Lucas pun datang ke rumah Aza sungguhan pada keesokan harinya. Seperti yang Lucas duga, Aza akan menyambutnya di depan rumah dengan senyuman lebar meski permainan gitarnya jadi terinterupsi. Dia pun berteriak dengan kecang.
"KAK AZA!"
"HEI!"
Lucas juga tidak bilang permisi terlebih dahulu saat masuk ke dalam rumah itu. Di dalam sana memang tidak terlalu mewah seperti kediamannya, namun lebih dari cukup kalau digunakan tidur satu orang lelaki yang sudah yatim piatu karena orangtuanya memang sudah tua ketika dia dilahirkan.
Karena itulah … Lucas cukup senang menghabiskan waktu dengan Aza kalau sedang bosan. Toh adik sepupunya itu takkan menolak—justru sangat senang dengan kehadirannya karena sambil membawa makanan dan jajan dari super market.
"Ini buat teman main game kita seharian…"
"Wooahhhhooo!" seru Aza. Dia langsung menyambar keresek di tangan Lucas dan kemudian mengambil salah satu roti di dalamnya dengan senang. "Makasih, Kak! Yang ini memang favoritku!"
Kalian nyangka nggak kalo semua itu hanya mimpi? Wkwkwkwk... Kena prank kalean... yakali babnya bari segini udah mati semua. Menyedihkan banget novelnya awowowkwok