Unduh Aplikasi
14.91% Oh My Gay / Chapter 17: Cemburu Pertama Moon

Bab 17: Cemburu Pertama Moon

"Kau cemburu, bukan?" tanya Earth. "Kalau kau cemburu, aku senang, Moon."

Deg

Moon kembali melihat Earth, dengan mata yang membesar.

"Earth! Bukan seperti itu—"

"Aku menganggap kau cemburu, karena kau kesal sejak melihat postingan itu, bukan? Aku berada di sini pagi-pagi sekali untuk menjelaskan padamu kalau kau hanya salah paham saja. Aku tidak ada hubungan apapun dengan Kak Nine dan bahkan aku tidak mengenal Kak Nine dengan baik. Bukankah kau tahu, wanita yang kucinta selama tiga tahun terkahir ini hanya kau seorang?"

Moon kembali memalingkah pandangannya. Kali ini bukan karena marah ataupun perasaan kesal, tetapi karena ia tersipu dengan ucapan Earth.

"Moon …."

"Sudahlah, Earth. Aku mau ke kelas," ucapnya, Moon mengalihkan pembicaraan dan kemudian berlalu.

Kali ini Earth sama sekali tidak menahan maupun mengejarnya. Ia hanya tersenyum melihat punggung Moon yang berlalu semakin jauh.

"Ternyata kau benar mencintaiku, Moon. Terima kasih telah cemburu," gumam Earth, mengerti makna dari sikap Moon yang seperti itu.

Earth memilih untuk berlalu dari gedung fakultas itu dan menuju ke kelasnya yang berada di gedung lain. Tidak sengaja, ia bertemu dengan Sky dan Cloud saat dalam perjalanan. Sky yang terlihat cuek dengan tidak menoleh ke arah Earth sama sekali, sementara Cloud yang memasang senyum sinis yang ia umbar kepada Earth.

Earth memilih untuk tidak menggubrisnya dan tetap melanjutkan perjalanannya. Karena jika ia menilai kalau senyum Cloud itu mengejek, sepertinya mereka lagi-lagi akan bertengkar dan menimbulkan keributan.

'Masih pagi, kau harus sabar, Earth,' batin Earth, menahan sendiri emosinya.

***

First, Two, Sky dan Earth sudah hampir satu jam duduk di tepi danau buatan yang ada di kampus mereka. Mereka sama sekali belum memulai latihan ataupun pengambilan video. Dengan alasan Moon yang belum hadir di antara mereka.

"Adegan kali ini, adalah adegan kau dengan Sky. Sepertinya kita tidak perlu menunggu Moon," ujar Two, merasa sudah jenuh menunggu.

"Sebaiknya kita tunggu saja," balas Sky, merasa kalau satu team harus memulainya dengan bersama-sama.

"Sepertinya kita tidak bisa latihan ataupun pengambilan video hari ini," ujar Earth, ia juga tidak bisa menghubungi kekasihnya.

"Apa kalian bertengkar?" tanya First, sudah mulai curiga dengan gerak-gerik Earth.

"Aku harus pergi—"

"Sudah menunggu lama?"

Keempat pria itu menoleh dengan menengadahkan kepalanya ke arah sumber suara. Terlihat Moon yang datang dengan sebuah bungkusan besar yang kemudian ia letakkan di atas rumput, dekat dengan tempat duduk teman-temannya.

"Maaf membuat kalian menunggu lama. Aku membeli makanan dulu untuk makan siang kita," ujar Moon, kemudian ia menoleh pada Earth yang terlihat diam dan terperangan dengan kehadiran Moon.

"Kau datang juga …," ucap Earth.

"Ponselku mati saat hendak membalas pesanmu. Maaf, ya …."

Ada perasaan lega di hati Earth saat tahu kalau kekasihnya sudah tidak lagi marah kepadanya. Atau ini hanya berpura-pura saja karena sedang ada project dan sedang berada di depan teman-teman, Earth juga tidak tahu. Tapi yang terpenting, saat ini Moon hadir dan merubah mood nya menjadi jauh lebih baik.

"Baiklah, kalau begitu kita mulai latihannya!"

***

Hari sudah tak lagi menampakkan cahaya matahari. Langit gelap, hanya diterangi oleh bintang dan bulan bungkuk yang tidak begitu sempurna menerangi malam. First, Two dan Sky tengah melihat-lihat hasil video latihan mereka tadi siang. Karena jika sudah sempurna, akhir pekan ini mereka akan memulai pengambilan video yang akan dijadikan film pendek untuk tugas mereka.

