Aku melepas bajuku dan memakaikannya ke wanita itu. Setidaknya untuk sementara dia bisa menutupi tubuhnya yang seksi itu dengan sebuah kain. Aku lalu memandang laki-laki yang masih tak sadarkan diri itu dan menghampirinya.
Tanpa peduli aku lalu melepas bajunya dan memakainya untuk diriku sendiri. Setelah itu aku mengangkat wanita itu yang mana masih gemetaran dan membawanya layaknya seorang putri.
"Kemana kita akan pergi?" Tanyaku memastikan, meski aku sudah tau bahwa akan membawanya ke uks sekolah.
"Bawa saja aku ke uks. Aku akan istirahat di sana. Bisakah kau tak memberi tau siapapun?" Tanya wanita itu ahirnya mau berbicara dengan lemah.
"Tenang saja, aku tak akan bilang kepada siapapun." Balasku dengan senyum.
"Lagi pula, bagaimana bisa kau di perkosa olehnya?" tanyaku lagi.
"Dia memberiku sebuah potion yang membuatku tak bisa mengeluarkan energiku dan menyumbat meridianku" Jawabnya semabri bersedih.
"Bagaimana bisa kau menerima hal seperti itu?"
"Dia adalah pacarku, aku tak mengira dia akan memberiku hal seperti itu. Dia berkata bahwa itu adalah potion biasa" Jelasnya saat air mata mulai terbentuk di sudut matanya.
"Sudah-sudah. Saat ini kau sudah selamat, jadi jangan khawatir"
"Hee'emm" Dia mengangguk dan membenamkan kepalanya ke dadaku. Aku langsung saja membawanya ke uks yang mana jaraknya sedikit jauh. Saat dalam perjalanan beberapa murid melihat kami dan bertanya-tanya apa yang terjadi, namun mereka terlalu takut untuk mengehentikan kami dan hanya bergumam sendiri.
Aku mengabaikan mereka dan tetap membopongnya sampai ke uks. Saat kami sampai di uks, kami di sambut oleh seorang guru yang bertugas mengawasi uks. Melihat kedatangan kami, dia langsung bangkit dari tempatnya dan bertanya.
"Apa yang terjadi? Apakah dia mengalami kecelakaan?" tanyanya.
Jika kau bisa berkomentar, guru pengawas di depanku ini sangat seksi. Dengan rambut panjang hitam, kacamata besar, mata almon, dada montok, pinggang ramping dan bokong yang megah. Semua bagian tubuhnya adalah kemewahan untuk orang yang bisa memilikinya. Dengan baju seorang dokter yang mengenakan rok pendek bahkan hampir mengungkapkan celana dalamnya. Dan dadanya seperti ingin keluar dari baju yang dia kenakan.
'Ohhh sungguh sebuah maha karya' Gumamku.
Aku lalu menjelaskan bahwa wanita di tanganku ini mengalami kecelakaan saat berlatih dan dia tidak sengaja membuat miridiannya tersumbat dan dia tak dapat mengeluarkan energi. Guru itu mengangguk dan mengambil alih wanita itu lalu membawanya ke tempat tidur sebelum memberiku beberapa pertanyaan lagi.
Aku menjawab semua yang ingin di tanyakan guru itu dengan kebohongan, tak menceritakan perihal dia yang di jebak oleh kekasihnya sendiri untuk meminum obat itu. Setelah puas menanyaiku dia lalu mulai membuat laporan dan memeriksa keadaan wanita itu. Saat itulah aku pamit untuk keluar dan membiarkannya istirahat.
Saat aku akan pergi, wanita itu memanggilku dengan suara lemahnya dan berkata.
"Te-terima kasih" katanya.
Aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepalaku "Tidak masalah" dan menjawabnya.
Saat aku keluar dari uks, sudah banyak anak-anak kelas 1 dan 2 yang berkerumun di sekitar pintu masuk uks ingin mengetahui apa yang terjadi. Beberapa anak yang lebih berani mencoba menanyaiku, namun aku hanya menjawab bahwa aku sudah menemukannya dalam keadaan seperti itu.
Mereka juga mengira perkataanku benar karena baju yang di kenakan anak itu adalah baju anak kelas satu. Sedangkan beberapa anak merasa asing denganku karena aku memakai baju anak kelas 2 namun gelang yang aku pakai adalah gelang merah. Orang yang pintar segera menganggap ceritaku aneh namun tidak meneruskan pertanyaan mereka. Mereka tau pasti ada alasan kenapa aku tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya.
...
Aku tengah berada di depan sekolah, menunggu kedatangan mobil yang seharusnya menjemput kami. Paula dan Naula sedang berbincang-bincang dengan teman-teman mereka. Saat aku memikirkan sesuatu tiba-tiba telingaku berbunyi. Aku lalu mengarahkan tanganku dan menekan bagian belakang telingaku sebelum sebuah suara datang ke telingaku.
"Tuan ada masalah di perusahaan nyonya" kata suara itu. Aku mengerutkan kening dan memikirkan sebuah kemungkinan sebelum bertanya.
"Masalah apa?"
"Perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan nyonya sedang berusaha untuk bekerja sama dengan perusahaan kura-kura hitam yang adalah pesaing dari perusahaan nyonya" Aku mengerutkan kening mendengar hal ini. Jika tak salah ingat, perusahaan itu adalah sebuah perusahaan dari seorang kepercayaan ibu yang mana dana dari perusahaan itu berasal dari perusahaan ibu. Seharusnya pemegang saham dari perusahaan itu adalah ibuku. Bagaimana bisa dia bekerja sama dengan perusahaan kura-kura hitam?
"Apa yang membuatmu yakin akan hal ini?" tanyaku kembali.
"Mata dan telinga yang kita tanam di perusahaan itu baru saja melaporkan bahwa mereka di ajak ke sebuah pertemuan penting yang mana pertemuan itu merencanakan untuk menjatuhkan perusahaan nyonya" Aku tiba-tiba merasakan kemarahan yang meluap-luap dalam hatiku. Bagaimana bisa seorang yang mandapat bantuan dari ibuku berusaha untuk menikamnya dari belakang.
"Siapkan segala sesuatunya, sepertinya aku perlu mengunjungi seseorang" Jelasku.
"Baik tuan" Jawab suara wanita itu.
Saat aku selesai dengan percakapan itu. Mobil penjemput kami datang yang mana di dalamnya sudah ada ibu dan Diana yang menunggu kami dalam mobil. Aku langsung memasuki mobil yang mana memang aku sudah di dekat tempat pemberhentian mobil. Sedangkan Paula dan Naula melihat kedatangan mobil dan mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman mereka sebelum pergi mendatangi kami. Setelah memasuki mobil, mereka melambai ke arah teman-teman mereka dengan senyum di wajah mereka.
Namun tanpa ada yang memperhatikan, saat kami mulai menjauh dari teman-teman Paula dan Naula aku sedikit melihat senyum cibiran di ekspresi mereka. Aku yang hanya mengetahui ini hanya bisa pasrah karena memang selalu seperti ini.
Saat di jalan, Paula dan Naula mulai bercerita tentang soulpower mereka yang baru aku tau bahwa soulpower mereka adalah seekor harimau lucu yang berwarna putih silver dan hitam. Sedangkan untukku Paula dan Naula menceritakan soulpowerku yang membuat mereka agak sedih. Namun saat ibu mendengarnya dia melihat ke arahku dengan wajah terkejutnya.
Ahh sial, aku tau bahwa ibu pasti tau tentang hal itu jadi aku hanya bisa tersenyum bodoh dan tertawa kecil. Untungnya ibu tak memperpanjang masalah ini dan mendengarkan cerita dari Paula dan Naula kembali. Mereka juga bertanya hal apa yang terjadi di tempat penelitian ke Diana yang dia jawab dengan.
"Yah terjadi hal seperti biasa dimana aku menemukan beberapa senjata magic baru dan hal-hal lain" Jawab Diana santai. Aku dan yang lain hanya bisa tertawa mendengar penjelasan Diana karena kami tau bahwa seorang sepertinya menemukan sesuatu baru adalah hal biasa. Yah untuk keluaga ini memang tak bisa di lihat dengan kacamata orang biasa sepertiku memang.
Setelah beberapa saat kami sampai di rumah dan langsung memasuki rumah. Aku merasa sangat lelah hingga ingin beristirahat dalam kamarku untuk sesaat. Namun sebelum bahakan aku bisa mencapai kamarku tanganku di pegang oleh tangan yang halus namun kuat. Saat aku melihat ke belakang aku sudah tau bahwa Paula lah yang memegang tanganku. Dengan seringai dia berkata.
"Hehe ayo latihan dulu sebentar"
'oh shiiit'