Seminggu berjalan dengan begitu cepat, sampai detik ini Ayla masih bertanya-tanya kenapa Ayla di pindahkan kembali ke lantai bawah, yaitu lantai satu untuk karyawan biasa.
Padahal Ayla sangat berharap bisa terus bekerja di lantai 24 untuk melancarkan misinya. "Maaf Nona, untuk saat ini Nona akan saya tugaskan di lantai dasar kembali, karena pegawai yang lama di lantai 24 telah masuk setelah selesai cuti panjangnya," begitulah kata Wisnu saat meminta Ayla kembali bekerja di lantai dasar.
Padahal baru juga sehari Ayla bekerja di lantai 24, dan Ayla ingat betul terakhir kali Ayla mengetahui kenyataan pahit yang di ceritakan oleh Wisnu. Yaitu tentang kebenaran perihal pernikahannya. Dan berakhir dengan tragedi tangisannya yang di pergoki langsung oleh pemilik perusahaan di dalam toilet.
'Aku akan bersabar sampai waktunya tiba, waktu dimana urusan surat gugatan ceraiku selesai di kerjakan oleh Devi,' batin Ayla. 'Aku percaya jika pengacara seperti Devi mampu untuk mengatasi masalah ini untukku,'
Walaupun begitu penasaran dengan alasan yang sesungguhnya di balik kembalinya Ayla di lantai dasar. Namun Ayla bersyukur masih bisa bekerja di tempat ini. Setidaknya Ayla bisa perlahan menyelesaikan misinya.
Hari ini Ayla berangkat lebih pagi dari biasanya, Ayla berharap kedatangannya pagi ini tidak di pergoki oleh orang kantor. Ayla berjalan terburu-buru menuju ke lantai 24. Kemudian Ayla menyelipkan sesuatu di bawah pintu ruangan CEO.
'Aku tidak akan menerima uang dari orang sepertimu lagi, setelah ini tidak ada hutang di antara kita, aku tahu caraku ini mungkin terkesan pengecut, tapi cuma dengan cara seperti ini yang bisa aku lakukan, mengingat jika kamu tidak mengenaliku sebagai istri,' batin Ayla kemudian ia berbalik badan dan akan kembali ke bawah.
Ayla mengelus dadanya merasa lega jika aksinya tidak di ketahui oleh orang lain, namun Ayla tidak menyadari jika ada cctv-nya di koridor menuju ke ruangan sang pemilik perusahaan.
Sesampainya di lantai dasar, Ayla bergegas membersihkan beberapa ruangan yang sudah menjadi tugasnya. Kemudian Ayla menyiapkan minuman dari meja ke meja milik karyawan di lantai tersebut.
Kedatangan CEO perusahaan yang di dampingi oleh Wisnu mengalihkan pandangan semua karyawan yang ada di lobby. Termasuk Ayla yang kebetulan sedang ada di sana sedang mengepel lantai. Semua karyawan membungkukkan badan menyambut kedatangan sang CEO.
'Apa yang bisa di lihat dari dirinya? Sampai-sampai begitu banyak karyawan di sini yang berharap bisa menikah dengannya. Aku saja ingin sekali cepat bercerai dengannya,' batin Ayla melirik ke arah lift khusus CEO yang kini di masuki oleh Wibbi dan juga Wisnu.
Disaat pintu lift akan tertutup, Wibbi sekilas melihat ke arah Ayla yang sedang memperhatikannya. "Tunggu!!" Perintah Wibbi pada Wisnu untuk menghentikan aktivitasnya menutup pintu lift.
"Kenapa Tuan muda? Apa ada sesuatu yang mengganggu Tuan muda?" Tanya Wisnu yang tidak mengerti maksud dari tindakan Wibbi.
Wibbi tidak menghiraukan perkataan Wisnu, ia melangkah mendekati Ayla yang sedang sibuk mengepel lantai. "Sial!! Kenapa Nona bisa di situ?" Gumam Wisnu. Jantungnya berpacu dengan cepat. Karena Wisnu dapat menebak akan kelanjutan dari kejadian ini.
Puk.. puk.. puk..
Wibbi menepuk bahu Ayla yang memunggunginya, spontan Ayla menoleh melihat siapa yang sedang mengganggu aktivitas paginya. "Aarrgggg!!.." teriak Ayla terkejut mendapati Wibbi yang ada di belakangnya.
"Kamu!!" Ucap Wibbi yang tak kalah terkejut dengan Ayla. "Wisnu!! Coba jelaskan padaku kenapa wanita ini masih bisa bekerja disini? Bukankah aku memintamu untuk memecat dia?" Teriak Wibbi dengan lantang. Sehingga menimbulkan keributan di lobby perusahaan.
Wisnu mendekati Wibbi yang sudah mulai terpancing emosi karena mendapati Ayla masih ada di perusahaan miliknya. Wisnu berusaha tenang, "Nanti akan saya jelaskan di ruangan Tuan muda, sebaiknya sekarang kita langsung ke ruangan Tuan muda, sebelum di sini menjadi tontonan para karyawan yang baru datang," ucap Wisnu dengan pelan setengah berbisik.
Raut wajah Wibbi terlihat begitu murka dengan kejadian pagi ini. "Kamu, segera ambil gaji terakhirmu sekarang juga, KAMU SAYA PECAT!!" Ucap Wibbi tegas menatap tajam ke arah Ayla. Sambil jari telunjuknya menunjuk ke arah bahu Ayla.
Bukannya takut atau terkejut dengan ucapan Wibbi, Ayla justru menepis kasar tangan Wibbi yang menyentuh bahunya. "Tidak usah khawatir, saya juga tidak berminat untuk bekerja lagi disini, kalau mau pecat saya silahkan," tantang Ayla.
Wisnu dan Wibbi terperanjat mendengar jawaban Ayla, sungguh besar nyali seorang Ayla, dengan berani menantang Wibbi. Beberapa karyawan yang kebetulan lewat, tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Bahkan diantara mereka ada yang sampai merekamnya.
Wibbi berjalan mendekat kearah Ayla, kemudian mencengkram dagu Ayla dengan sangat kuat, "Kamu berani menentang saya? Kamu lihat saja apa akibatnya jika ada orang yang berani menentang saya!!" Ucap Wibbi dengan tatapan tajamnya. Suara berat Wibbi seolah pertanda jika laki-laki itu sangat murka.
Jangan dikira Ayla adalah wanita yang pemberani seperti yang barusan di katakannya, sebenarnya di dalam hati Ayla, ia mulai cemas akan nasibnya setelah hari ini. Akankah misinya berjalan lancar? Melihat situasi saat ini yang sangat sulit di hindarinya.
"Cih, saya tidak akan takut dengan ancaman anda tuan Wibbi Nugraha yang terhormat, mulai detik ini juga saya bukan lagi karyawan di perusahaan N.H group. Hutang di antara kita telah lunas, mohon jangan ganggu hidup saya lagi, saya tunggu tanda tangan anda di atas kertas yang mungkin beberapa hari lagi akan hadir di meja kerja Anda, saya permisi!!" Ucap Ayla dengan tatapan penuh dengan kemarahan.
Kemudian Ayla pergi meninggalkan tempat tersebut, yang kini telah ramai oleh para karyawan yang melihat langsung pertunjukan singkat diantara mereka. Wibbi yang tidak mengerti akan maksud dari perkataan Ayla, hanya melihat kepergian Ayla dengan penuh tanda tanya.
Bukankah harusnya dia yang marah pada Ayla? Kenapa keadaan justru berbalik. Terlihat jelas dari sorot mata Ayla jika ia memendam kebencian kepada Wibbi. "Tuan muda, sebaiknya kita segera menuju ke ruangan anda, jangan sampai kejadian kali ini membuat nama baik anda tercoreng," bisik Wisnu.
Wibbi tersadar akan situasinya saat ini, Wibbi mengedarkan pandangannya melihat ke arah semua karyawan yang masih berkerumun. "Bubar!! Apa yang kalian lakukan disini?" Teriak Wibbi yang membuat semua karyawan kocar-kacir menuju meja kerjanya masing-masing.
Wisnu mengarahkan Wibbi untuk segera meninggalkan area lobby. Mata Wisnu melihat ke arah pintu keluar kantor, dimana Ayla yang emosi keluar dari kantor tersebut.
"Wisnu, kamu punya hutang penjelasan padaku, jika alasan yang kamu katakan untuk mempertahankan OB itu tidak tepat, maka besok kamu tidak perlu datang lagi ke kantor," ucap Wibbi dengan tegas dan dingin seolah penuh ancaman. Sehingga membuat Wisnu terkejut dan kesulitan menelan ludahnya sendiri.
'Akankah ini akhir dari karirku,' batin Wisnu.
Bersambung ...