat dia sebal karna bergosip di depannya jadi dia mengambil ketiga bayi itu, bukankah kakek tau temperamen cucu kakek yang imut itu" jelas Marco tanpa lupa memuji istri mungilnya.

Calista yang masih berdiri di situ dan terabaikan mendengar semua obrolan dengan kepala berputar, mencoba mencerna hubungan antara kakek tua itu dengan Chloe dan ketiga bayi yang di sebutkan oleh pria tampan yang tiba-tiba muncul.

"ah sial.....aku bahkan sudah mentransfer 30jt untuk menggendong bayi-bayi itu selama seminggu, dan ini belum genap seminggu" kakek Margoni mengeluarkan ponsel dari kantongnya. "katakan pada gadis itu aku mentransfer 30jt lagi ke rekeningnya dan biarkan aku menggendong bayi-bayi itu selama seminggu lagi"

"apa yang kalian ributkan ?" nenek Margono berjalan ke arah pasangannya "Marco, Chloe menunggumu di luar"

Marco mengangguk lalu berpamitan pada pasangan tua Margono dan pergi untuk menemukan istrinya.

"tunggu.....Marco, lusa aku akan mengambil ketiga bayi itu" teriak kakek Margono tapi nenek Margono menariknya.

"Ming Liang mencarimu, ayo....."

dan pasangan tua itu pun kembalu ke meja mereka.

Lalu bagaimana dengan Calista ?

Calista tetap berdiri termangu di tempatnya, otaknya berpikir keras mencoba menebak hubungan antara Chloe dan kakek tua itu. Setelah pasangan tua itu pergi dia ingin bertanya pada seseorang yang mengenal mereka, tapi dia tidak tau siapa diantara para tamu yang kenal dengan mereka, karna sejak tadi dia memperhatikan bahwa setelah masuk ke dalam ruangan Chloe hanya menyapa beberapa orang sebelum berdiri di meja prasmanan dan kemudian pergi.

Akhirnya Calista kembali ke kursinya masih dengan kepala penuh tebakan.


next chapter
Load failed, please RETRY

Bab baru akan segera rilis Tulis ulasan

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C85
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk