Di menara utara, Lucifer yang juga sedang ditahan dalam penjara yang dilapisi oleh sihir, terus berteriak kepada ksatria-ksatria yang ditugaskan untuk mengawasinya.
"LEPASKAN AKU!" Dia terus berteriak namun, sesuai dengan apa yang sudah diperintahkan oleh Rion, ksatria-ksatria yang menjaganya tidak memedulikan teriakannya.
Tangannya sudah berlumuran darah akibat memukul teralis yang dilapisi oleh sinar biru.
"Apakah tidak apa-apa kita membiarkannya seperti itu?" Ksatria yang menjaganya merasa khawatir ketika melihatnya terus memukul teralis. Suara keributan yang dia ciptakan sudah seperti hewan buas yang mengamuk.
"Ini adalah perintah raja dan pimpinan agar tidak melepaskannya."
Waktu terus berlalu, Lucifer akhirnya berhenti memukul teralis. Dia mundur dengan langkah zig-zag kemudian bersandar di dinding dengan wajah yang sangat lelah.
Nafasnya terengah-engah dan keringat membanjiri wajahnya.