Unduh Aplikasi
10% MR. WILLIEM / Chapter 2: GAGAL APA PESTA ?

Bab 2: GAGAL APA PESTA ?

GAGAL APA PESTA?

Williem Fred Margeyunga. Sosok yang dikenal orang dengan sebutan ambivert dirinya seperti memiliki leter ago yang membingungkan banyak orang.

Dari dia bisa bercanda kadang juga bersikap dingin ta tersentuh dengan mata yang tajam bisa membunuh dengan sekali tatap namun Williem juga bisa menetralkan wajahnya dari yang sadis berubah wajah konyol.

Seperti sekarang Williem sedang duduk di depan teras rumahnya, ada sosok cewek yang lewat depan rumahnya sedang berjalan mungkin mau ke komplek sebelah.

"cewek cantik siapa yang punya?." Sapanya di depan rumh. Buaya mode on.

Siapa yang ta-terpesona dengan Williem cowok berkulit putih hidung mancung pipi tirus dan saat tersenyum terdapat lesung pipi di bagian pipinya, tinggi badan yang nyaris sempurna. Williem seperti oppa-oppa korea yang berada di drama-drama serial itu. cewek tadi yang di sapa Williem mencari sumber suara si cewek pun menoleh dan terperana dong dengan tampang Williem yang nyaris bak dewa yunani itu.

"Kalau kamu yang punya boleh ga?." Sambil menaik turunkan alis si cewek balik tanya.

"Boleh kok asal kamu mau kasih aku darahmu!" tuh kan mode vampirnya keluar lagi. Masih pagi lo ini.

"Dih psikopat lo, eh tapi boleh kok asal aku jadi milikmu!" ucapnya dengan nada menggebu, sepertinya si cewek memang mau bermain dengan Williem yang bernote menantang maut akan berujung fatal.

"Serius beneran?." Pertanyaan yang jika dijawab iya akan sangat fatal namun yang dipikiran si cewek ni tu cowok ini cuma bercanda doang soalnya ga ada tampang mengerikan dari ni cowok .

"Boleh! lu ikut gue sekarang, gue cariin mangsa buat lu nanti malam." Ajak si cewek itu tanpa dia sadari kalau tindakannya berbahaya.

Serinngai kecil dari sudut bibir Williem mendengar ajakan cewek tadi, sambi bicara dalam hati "mangsa baru!"

Tanpa basa basi Williem ngikutin tu cewek, sumpah tu cewek ga bisa berhenti bicara nyerocos mulu serasa pengen Williem potong tu lidah, padahal baru juga ketemu. Mereka sampai pada tempat dimana ta jauh dari komplek mereka yaitu taman yang penuh dengan orang pacaran apalagi ini hari minggu. Jujur saja Williem tidak terlalu suka keramaian terlalu berisik menurutnya.

"Gue Navika, lu?" Navinka nama cewek tadi yang mengajak Williem untuk mencari mangsa. Navika penasaran dengan cowok yang disampingnya kalo boleh Navinka mau jadi pacarnya.

"Williem, panggil willi" Williem menjawab dengan nada seadanya dengan tatapan datar, beda saat menyapa Navinka tadi.

"Kalo panggil sayang boleh ga?" cari mati ni anak, tapi sumpah Navinka penasaran sama ni cowok ternyata di komplek sini ada juga cowok modelan ginian kemana aja dia selama ini.

"Boleh kok panggil baby juga gak papa terserah lu".

"Yes!!" sorak Navika dalam hati. "nambah setok cogan nii!!" lanjutnya dalam hati.

Ta tanggung-tanggung Navinka memininta nomornya Willi dan Willi pun memberinya, namun siapa sangka nomor itu bukan nomor asli Willi, nomer hanya untuk mengelabui mangsa saja.

Percayalah Navinka senang bukan maen mendapat no cogan mirip idol Korea lagi. Saat akan menelepon nomor Williem, Navinka di buat kaget atas ucapan yang di lontarkan Willi.

"Sayang nanti malam kita main ya ". Willi paham apa yang ada pada otak navinka, dirinya akan menelepon nomor yang barusan dia kasih makanya dia langsung mengucapkan kalimat itu.

Demi apa Navinka baper dirinya senyum malu-malu demi menjaga image depan cogan.

"Boleh kok,, Lo tinggal Sherlock aja, emm gue mau lari-lari kecil dulu." Pamit Navinka,Lari-lari kecil hanya akal-akalan Navinka buat ngehindar dari cogan mirip Korea itu.

"Gue pulang" sambil teriak ke Navika yang lagi-lari kecil itu Willi berjalan pulang untuk mempersiapkan nanti malam yang mana dia akan berpesta bersama temannya.

"Tunggu nanti malam Beby" sorakannya dalam hati.

Malam ini Navinka benar menemui Williem dan sudah berada di tempat yang sudah ditentukan oleh Williem.

"Haii baby, ternyata kau sudah sampai duluan ya!". Williem sengaja datang terlambat guna mempersiapkan nanti malam bersama temannya yang sekarang sedang di markasnya.

"Kau lama Willi aku menunggumu sudah setengah jam" ucapan kesal Navika, tunggu Navika menyadari bahwa percakapan sudah berubah apa akan ada kencan di hari pertama mereka bertemu.

"Baiklah ayo!!" Ajak Williem yang berjalan dengan bergandengan tangan Navinka. Navinka kaget melihat tangannya dipegang oleh Williem dirinya merasa bermimpi bisa digandeng tangan cogan. Gini doang Navinka baper cuy.

Sampai pada tempat dimana akan ada jeritan kencang dan bahan koleksi baru, Williem sungguh tidak sabar akan malam ini.

"Kau duduk dulu aku akan mengambil minum". Williem pergi meninggalkan Navika guna mengambil barang yang memang akan ia gunakan malam ini. Malam ini akan lebih meriah dari malam sebelumnya.

"Kenapa kesini Willi!! kau mau kemana?, ini dimana?." Pertanyaan yang dilontarkan Navika yang hanya di dengarkan Williem saja dan tidak mendapatkan respon.Williem kembali dan tiba-tiba saja memikat tangan dan kaki Navinka dengan tali yang mana Navinka sedang duduk melihat ruangan Williem yang berdebu ini.

"Apa apaan ini Willi, lu mau apa?". Navika memberontak agar bisa melepaskan tali dari tangannya namun sayang tali begitu kuat sampai membuaat memar dan darah keluar guna terkena goresan.

"Tenang Beby,, kan kita mau main!!" sambil menunjukan senyum smirk khasnya Williem menatap mata Navika dengan tajam. Navinka memalingkan pandangannya jujur saja Navinka takut sekarang.

Williem keluar sebentar mengambil barang tentu Navinka mencoba membuka tali dengan sekuat tenaganya namun percobaannya sia-sia.

"Tidak ada gunanya" sarkas Williem. Williem kembali membawa kucing kecil di tangannya serta pisau yang tidak terlalu tajam.

"Kau mau main kan, sini bermain bersama ku" Williem mencoba melukai kaki kucing dengan pisau yang dia pegang.

"Jangan!!.. lu gila ya, itu kucing mau lu apain?" Navinka yang melihat Williem akan melukai kaki kucing pun teriak untuk mencegah Williem akan tetapi Williem tidak menghiraukan suara Navinka. William memotong kaki kanan kucing kecil yang menggemaskan itu. Darah berceceran mengenai kaki Navinka saat itu juga tangisan Navinka pecah yang dari tadi sudah ia tahan sebelumnya.

"Lu psikopat!?". Navinka menanyakan sekali lagi. Tubuh Navika gemetar bukan maen melihat apa yang Williem lakukan.

William tetap tidak menghiraukannya dan melanjutkan memotong kaki kiri sebelah atas kucing. Kucing yang tidak tau apa-apa hanya mengeluarkan suara menggeong serta menahan kesaktiannya dapat terlihat jelas di mata Navinka.

"meooonggg!!"

Navinka memalingkan wajahnya saat kucing itu mengeong lebih keras dari sebelumnya yang mana ternyata Williem sedang menekan pisaunya pada perut kecil kucing itu.

"Berhenti!!!... " Teriak Navinka, sungguh Navinka kasian kepada kucingnya, Navinka memang tidak pencinta binatang tapi navinka punya belas kasihan.

Organ dalam yang ada pada kucing diambil oleh Williem dan darahnya pun ta lupa ia ambil untuk menambah koleksinya.

Teruntuk pertama kalinya Navinka melihat organ dalam kucing.

"Please stop!!.. gue ga kuat!, gue mau pulang!!!". Navinka menangis dan memohon Williem untuk berhenti menyiksa kucing yang sudah sekarat itu.

"Kenapa Beby, kan katanya mau Main aku belum potong kepala kucing kecil ini. Kau mau memotongnya untukku." Tawar Williem yang masih bermain dengan perut kucing.

Karena Navinka sudah muak serta jijik melihat isi perut kucing yang mungkin sudah mati itu dan disuruh memotong kepalanya. Ga ga Navinka ga gila. Navinka harus keluar apa mungkin setelah ini giliran Navinka yang menjadi sasaran empuk psikopat gila ini.

Tiba-tiba Williem membuka tali tangan Navinka dan menyeretnya ke kasur Navinka yang belum siap jatuh dikarenakan kakinya masih terikat dan langsung di tarik lagi oleh Williem.

" Auu sakit cok!!!,, Lu mau apain gue?, gue mau pulang!!." Navinka menangis histeris saat Wiliem tiba-tiba menindihi tubuh Navinka. Navinka sudah tidak bisa berfikir positif dia harus keluar dari sini!.

Saat Navinka mau melepaskan Wiliem dari atas tubuhnya dengan tangan yang tadi sudah terlepas talinya. Wiliem lagsung menekan pisau pada samping perut Navinka tidak dalam tapi sakit menurut Navika.

"Aaaaaaaaaa!!!" Navinka menjerit kesakitan tepat di samping telinga Wiliem.

"Diam atau aku membunuhmu" Williem sebenarnya mau membunuh Navinka saat itu juga namun temannya yang bernama Ray itu memberikan informasi bahwa polisi sedang dalam patroli dan menecek tempat daerah yang sedang Wiliam tempati. Williem tidak bodoh kalo pun ada polisi tidak akan terdeteksi markasnya oleh polisi karena sudah diatur oleh Ray dan ajudannya serta ruangan Williem yang kedap suara namun tetap akan menimbulkan kecurigaan polisi saat dirinya membunuh Navinka dengan anjing pelacak yang bisa mencium bau darah manusia.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C2
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk