Tiba-tiba salah satu santri memanggilku untuk menuju ke aula dan menjadi juri disana. "Kak Siroj ndak ikut? Kayaknya yang lebih pantas jadi juri adalah Kak Siroj."
"Eh, Ning saja. Ning juga pintar."
Akupun mengajak Kak Siroj ke aula dan tampak salah satu syekh perwakilan Al-Azhar mengenalnya. Mereka berpelukan dan sangat akrab hingga Kak Siroj didapuk menjadi juri di sini.
Ujian Lisan pun dimulai. Para peserta satu persatu memasuki ruangan. Semua juri mempunyai pertanyaan yang berbeda termasuk diriku yang fokus ke hafalan Al-Qur'an mereka. Sedangkan Kak Siroj dan Syekh Nawawi fokus ke bahasa arab dan hadist.
"Bissmillah, lantunkan surah Maryam." santri itu mulai melantunkan surah tersebut. "pindah ke surah Yusuf." santri tersebut hafal dengan baik surah tersebut. "pindah surah Al-Maidah." luar biasa santri yang cerdas.
"Hadist yang menganjurkan tholabul ilmi." santri itu dengan cepat membunyikan hadist tersebut.