Unduh Aplikasi
30.48% My Possessive Brother / Chapter 25: Bab 25. Paranoit

Bab 25: Bab 25. Paranoit

"kita lihat saja nanti, kalian tidak akan pernah tenang Willshon" ucap Beny sambil tersenyum sinis.

***

Seolah masih berkutat dengan pikirannya yang kalut. Lexsa terus menatap gelisah sekelilingnya walaupun ekspresi tenangnya berhasil menyembunyikan semua itu. Tapi tetap saja ketidak fokusan nya dalam pelajaran hari ini cukup membuktikan semuanya. Dan tentu itu menarik perhatian sahabat-sahabatnya yang sedari tadi menangkap gelagat aneh dari seorang Alexsa Willshon tersebut

"ada apa" tanya Bella yang memang duduk di sebelahnya.

" tidak ada" jawab Lexsa tenang seolah tak terjadi apa apa

" lo bohong, kalau memang gak ada apa-apa seharusnya lo bisa fokus dengan pelajaran Miss Sandra" balas Bella lagi mencoba memojokkan Lexsa untuk mau buka mulut.

"gue fokus" balas Lexsa masih keras kepala.

Bella menatap kesal gadis disampingnya ini yang memang sangat terkenal keras kepala itu.

" fokus!! " ucap Bella mengejek " dengan beberapa peringatan dari Miss Sandra itu yang Lo bilang fokus, bahkan menjawab pertanyaan Miss Sandra melenceng dari pertanyaannya dan lo masih bilang itu fokus" lanjut Bella kesal

"pertanyaanya saja yang memang susah" balas Lexsa mengelak.

"sejak kapan seorang Alexsa willshon menilai sebuah pertanyaan itu susah, dan ini pelajaran bahasa ingris yang bahkan sudah lo kuasai sejak lo kecil. " ucap Bella lagi.

Sahabat yang satu ini memang tak mau mengalah. Tapi bukan seperti Lexsa yang biasanya. Seorang Lexsa tidak akan memberikan alasan murahan seperti itu.

"ada apa" tanya Bella lagi.

"gue hanya lelah, setelah berdebat dan di buat badmood sama kak Alex" sukses alasan itu keluar dengan lancarnya dari bibir Lexsa

Bella mencoba percaya dengan alasan yang baru saja lolos dari bibir sahabatnya itu yang memang terdengar lebih meyakinkan .

"biasanya itu tidak akan berpengaruh besar sama lo, lagian bukan hal baru kalau kalian berantem bukan " balas Bella lagi masih mencoba mencari tahu .

" sangat terdengar aneh' timpal Feby yang sedari tadi sibuk dengan buku barunya.

"dia bikin gue kesal tingkat dewa hari ini, di tambah gue harus berhadapan sama Mega salah satu fansgirlnya, sangat menyebalkan" ucap Lexsa dengan nada kesal. Dan coba menyakinkan sahabatnya dengan alasannya itu.

"Mega yang satu angkatan sama kita kan. Dia anak kelas sebelah dan dia satu klup sama gue" ucap Monika ikutan menimpali obrolah para sahabatnya yang mulai terdengar menarik itu.

"ada apa dengan cewek genit itu" tanya Sallsa yang sudah selesai dengan kegiatan nya.

" ya sepertinya dia serangga penganggu baru setelah si cabe" balas Lexsa lagi.

Yang masih berusaha bersikap tenang sekaligus menghilangkan teka- teki yang sedari tadi menyita pikirannya. Kemunculan

Beny masih menjadi teka-teki baginya, antara percaya dengan apa yang dilihatnya atau menganggapnya angin lalu, tentu Lexsa ingin menganggap nya angin lalu sebelum perasaan gelisah menghantuinya yang entah karena apa.

"kak Alex"

"iya dia kapten basket IHS kan... ganteng banget"

"ganteng banget"

Suara ribut-ribut itu mengalihkan perhatian mereka, tentu mereka heran dengan keadaan kelas yang tenang yang memang sekarang mereka sedang mengerjakan tugas fisika mereka karena guru yang bersangkutan sedang keluar kota karena sesuatu hal. Tapi keributan yang tiba-tiba ini menarik perhatian mereka, siapa sebenarnya yang menjadi objek keributan di kelasnya yang tenang itu

"ngapain dia kesini" ucap lexsa pelan saat meliihat reno dan kakak nya ternyata yang menciptakan kegaduhan dikelasnya.

"ada apa?" tanya Lexsa to the point

" seperti biasa ya princess kamu tidak suka basa basi' balas Alex tak peduli dengan tatapan menuntut dari adiknya.

"kemana seorang Alex Willson yang irit bicara, seperti nya jiwanya tertinggal dirumah" sindir Lexsa

Alex tersenyum miring, yang terlihat sangat menyebalkan dimata Lexsa. Tapi tidak dengan FS setianya yang akan selalu berteriak histeris saat melihat senyum itu yang bagi mereka sangat menggoda.

Lexsa menatap tak suka kearah teman-temannya yang sekarang sedang berteriak histeris karena senyum menyebalkan dari kakaknya itu.

"kemana larinya sikap anggun mereka kenapa sekarang mereka menjadi barbar begini"

Lexsa menatap tak suka dengan kelakuan menjijikkan teman sekelasnya itu, sungguh sangat mengganggu.

Alex menatap sekelingnya mencari Reno yangg sejak tadi hanya diam saat memasuki kelas ini.

"ck!! Ternyata dia sudah dengan pacarnya, pantas saja Hanya gue yang jadi sorotan para gadis menyebalkan ini" Alex menatap tak suka kearah Fansgirl nya kemudian beralih menatap tajam kearah teman satu timnya itu sekaligus sahabatnya.

"kami duluan ya" pamit Reno dengan tampang tak berdosa sambil mengandeng tangan Bella keluar dari kelas yang sangat ribut itu.

"Grandma meminta kita menemuinya sekarang" bisik Alex di telinga Lexsa. Tak memperdulikan panggilan manja dari beberapa gadis di kelas adiknya itu.

" untuk apa." tanya Lexsa heran.

"ayo" ucap Alex langsung membawa Lexsa keluar dari sana, tanpa harus menjawab pertanyaan adiknya yang tentu akan membuat mereka semakin lama terjebak diantara para gadis yang sedari tadi memanggilnya dengan nada yang sangat menjijikkan itu.

Lexsa akhirnya pastrah mengikuti kakaknya keluar dari kelas itu yang sudah tidak nyaman lagi sejak kakaknya dan Reno masuk kesana. Lexsa memutar matanya bosan melihat sikap dingin kakaknya saat menghadapi para gadis yang mencoba menggodanya. Yang menambah kesan cool padanya. Padahal bagi Lexsa lelaki yang paling menyebalkan itu adalah kakaknya.

"kalian hanya belum tahu, kalau lelaki yang sangat kalian puja ini, adalah lelaki yang paling menyebalkan sedunia. Tapi kalian tenang saja. Aku gak akan membiarkan kalian mendekatinya karena kalian tidak pantas untuknya"

Lexsa tersenyum sinis melihat bagaimana para gadis gadis itu menatap memuja kearah kakaknya.

"tidak seperti biasa" ucap Lexsa seolah sedang berpikir

"hn" sebuah gumaman yang terkadang menjadi ciri khas kakaknya lolos begitu saja dari bibir Alex.

" ini terkesan tersembunyi. Biasanya Grandma akan memanggil kita melalui radio sekolah bukan dengan cara menghubungi salah satu dari kita. Lagipula ini di sekolah, seperti bukan Grandma saja" ucap Lexsa mengungkapkan keheranannya.

"hn" balas Alex singkat, Lexsa menatap sebal kearah kakaknya yang mulai mengeluarkan kata kata ambigu itu yang kedua

kalinya

"kakak tahu kenapa' tanya Lexsa

"hn" balas Alex sambil mengangkat bahu pertanda tak tahu

"berhenti menggunakan kata kata ambigu itu, aku bukan cenayang yang tahu arti dari kata aneh itu" bals Lexsa kesal dengan anggapan kakaknya

" nanti kamu juga akan tahu princes" balas Alex menambah teka- teki baru dalam taknya

" sial!!" umpat Lexsa kesal.

Lexsa menghentakkan kakinya kesal dengan tanggapan kakaknya yang sama sekali tidak membantu.

"ayo masuk" ucap Alex dan membuka pintu kayu itu selebar mungkin.

Di depan mereka diatas kursi kebesarannya. Carla menatap dingin kearah cucu-cucu kesayangan ini, yang terkadang membuatnya naik darah Cuma karena kelakuan mereka yang kelewatan batas.

"ada apa Grandma memanggil kami?" tanya Lexsa dengan nada sopan, tentu dia tak ingin memancing emosi neneknya ini.

"dia sangat mirip dengan Amera Willshon, putri ku" ucap Carla membatin saat melihat kemiripan cucunya itu dengan putri kesayangannya.

"duduklah" perintah Carla sambil menunjuk salah satu sofa yang memang berada di kantor nya itu. Kemudian carla ikut bangun dari tempatnya dan duduk di depan cucu- cucunya. Tak lama setelah itu seorang perempuan cantik datang membawa minuman serta cemilan untuk mereka.

"apa kalian tahu apa kesalahan kalian," tanya Carla sambil menyeruput kopinya pelan.

"kami tidak melakukan hal-hal aneh Grandma" bantah Alex dengan nada dingin namun masih terkesan sopan, bagi siapa saja yang cukup mengenalnya tentu nada itu masih terkesan sopan.

Carla menghela nafas, lelah menghadapi sikap cucu-cucu kebanggaan keluarga willshon itu. Tapi dia tahu, dia tak boleh mengambil jalan menyerah dalam menghadapi sikap menyebalkan cucunya ini.

"apa yang kalian lakukan kemarin" tanya Carla mencoba memancing cucunya ini buka mulut dan mengakui kesalahan mereka.

"tidak ada, kami di rumah" balas Lexsa polos.

Alex yang mendengar itu rasanya ingin tertawa dengan jawaban polos adiknya yang tentu akan membuat Grandma mereka kesal. Bukannya dia tidak tahu kalau mereka dipanggil karena kejadian kemaren dimana mereka bolos secara bersamaan, dengan alasan yang bahkan tidak bermutu sedikitpun. Tentu dia sangat tahu prinsip Carla yang tidak menyukai orang-orang yang tidak disiplin.

"apa kalian sengaja membolos" tanya Carla mencoba mengatur emosinya.

"tidak ada kata tidak sengaja dalam membolos Grandma" balas Alex tenang. Carla tersenyum manis mendengar jawaban Alex. Alex yang tahu arti senyuman itu menghela nafas frustasi ternyata dia sudah menggali kubur sendiri, secara tidak langsung dia sudah mengakui kesalahan nya kemarin.

"bukan bearti karena kalian cucu dari pemilik sekolah ini, kalian bisa bolos sesuka hati kalian." Ucap Carla mengintimidasi.

Lexsa menelan ludah seolah-olah tengorokannya sangat kering sampai dia kesusahan. Padahal jus jeruk di depannya sudah setengah dia minum.

"kalian tahu apa hukumannya bukan" tanya Carla dengan senyuman iblisnya.

"tapi Grandma, kami baru kali ini tidak masuk. Lagipun kemarin kami tidak enak badan" balas Lexsa mencari alasan yang menerut dia masuk akal.

" kalian tidak pernah sakit secara bersamaan Princes" balas Carla dengan penekanan di setiap kalimat nya. Mendengar itu Alex tahu dia tidak bisa membantah dan mengelak lagi.

"sebagai hukumannya, kamu Alex. Kamu tidak boleh latihan basket selama dua minggu kedepan. Dan tentu sebagai gantinya kamu harus membereskan buku-buku di pustaka sepulang sekolah. Dan jangan mencoba untuk kabur Alex willshon karena kali ini Grandma akan mengawasi kamu." Ucap Carla dengan senyuman yang terus menghiasi bibirnya karena berhasil membungkam cucu nya yang sangat keras kepala ini.

"dan untuk kamu Princes, kamu tidak boleh latihan karate selama 2 minggu, kamu ini kan perempuan seharusnya bukan EXSKUL itu yang kamu ikuti. Dan sebagai gantinya kamu yang harus menyiapkan semua berkas-berkas Grandma selama dua minggu ini dan asisten pribadi Grandma yang akan mengawasi kamu." Ucap Carla yang berhasil membuat Lexsa melotot tak percaya, meninggalkan ekschool karate nya, yang benar saja, dia pasti tidak akan sanggup.

" tidak ada bantahan Lexsa atau kamu mau di perpanjang waktunya" balas Carla tak membiarkan Lexsa membantah ucapannya.

"Grandma tega" rajuk Lexsa sambil memakan beberapa cemilan yang ada di depannya seolah ingin menyalukan kekesalannya.

"apa grandma becanda, kenapa aku yang harus membereskan pustaka, lalu untuk apa petugas disana" balas Alex tak terima" dan juga kami ada pertandingan bulan depan, bagaimana bisa aku tidak berlatih gradma" lanjut Alex lagi.

"tidak ada bantahan Alex, dan Grandma tidak suka di bantah" balas Carla yang membuat Alex kesal, dan langsung pergi meninggalkan ruangan Carla dikuti Lexsa yang berusaha menyusul kakaknya yang sedang di sulut emosi itu.

Lexsa PROV:

Aku tahu dia marah, karena dijauhkan dari hal yang dia suka, tapi tidak juga dengan cara pergi begitu saja seperti ini, bagaimana kalau dia buat masalah nanti, dia benar-benar membuatku harus keliling sekolah untuk mencarinya.

Ku putari setiap ruangan yang ada disini, rasanya kaki ku sangat lelah, satu gedung lagi yang belum aku datangi , gedung olahraga. Tepat semua anak ekschool berkumpul. Aku berjalan pelan menuju tempat Gym. Rasanya lelah kalau harus terus berlari bukan.

Aku berjalan pelan, tapi rasanya ada yang mengikuti ku, entah siapa karena jelas-jelas tidak ada seorangpun yang mencurigakan disini. ku hentikan langkahku, ku edarkan pandanganku kesekeliling gedung ini, tapi tidak ada yang mencurigakan dimataku.

"mungkin hanya pikiran ku saja" pikir ku.

"haa. phakk" suara seperti orang berkelahi memenuhi gendang teligaku. aku tahu suara itu dari mana sebuah pintu yang sedikit terbuka mencuri perhatian ku.

"klup judo" entah apa yang terjadi padaku, aku tahu aku tipe orang yang cepat penasaran akan sesuatu hal. dan tentu aku harus tahu apa yang terjadi di sana, karena tidak biasanya di jam pelajaran klup ekschool ada orang.

ku buka sedikit pintu itu, agar tidak menghalangi pandangan ku, ku edarkan pandangan ku keseliling ruangan yang penuh dengan peralatan anak klup judo. ternyata mereka sedang berlatih disana. aku berniat pergi dari sana sebelum siluit putih itu berhasil membuat kubeku di tempat.

"Beny" gumam ku tak percaya.

tidak mungkin itu dia, bahkan tidak ada yang memperdulikan keberadaannya disana. dia sedang berdiri bersandar di dinding putih itu sambil memperhatikan mereka dengan tatapan dingin.

rasanya aku ingin pergi dari sini, tapi tidak bisa kakiku rasanya seperti di paku di lantai. aku takut, dia menatapku tajam, seperti ingin membunuhku, aku ingin kabur dari sini.

"kak Alex" gumam ku berusaha memanggilnya tapi rasanya sia- sia dia tak mungkin datang. bukan nya kau sedang mencari nya, seharusnya aku tidak mengintip ke ruangan ini. kalau aku harus melihatnya lagi.

rasanya aku benar benar ingin kabur sekarang, saat ku lihat Beny mulai berjalan ketempatku berdiri, kenapa semua anak judo seperti tidak menyadari keberadannya, apa dia hantu sehingga mereka tidak nampak. apa dia kesini berniat menghantuiku apa dia mau meneror ku. dan dia berhasil, rasanya rasa takut ini benar-benar membunuh ku, aku takut hantu.

aku melangkah mundur, tapi rasanya aku berjalan ditempat. ku rasakan seseorang menyentuh bahuku pelan.

"AAAAA"......

END Lexsa Prov:

Alex menatap aneh kearah seorang gadis yang berdiri di depan nya yang sedang mengintip ruang ekschool judo.

"Alexsa" gumam Alex setelah tahu siapa gadis di depannya.

Alex tersenyum jail, sebuah ide muncul di otaknya. alex mendekat dengan langkah pelan. di ulurkan tangannya pelan kemudian mendarat dengan mulus di bahu Lexsa.

"AAAAA"

"hy ini gue kali" balas Alex sambil membalikkan tubuh adiknya yang terkejut seperti baru melihat hantu.

" kak Alex" ucap Lexsa pelan seoalh bersyukur karena bukan hantu yang menyentuh bahunya.

"kenapa" tanya Alex heran dengan reaksi berlebihan dari gadis di depannya ini.

"tidak ada ,, ayo pergi" balas Lexsa seolah menghindar dari pertanyaan Alex .

Alex menatap heran adiknya, tapi dia sedang lelah kalau harus berdebat lagi, apalagi dia harus memulai hukumannya hari ini. dan tentu dia tidak bisa kabur kali ini.

seseorang yang sedari tadi menatap tajam kearah mereka tersenyum senang dengan hasil yang diperolehnya hari ini.

"ada apa" tanya seseorang yang masih memakai pakaian khusus anak judo.

"apa lo gak ada kerjaan lain selain melihat kami latihan, lagipula bukannya kita dilarang memasuki klup saat bukan jam ekschool" protes yang lainnya

"anggap saja kalian menyambut gue disini" balas lelaki itu yang sedari tadi hanya memperhatikan aktifitas timnya.

"oa sepertinya gue tadi dengar orang berteriak diluar.. apa lo dengar Ben" tanya salah seorang anggota klup judo, kemudian berjalan mendekati Beny yang masih berdiri Bersandar di dinding.

" hn" balas Beny dengan tersenyum sinis..

"dasar aneh" balas salah satu diantara mereka..

" gue balik" balas Beny sambil berlalu meninggalkan rekan satu timnya yang sekarang sedang jengkel dengan sikapnya yang seenaknya itu..

sebuah senyum iblis terpatri di bibirnya. seolah sedang menyiapkan rencana untuk menghancurkan siapa saja yang dia inginkan.

"permainan baru akan dimulai Wilshon ".

***


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C25
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk