"Sayang, makan yuk! Berdua sama mas." Ia hanya menggelengkan kepalanya. Ya Allah, sembuhkanlah istriku. "Sedikit saja sayang." Dia hanya diam. Ya Allah, rupanya traumanya sangat berat. Apa yang harus aku lakukan ya Allah?
"Assalamu'alaikum Gus, ada tamu."
"Baik, saya akan ke sana."
Aku pun menuju ke kantor pesantren melihat siapa yang datang.
"Mana janji ustadz? Mana Kiara ?"
"Silahkan duduk dulu."
"Tidak usah! Ustadz harus bertanggung jawab dengan hilangnya Kiara!"
Ya Allah, amarahku mulai muncul. "Silahkan kalau mau lapor kantor polisi! Gara-gara Kiara, istri saya trauma!!!"
Tiba-tiba, mas Syarif kembali. "Sabar Gus."
"Papa! Mama!"
Anak itu sudah ketemu. Tapi aku menyayangkan kondisi istriku saat ini. "Bawa dia pulang, jangan pernah mondok disini lagi!" Aku terbawa emosi. "Sebaiknya bapak ibu pulang saja, Gus Siroj sedang mendapatkan masalah."
"Jangan marah Gus." Mas Syarif menenangkan diriku.