Unduh Aplikasi
97.14% Mr.Punishment / Chapter 34: Possessive Husband

Bab 34: Possessive Husband

Semua mata menatap ke arah meja di samping jendela dengan tatapan tertarik. Sudah cukup menyenangkan jika sebelumnya mereka menikmati ketampanan seorang pria dengan rambut coklat. Namun kini, seorang pria dengan ketampanan sempurna bermata hitam tajam juga telah masuk ke dalam jarak pandang mereka.

Kedua pria tampan itu saling menatap dengan tajam. Seruan tertahan memenuhi suasana kafe.

Lisa menatap Dave dalam diam. Lebih tepatnya, dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Haruskah dia memasang wajah menyesal? Santai? Atau wajah datar tanpa ekspresi. Walaupun kejadian seperti ini telah dia prediksikan sebelumnya, namun tentu saja, berada langsung dalam situasi ini terasa mengerikan.

Dave memiliki bola mata hitam yang cerah. Dia akan tampak mempesona ketika tersenyum cerah, tetapi akan terlihat sangat menyeramkan ketika dia menatap dengan dingin, seperti saat ini.

Walaupun sifat yang Dave perlihatkan kepada karyawan kantor atau orang tidak dikenalnya adalah sifat dingin dan sikap acuh tak acuhnya, faktanya, Dave juga memiliki sikap posesif terhadap orang terdekatnya. Lisa menyadari hal itu sejak pertemuan pertama Dave dengan Jessy dahulu.

Hingga mereka akhirnya menikah, sifat-sifat Dave yang lain yang sama menjengkelkannya bagi Lisa, memang disembunyikannya di balik mata elangnya tersebut.

"O-ooh, kamu datang?" Lisa bertanya pelan kepada Dave, sedikit terbata.

Dave menatap Lisa, tanpa ekspresi.

Lima detik masih hening. Hingga Dave akhirnya tersenyum lembut kepada Lisa.

Dave menarik pinggang Lisa, memeluknya dengan mesra. "Iya, sayang." Dave menyisipkan rambut Lisa ke belakang telinganya. Mengelus wajah Lisa dengan gerakan lembut. Satu tangannya masih erat memeluk pinggang Lisa.

Lisa berusaha tersenyum manis sebagai balasannya. Dia tahu pasti, senyuman Dave itu tengah dipaksakan. Dia tengah memperingati Lisa di hadapan banyak orang yang kini sedang asyik menonton mereka, berseru tertahan.

Mereka mungkin saja tidak mengenal Dave atau Lisa, tetapi melihat seorang pria tampan dengan setelan jas hitam yang merupakan tipe ideal banyak wanita, kini tengah memainkan satu adegan romantis, mengumumkan hubungan di khalayak publik. Jangan lupakan satu pria tampan lain yang tengah menatap cemburu kepada pasangan tersebut. Tentu saja mereka tertarik.

"Hai, Mr. Davier. Ron Alson, Lisa's friend." Ron menyapa, membuat Dave yang sebelumnya masih menatap Lisa dengan manis, kini melihat ke arahnya.

Dave menatap uluran tangan Ron dengan datar, bergantian menatap wajah Ron.

"Davier William, her lovely husband." Dave tersenyum, balas menjabat tangan Ron. Ekspresinya terlihat bangga, puas dengan jawabannya sendiri.

Sementara Lisa menatap Dave dengan penuh tanya. Lovely husband? Dave? Astaga!

"Well, silahkan duduk." Ron mempersilahkan, dia sendiri juga kembali ke posisi duduknya.

Setelah mengambil posisi duduk masing-masing, hening beberapa detik.

Lisa menatap Dave dan Ron secara bergantian. Kontras penampilan mereka berdua memang sangat terlihat. Baik dari segi penampilan dan wajah.

Ron yang berjarak satu tahun di atasku, memiliki wajah pria muda dengan wajah dan ekspresi menyenangkan setiap kali dia tersenyum. Pakaiannya juga casual, tidak terlalu formal dan tidak terlalu santai. Dia akan membuat gadis-gadis muda mampu menatapnya seharian dengan wajah manisnya.

Sedangkan Dave, dengan garis wajah dan tatapan matanya yang tegas, membuatnya memiliki kesan dingin dan kuat. Setelan kemeja hitam yang membalut bahu lebar dan tubuh sempurna membuat kesan dewasa sesuai usianya. Wanita-wanita karir akan menjadikannya sebagai suami impian.

Dan Lisa yang masih tergolong gadis, tentu saja lebih menyukai semua tentang Ron yang manis. Wajah Idol K-pop miliknya adalah Favorit Lisa.

Lisa menatap Dave yang kini duduk menyilangkan kakinya dan tengah menatapnya datar.

Lisa hanya tersenyum kecil, bingung harus berkata apa, mulutnya bungkam.

"Ngomong-ngomong, bagaimana aku harus memanggilmu? Tuan Dave?" Ron lagi-lagi menyelamatkan Lisa dari introgasi tak kasat mata Dave.

Dave menatap Ron, ekpresinya terlihat seperti tengah berpikir tetapi juga terlihat menahan kesal.

"Karna kau adalah teman dari istriku, panggil saja aku dengan namaku." Dave menekankan saat dia berkata "Istriku", sengaja.

Ron mengangguk takzim, terlihat santai.

Dave menatap Lisa lagi, yang lagi-lagi membuat Lisa tersenyum paksa.

Jika dia adalah Lisa yang biasanya, dan jika orang lain selain DaVe, maka dia akan menatap balik dengan tajam. Lisa tidak suka perasaan diremehkan dan sifat pemberaninya tentu saja masih membara.

Tetapi, dia tahu pasti bagaimana Dave akan membalasnya di rumah nanti jika membuatnya kesal sekarang.

Sebagai seorang teman yang pengertian, Ron tentu saja menyadari posisi Lisa.

"Jadi, pernikahan yang mengejutkan seluruh kota kemarin, bagaimana kalian awalnya saling jatuh cinta?" Ron bertanya asal, mencoba mengalihkan perhatian Dave dari Lisa.

Dave menatap Ron dengan curiga, "Apa kami tengah di introgasi?"

Ron tertawa. Sementara gadis-gadis yang tengah mengamati dari meja mereka masing-masing sejak tadi berseru tertahan. Mereka yang jatuh cinta melihat dua pria tampan dan juga tengah menikmati drama di antara ketiganya.

"Ayolah, come on, aku hanya asal bertanya, Dave. Lisa juga sudah menceritakannya, jika kau tidak ingin menjawab juga tidak perlu. Aku hanya mencari topik agar bisa mengobrol denganmu." Sisa tawa Ron masih tertinggal di wajahnya, terlihat santai. Berbanding terbalik dengan Dave terus menatapnya tajam sejak tadi.

Lisa sedikit kaget mendengar kata-kata Roy. Dia tidak pernah bercerita tentang Dave sedikitpun kepada Roy, bukan topik yang menyenangkan untuk dibahas. Tetapi lisa tahu, Ron tangah menolongnya agar Dave tidak terlalu menatapnya, meminta penjelasan.

"Benarkah?" Dave bertanya kembali, tatapannya kini kembali kepada Lisa, "Kau bercerita bagaimana kita bertemu dan jatuh cinta, sayang?"

Lisa menelan ludahnya dengan susah payah. Lisa memaki dalam hati. Dia berhasil membuat Lisa merasa gugup, dan Lisa tidak menyukai hal ini.

"Baiklah jika pertanyaan itu terlalu pribadi, maafkan atas pertanyaanku yang lancang, Dave."

Dave meraih gelas kopi milik Lisa, kemudian menyeruputnya.

Lisa melotot, tidak terima minum di gelas yang sama dengan Dave.

Dave melihat jam tangannya.

"Tidak apa-apa, itu bukan pertanyaan pribadi. Sungguh, jika ada pertemuan selanjutnya, aku akan menjawab pertanyaanmu. Tetapi aku kemari untuk menjemput istriku, takut dia lupa waktu, orangtua kami telah menunggu untuk makan makan malam bersama." Dave tersenyum setelah memberikan jawabannya.

Dia berdiri dari kursinya, kemudian menarik tangan Lisa, berdiri di sampingnya.

Ron mendongak, tersenyum santai. "Baiklah, sampai bertemu lagi. Hubungi aku jika sudah sampai di rumah, Lisa!" Ron ikut berdiri.

Lisa tersenyum cerah, senyum manis Ron tentu saja mengembalikan moodnya. "Baiklah, maafkan aku karena harus pulang lebih dahulu, Ron."

Dave hanya tersenyum, tentu saja senyum terpaksa. Dia mengambil tas kecil Lisa di atas meja, kemudian menarik tangan Lisa meninggalkan kafe.

Ron dan Lisa saling melambaikan tangan. Kedua teman tersebut telah selesai dengan hari menyenangkan mereka. Lisa akan kembali ke rumah dengan suaminya yang menyebalkan, dan Ron juga akan kembali dengan urusannya.

Garry membukakan pintu mobil untuk Lisa dan Dave.

"Hai, Garry." Lisa menyapa Garry yang telah bersiap melajukan mobil dengan ceria.

Garry menjawab Lisa kembali tak kalah ceria.

Sementara Dave hanya terdiam di dalam mobil, tepatnya di langsung memejamkan matanya begitu masuk ke dalam mobil, mungkin tertidur.

Lisa tidak berpikir panjang lagi. Dia mungkin menyadari Dave yang tengah kesal atau cemburu, tetapi dia tidak berniat untuk menenangkannya. Usia Dave jauh lebih dewasa darinya, dia tidak harus bertingkah seperti remaja bukan?

Lisa juga tidak pandai mengeluarkan kata-kata penenang atau sejenisnya. Dia melihat keluar jendela mobil. Hari menyenangkannya dengan Ron, telah selesai.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C34
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk