Saat pagi, Bryana dan Dean mengantar Raymond dan Monica ke Bandara ternama di Jakarta, karena jadwal keberangkatan menuju Swiss akan tiba sekitar 30 menit lagi. Mereka pun berdiri di ruang tunggu di mana banyak para calon penumpang sedang berpamitan pada keluarga, ada yang memilih untuk santai sambil memainkan ponsel, adapula yang masih sibuk mempersiapkan sesuatu untuk cek in.
Bryana menatap sendu pada Monica yang sudah beberapa tahun selalu menemaninya di kantor sebagai sekretaris, orang kepercayaan sekaligus sahabat terbaiknya setelah Soraya. "Monica ...."
"Jangan menangis, kita pasti akan bertemu lagi," seru Monica sambil memeluk Bryana yang malah menangis tersedu-sedu.
"Aku senang kamu menjadi kakak iparku, tapi rasanya sakit sekali melihatmu pergi. Aku tidak punya teman mengobrol, teman curhat dan ... Aku pasti akan sangat kesepian," ucap Bryana dalam tangisnya.
"Kan masih ada Soraya."