Sambil menikmati potongan pizzanya yang entah kenapa rasanya jadi lebih enak dibanding pizza yang biasa Aqila makan, dia bercanda-canda dengan Ardan. Pemuda itu rupanya sangat asyik diajak bicara. Aqila merasa nyaman berbincang dengan Ardan. Meski kadang sedikit kaku, tapi Ardan punya wawasan yang luas dan cerdas.
"Kenapa kakak tidak mengambil beasiswa ke kairo waktu itu?" tanya Aqila setelah Ardan bercerita kalau dia dulu sempat mendapat tawaran sekolah di Mesir.
"Karena ibuku tidak boleh, Qila. Ya tepat sehari sebelum beliau berpulang. Mungkin sudah jalannya seperti itu. Aku selalu yakin Allah punya rencana yang lebih baik. Dan di sinilah Allah memilihkan jalan hidup untukku. Yaitu tinggal bersama Mama Arumi dan Papa Rayyan yang sangat baik padaku. Ada kamu dan Axel yang juga mau menerimaku dengan baik. Aku jadi merasa tidak sendiri sekarang."
"Maafin aku ya kak. Karena aku sempat jutekin kakak kemarin-kemarin." ucap Aqila dengan tatapan penuh penyesalan.