"It's impossible, sudah lihat," bantah Mike. "Jadi kau tidak memakai celana dalam di bawah?" kekehnya sambil mengecup bibir si manis. "Ternyata begini kelakuan istriku kalau ditinggal. Mmh, mmh. Sudah keluar berapa kali barusan? Phi boleh gabung tidak untuk bermain?"
"Phiii, jangan—" Ace menutup kedua pahanya. Remaja itu tidak sanggup disentuh sekarang, mungkin karena sudah kehilangan muka dan harga dirinya. Ace segan dan ingin lari jauh, mungkin lenyap dari muka bumi lebih bagus. Namun di bawah selimut Mike makin menjadi-jadi. Jemari itu merambat dan membelai ke selangkangan. "Ahh—mm ...."
"Basah." Sudut bibir Mike naik ke atas. Dia menyerang jemari Ace dengan miliknya, semua dipindah daripada mengganggu proses menggoda. "Ckckck, diam-diam kau pandai menyentuh ini, hm? Bagaimana rasanya main sendiri? Apa kau menyebut nama Phi?"
"B-Bukan begitu—"
Bola mata Ace kemerlapan.