Ace pun segera menemui sang suami. "Ah, ada Phi. Mau es krim ...."
"Sip, apa lagi?"
Si manis terseok karena ingin bertemu Mike segera. Untung dia tidak jadi jatuh, Mike sigap meremas lengan Ace dan menahannya. Pinggang Mike dilingkari dengan dua lengan kurus itu. "Peluk Phi Mike," katanya, manja-manja. "Jangan langsung pergi dulu ...."
Mike tidak tahan menepuk ubun istri mungilnya. "Ha ha ha, ini sudah," katanya. "Tapi kenapa suaramu begitu? Pilek atau karena baru tidur? Kok tidak sekalian mandi? Ini sudah jam 5 sore lho. Nanti kumannya bertumbuh pesat."
Ace Nattarylie tetap mendongak dan tidak mengatakan apapun. Matanya seperti menggoda Mike, meski remaja itu sedang sedih. Dia tidak tahu seberapa lucu ekspresi yang dibuatnya. "Iya habis ini mandi," katanya. "Tapi Phi Mike tidak lama kan? Beli-nya jangan jauh-jauh ya. Kenapa tidak makan makanan di hotel saja?"
"Huh? Memang kau sendiri tak bosan?"
"Mn, iya sih Phi."
"—kan?"
"Phi, tapi aku mau bilang sesuatu dulu."
"Hm?"