"Kalau begitu kita akan pulang ke Indonesia Minggu depan. Tapi, kamu jangan bilang-bilang ke Mommy ya!" Kata Kevan sambil tersenyum.
Ia terpaksa melakukan ini karena tidak tega dengan putranya. Zian pun langsung mengangguk sambil tersenyum. Ia bahagia karena sebentar lagi ia akan bertemu orang-orang yang dia rindu.
"Ya sudah! Daddy mau mandi dulu. Kamu, lanjutin bacanya ya!" Lanjut Kevan sembari mengusap rambut Zian. Hati Kevan benar-benar bimbang, di lain sisi ia tau bagaimana watak istrinya akan tetapi ia tidak tahan melihat putranya yang akan beranjak dewasa itu hidup dalam kesunyian dan keterpurukan karena semua keinginannya tidak juga di penuhi.
Keesokkan harinya. Elisya hendak pergi menuju pesta temannya. Ia pun meminta Kevan untuk menemaninya. Sementa Zian tidak tertarik untuk ikut, ia malah mengunci diri di kamarnya.