Di menara jam Dermaga Balam Timur, Klein bersembunyi di dalam kegelapan sambil mengenakan sebuah topeng badut dan diam-diam menatap asrama Serikat Buruh Dermaga. Sebuah kapal udara melayang di atasnya.
Dia tidak bisa melihat detail pertempuran itu, dan dia pun tidak memiliki cara untuk mengetahui perkembangan operasi di dalam gedung bata merah itu. Yang bisa dia lakukan hanyalah bertahan dan menentukan situasinya dengan mengamati perubahan di sekitarnya dan titik hitam yang sesekali lewat.
Saat itu, dia melihat semua lampu gas di area itu padam.
Semua lampu gasnya mati!
Di sana gelap gulita!
Tepat pada saat itu juga, perasaan yang meninggalkan kesan yang sangat dalam pada dirinya, meledak dari bangunan bata merah kecil itu. Bahkan dari kejauhan, Klein tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetaran; kakinya menjadi lemas, dan dia pun menekuk pinggangnya.
Itu adalah perasaan sedang diremehkan, sebuah perasaan yang menekan semangat seseorang.