"Ali tahu Umi, tapi.."
"Al, percaya Umi Nak, insyaaAllah semua ini akan ada hikmahnya." beliau lalu meninggalkanku pergi.
Ditempat ini di gubuk ini, aku dan Ning Kayla selalu bermain bersama, bercanda tawa. Tiba-tiba bayangan Ning Kayla ada disampingku dan tersenyum padaku. Astaghfirullahal'adhim. Aku pun kembali ke kursi pelaminan.
Ku lihat Lila menundukkan kepala dan merenung. Mungkin ia merasa aku terpaksa menikah dengannya. Ia sesekali melihatku lalu menunduk lagi. Air matanya menetes. Aku pun memberikan tisu untuknya. Kami terdiam hingga acara selesai.
Malam hari, kamar itu sudah berhias bunga dan kain pengantin. Aku melihat ia duduk di bibir ranjang. "Kamu tidurlah saja aku masih ada urusan," ucapku meninggalkannya. Aku benar-benar belum bisa tidur dengannya.