Sementara itu, Moon dan Earth kini tengah duduk bersama, sembari menatap langit yang tidak menyilaukan dengan gelapnya.

"Kau masih marah padaku?" tanya Earth, sebenarnya ia ragu untuk bertanya, khawatir kalau sikap manis Moon hanyalah akting di depan teman-teman Earth.

"Kau ingin aku mendiamimu lagi?" Moon balik bertanya.

"Jangan! Hari-hariku sangat kacau jika kau diam seperti itu. Aku pasti akan selalu merasa bersalah padamu," jawab Earth.

"Kau tidak salah, untuk apa merasa bersalah. Lagipula … benar juga apa yang kau katakan tadi pagi. Aku … memang cemburu," ujar Moon, kemudian ia menunduk seperti malu untuk mengakuinya.

Earth yang merasa menang dan senang karena dugaannya benar, menjadi bangga pada dirinya sendiri karena sudah dicemburui seperti itu oleh kekasihnya. Karena itu tandanya kalau Moon memang mencintainya. Sudah cukup banyak dan tak terhitung Earth yang menahan diri setiap kali ada pria yang mendekati ataupun mengganggu Moon selama ini. Sekarang, untuk pertama kalinya ia dicemburui oleh Moon sepanjang sejarah.

"Nine sangat cantik dan juga populer. Jika kau benar mendekatinya, aku akan mendiamimu lebih dari ini," ujar Moon, seperti mengancam.

"Oke, sayang … kau tidak perlu khawatir soal itu. Aku sangat mencintaimu dan tidak akan pernah berpaling ke wanita lain," balas Earth, meyakinkan Moon kalau Moon adalah satu-satunya.

"Tidak berpaling ke wanita lain, tapi berpaling pada pria lain."

DEG

Suara seseorang menyahuti dari belakang, membuat Earth dan Moon yang merasa terganggu, memilih untuk meoleh dan melihat siapa pria itu.

"Kau lagi …," gerutu Earth, saat melihat kehadiran Cloud.

"Seperti tidak senang melihatku," balas Cloud terkekeh. "Hai, Moon … aku hanya ingin menjemput Sky saja. Tidak ingin mengganggu kalian. Kalau begitu, aku akan menghampiri adikku di sana," ujar Cloud, kemudian berlalu.

Earth dan Moon masih diam, menunggu Cloud benar-benar menjauh dulu dari mereka.

"Tidak ingin mengganggu tapi sudah mengganggu!" gerutu Earth, tidak senang dengan kehadiran Cloud.

"Sudah, Earth … aku juga kesal, sama sepertimu. Tapi tidak perlu menggerutu terus seperti itu, haha …," ujar Moon, berusaha mencairkan suasana.

Moon tahu kalau Earth sangat tidak menyukai Cloud dan juga Sky. Tapi ia tidak tahu apa penyebebab kekasihnya itu membenci mereka berdua. Ia akui, Cloud adalah pemuda yang cukup menyebalkan, tapi sepertinya benci Earth kepada Cloud sudah mendarah daging. Sementara Sky yang sama sekali tidak pernah membuat masalah saja, Earth juga membencinya. Apa itu karena faktor keturunan? Earth yang membenci Cloud, juga membenci Sky karena adik dari Cloud?

***

Mobil Cloud masuk ke dalam halaman rumah mereka yang sangat luas. Belum juga Cluod mematikan mesin mobil, Sky sudah melepas seat belt dan bergegas keluar dari dalam mobil.

"Eh, tunggu dulu!" seru Cloud, menahan Sky dengna menarik lengan tangan adiknya itu dan memintanya agar tetap berada dalam mobil. "Ada yang ingin aku bicarakan."

"Apa lagi? Biasanya kau selalu saja menggoda atau ingin mengejekku bersama Earth, bukan?" tanya Sky, ia sudah bisa menebaknya.

"Hmmm, memang ingin membicarakan tentangmu dan Earth, tapi bukan untuk mengejek," jawab Cloud.

"Lalu?"

"Aku melihat skrip milik kalian berdua. Apa benar ada adegan dimana kau dan Earth harus berciuman?"


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C17
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk