Cokrojoyo pun mematuhi perintah gurunya itu dan menunggunya hingga batang bambu tersebut menjadi "barongan" (rerimbun pohon bambu).
Sekian lama kemudian, kembalilah Sunan Kalijaga dan mendapati Cokrojoyo masih setia di tempat itu.Lalu, sang Sunan membakar barongan itu hingga lantak. Tubuh Cokrojoyo hangus seperti arang, namun tidak terbakar. Sejak itu, Cokrojoyo berjuluk Sunan Geseng.
Hingga kini, makam Sunan Geseng masih berkabut misteri; ada yang mengatakan di dusun Pakah Desa Gesing Kecamatan Semanding Tuban, ada yang di Tirto Magelang, ada juga di Grabak Magelang, dan di Bantul Yogyakarta.
Pada saat itu Sunan Kalijaga syiar agama Islam di suatu daerah, beliau bertemu dengan seorang hamba Allah yang bernama Ki Cokrojoyo, istrinya bernama Rubiyah dan memiliki seorang putra bernama Joko Bedug, pekerjaan Ki Cokrojoyo menyadap gula kelapa.