Lucy
Aku mencapai ujung lorong panjang dan mengunci kamar asramaku. Saat aku membuka pintu yang berat, aku sudah mulai mengayunkan ransel aku dari bahu aku dan naik ke pengait pintu di mana ia akan tinggal selama sisa akhir pekan. Aku praktis berlari ke sisi kamarku. Saat aku ambruk ke tempat tidur kembarku, aku menghela nafas panjang yang sangat membutuhkan kelegaan.
"Siap untuk akhir pekan?" Aku mendengar teman sekamarku menggoda.
"Oh, kamu tidak tahu!" Aku mengerang kembali padanya tanpa mengangkat kepalaku dari bantal, suaraku cengeng, serak. Aku terus membongkar padanya.