Gangster
Kacamata hitam bertengkar di hidung mancungnya,jaket kulit berwarna hitam, celana hitam, topi hitam berada di atas kepalanya menambah kesan bad boy pada Williem.
"Lu mau ngelayat item-item" ledek Ray saat melihat Williem menggunakan serba hitam dengan menenteng koper yang akan diangkutnya di bagasi. Kenapa tidak menyuruh ajudannya karena ingin mandiri.
" Daripada lu pelangi!, pergi lo dari gue ntar dikira gue belok lagi, hushh..!!." usir Williem, seperti mengusir ayam dengan mengkibaskan-kibaskan tangan. Benar kata Williem style Ray saat ini mirip dengan pelangi. Sesaat William melihat Ray dari atas sampai bawah.
lihatlah dari rambut Ray yang diwarnai warna biru muda, baju warna kuning, dan celana berwarna oranye kecoklatan. Serta tas gendong berwarna hijau jangan lupakan sepatu yang lebih mencolok yaitu sepatu yang keluar cahaya pelangi saat melangkah.
"Ini style goblok!!." Umpat Ray, dirinya tidak terima dibilang pelangi, orang dirinya masih normal.
"Style apaan yang ada lu menjamet!." Williem menyahuti ucapan Ray yang lebih menohok.
Emang mulut Williem minta ditabok setelah kece gini dibilang jamet.
Ya emang Jamet sii.
"Maaf tuan, pesawat akan segera take off"
Saat Ray Ingin menjawab ajudannya lebih dulu menyela ucapannya, karena jika mereka terus berdebat dan tidak ada yang di pisahkan maka mereka akan berdebat sampai besuk dan tidak jadi berangkat.
Williem dan Ray akan berangkat ke Amerika Serikat untuk memperbaiki bisnis di sana dan mungkin akan bersenang-senang juga nantinya.
Duduk dekat jendela, pramugari melayani tuan mereka.
"Silahkan tuan." Memberi minuman berupa minuman berakohol dengan sebutan amer (anggur merah) untuk kedua tuannya.
"Berikan saya minuman biasa!." Mendengar perkataan Williem pelayanan mengambil minuman dan mengantikan sesuai keinginan Williem.
"Ga biasanya lu, mau minuman bening doang?." Ray heran dengan Williem yang biasanya meminum minuman keras dan berakohol dan sekarang memininta minuman biasa tanpa alkohol.
"Ni minuman anggur, minuman orang tua!." Dengan nada entengnya Williem mengucap.
Ya ga salah sii!.
"Anjir.!" Umpat Ray
"Lu juga orang tua kalo lu lupa, umur lu udah pantas tu disebut bapak-bapak!." Sarkas Ray.
"Gue masih muda ye!!." Sewot Williem yang tidak terima dirinya dibilang bapak-bapak.
"Muda-an gue!." Semprot Ray yang tidak mau kalah dengan Williem.
"Kita cuma beda 2 bulan kalo lu lupa!."
Diantara mereka bertiga yang paling tua adalah Williem walaupun umurnya masih muda namun tetap saja Williem tertua, umur Williem 23 tahun dan tadi sudah dibilang bapak-bapak oleh Ray, padahal umur Ray juga sama mereka hanya berselisih 2 bulan yang mana mereka memiliki umur sama, bearti secara tidak sadar Ray juga bapak-bapak persis sama seperti yang tadi di lontarkan Ray sendiri.
"Kita cuma beda 2 bulan kalo lu lupa!?."
Williem menggeplak jidatnya Ray dengan keras agar si Ray sadar dirinya juga bapak-bapak.
"Yang penting lebih muda-an gue!." Si Ray yang tidak mau kalah dengan umur muda dari Williem.
"Terserah lu!."
Williem tidak merespon lagi ucapan Ray dirinya mensibukan membuka ponselnya dan mencari berbagai berita lewat benda pipih tersebut, menurutnya itu cukup menarik daripada meladeni ucapan Ray.
Perjalanan menempuh beberapa jam hingga sampai ke tanah kelahiran Williem. Amerika Serikat dengan julukan Paman Sam tempat lahir dan tumbuh seorang Williem sebelum dirinya di Indonesia, dari masanya umur belasan tahun yang dikirim ayahnya ke negeri orang untuk membantu pekerjaan perusahaan, untuk dirinya kelak pemberian dari nenek serta kakeknya yang bergerak di bidang tehnik.
Cukup susah dan kualahan menurut Williem karena dirinya yang menempuh kuliah dengan jurusan bisnis manajemen dan sekarang menggeluti perusahaan tehnik membuat berbagai bentuk bidang dengan arsitektur yang harus memadai serta mendesain dan merancang berbagai bangunan struktur yang akan dikirimkan di berbagai negara.
" Ahh my son, your mother misses you Beby!."
Sapaan hangat dari Park Shin Bin ibu Williem dengan memeluk anak laki-lakinya.
" I miss you too mom!." Balas Williem memeluk ya kalah erat.
"Hai Tante apa kabar?, Dimana om?." Ucap Ray yang sudah jenuh melihat ibu dan anak yang berpelukan dan melupakan dirinya.
" I'm good, ordinary underground!." Jawab Park Shin Bin.
Williem dan Ray menatap satu sama lain dan menganggukkan kepala mereka dengan kompak.
Berjalan menuju tempat yang disebutkan Park Shin Bin dengan ajudannya yang dibelakang mereka.
"Tunggu di sini!." Perintah Williem kepada ajudannya saat sudah memasuki area yang di sebut momynya.
"Hay boy?." Sapaan basa-basi dari ayah Williem, yaitu Xander Leonard Margeyunga.
Panggil saja ayahnya Williem dengan sebutan Mafioso, ayah Williem adalah seorang mafia yang terkenal dikalangan mafoso, "pria terhormat" dengan perkerjaan penyelundupan barang terlarang, bisnis ilegal, penggelapan dana di berbagai perusahaan besar juga seperti Punjan perdagangan manusia, tak lupa untuk transaksi ilegal nya.
Memiliki kelompok bernama Margeyunga. Gangster yang mengalahkan segala tindakan kejahatan beranggotakan sekitar 80.000 orang dengan 50.000 anggota berada di Amerika dan lainnya menyebar di seluruh dunia.
Gangster Margeyunga termasuk salah satu daftar gangster paling berpengaruh di dunia dari perdagangan manusia, pembunuhan ataupun kejahatan lainnya yang mereka lakukan dengan sadis hanya untuk mendapatkan uang.
Gangster ini juga memiliki andil terbesar dalam urusan obat terlarang yang dikirim di berbagai negara di dunia.
Gangstar milik ayah Williem ini juga bekerjasama dengan mafia silsila yang berada di Italia.
Entah apa penyebab kenapa penyelundupan di negara Cina yang kemarin dikirim dan sekarang seharusnya sudah sampai di negara China malah diketahui oleh pihak polisi China, Ray maupun Williem pun tidak tahu siapa yang membocorkan aksi penyelundupan Gangster mereka.
"Kenapa kau mau kami melakukannya?." Ucap Ray dia bingung dengan pamannya. Iya, Ray dan Williem saudara sepupu dengan Williem sebagai kakak dan Ray sebagai adiknya.
Xander tersenyum smirk ke arah Ray dan William mengisyaratkan sesuatu, situasi berubah menjadi dingin dan kaku.
"Sebenarnya ini cukup mudah untuk aku atasi!." Williem dan Ray menatap satu sama lain dan mengerutkan dahi mereka mendengar kalimat yang Xander utarakan, mereka bingung mengapa mereka yang melakukannya dilihat yakin jika ayahnya pasti bisa mengatasi ini, tetapi mengapa mereka mengundang Williem dan Ray untuk mengatasinya?.
"Aku ingin kau yang mengatasi mereka, kasus ini gagal karena penyusup membocorkannya!." Geram Xander.
"Penyusup!?." Williem berpikir apakah sama dengan penyusup yang berada di tempat markas penyiksaannya waktu itu.
"Iya yang masuk ke markas mu waktu itu!." Xander paham dengan apa yang dipikirkan anaknya.
" Ah… Tidak usah saya jelaskan bagaimana mereka bisa masuk ke tempatmu, yang jelas kita harus bantai mereka saya rugi besar dengan gagalnya penyelundupan ini!!." Xander mengepalkan tangannya dengan mata menonjol melihat ke arah depan seperti sedang menghancurkan musuh-musuhnya di depan matanya juga seperti ada dendam yang harus terselesaikan.
"Berapa kerugiannya paman?."
"Tidak banyak cuma 1 triliun namun cukup untuk makan 1 minggu!.."
"Wtf!!!!."