Semenjak hari itu,mereka kian hari kian dekat .Hazel sudah tidak seketus dulu,dia mulai mengakui Arik dalam hatinya ,tetapi hati yang mengakui itu mendapat ganjaran dipenghujung bulan. Saaat itu Hazel mengajak Arik bertemu ditaman hiburan,namun ia tak kunjung datang,Hazel tetap menunggunya bahkan diderasnya hujan ia tetap duduk menunnggunya dibangku taman. Mengapa dia belum juga datang,apa pekerjaannya belum selesai? Ia memeluk sekujur tubuhnya yang dingin menggiil seraya menatap kebawah
Tak tak tak
Suara sepatu kulit yang berjalan mendekat dicurahan hujan itu "Apa kau bodoh. Bagaimana bisa tetap menunggu disini"ketusnya
Lalu Hazel mendongak dan tersenyum dengan bibir bekunya itu "Arik...aku tahu kau akan datang"ucapnya menggigil
Arik menariknya berdiri "Otakmu kemasukan air,benarkan. Sudahlah,tidak penting. Dengarkan aku baik-baik!"Arik mengcengkram bahu Hazel dengan raut wajah serius "Mari...mari kita akhiri"sambungnya
Hazel masih tak mengerti apa yang dibicarakannya "Apa maksudmu?"tanyanya mengerutkan dahi
Arik kemudian menarik nafas dalam "Dari awal pertemuan kita sudah diatur oleh keluarga...tentu saja termasuk dengan hubungan yang kita jalani murni hanya untuk bisnis. Sekarang uang berlipat bisnis sudah untung,jadi untuk apa kita teruskan lagi"jelasnya enteng
Hazel terpatung,tak berkedip sekalipun,bibir yang tadinya menggigil kini terdiam seribu bahasa,tubuh yang yadinya serasa beku berubah hangat tak menentu. Diatur katanya? Perusahaan kami memang menjalin kerjasa sama setelah kami resmi berpacaran,tapi apa maksudnya ini? Diatur? Apa ciuman itu juga? Sikapnya selama ini? Dan perasaannya juga? Ak-aku tidak mengerti apa ini! Tapi...hatiku seperti terbakar ditengah hujan yang menghujam ini. Kemana perginya kedinginan tadi? Kenapa menyisakan hangat yang tak nyaman ini...seperti membuat hatiku kosong. Seperti es yang mencair,membuat genangan menyedihkan "Kau...apa kau bercanda?"menatap lekat Arik
Sorot mata Arik tidak bisa dibaca "Apa pebisnis sepertiku tahu bercanda? Aku hanya tahu untung-rugi . seperti hubungan kita yang sudah tidak ada untungnya lagi untukku"katanya menyeringai menutup sebelah wajahnya,namun kali ini sorot matana menunjukkan kesengsaraan . Ia teringat ucapan ayahnya 'Jika kau mecintai Hazel,kau haru melepaskannya dan pergi keluar negeri. Keadaan perusahaan kita sudah diambang krisis' Iya,aku harus melakukan ini!
Hazel sulit berkata-kata "Kau..."bibirnya bergerak lalu menelan ludahnya "Apa kau sedang bermain-main denganku!?"teriaknya seraya melepaskan cengkraman Arik
"Huhuhu,nona,kenapa kau begitu serius,bukankah cinta adalah mainan bagi anak dari keluarga kaya? Kau tentunya tahu jelas tentang ini"katanya berekspresi sepele
Hazel tak berkutik, derainya lebih dulu tumpah tidak ada bedanya dengan hujan yag mengguyur "Kau..lebih rendah dari binatang! Orang yang menghina cinta baik hidup maupun mati akan tetap merasa hampa...!"kecamnya
Arik terbelalak,apa aku baru saja dikutuk oleh belahan jiwaku? Hahaha begini juga...tidak apa "Baiklah,baiklah. Sampai disini saja ya"Arik berbalik pergi meninggalkan Hazel,air matanya jatuh bersamaan dengan langkahnya. Aku akan kembali Hazel....tunggu sampai aku menyelesaikan semuanya,saat itu aku akan kembali padamu!
Hazel yang menatap kabur kepegian Arik mulai memecah tangisnya. Ia meraung berusaha membuang perasaan menyedihkan ini "Kenapa...! Kenapaaa!!?"
Sekeras apapun dia mencoba berhenti menangis, tangis itu lagi,lagi dan lagi berjatuhan sama derasnya dengan hujan. Kemudian ia memandangi kincir ria yang bertetesan air hujan itu,padahal...aku membawamu kesini untuk menaiki kincir ria bersama karena ku dengar dua orang yang berciuman diatas sana tidak akan bertengkar lagi,aku khawatir suatu saat kau akan terluka oleh perkataanku sebab kita sering bertengkar. Tapi tampaknya....kali ini adalah luka terakhir. Biarlah bayangan belakang itu hilang seperti redanya hujan, walaupun rasanya akan bergenang dalam disetiap susuran. Suatu hari pasti akan mengering seperti pelangi yang bermunculan,meskipun akan menghilang namun meninggalkan gambaran
Di rumah Hazel
Seisi kamarnya gelap gulita,angin masuk menerpa jendela yang terbuka,sinar bulan menyinari wanita yang tengah menangis kejar disamping ranjangnya. Butiran-butiran kristal yang jatuh dari matanya tampak mengkilap dibawah sinar rembulan,rambut coklat samar itu berkilauan,sorotannya sayu serta bibir yang terus bergetar ,sungguh kepedihan yang indah.
Hazel terus meratap sepanjang malam,satu-satunya yang terdengar hanya isak tangis dari hati yang merindu juga berpilu. Dirinya menolak bahwa ini adalah ganjaran dari yang disebutnya cinta,dia menganggap bahwa ini bukan cinta,tapi sekedar suka sementara. Tapi mengapa rasanya sakit? Kalau memang ini cinta,mengapa dia membuatku terluka? Bukankah cinta itu saling menjaga?. Manusia terlalu naif dan seenaknya,berharap manis dari cinta tapi menolak pahit dari sisa sarinya. Pada akhirnya mereka tetap lari dari perasaan terluka dengan mencari cinta lainnya atau berhenti mengharapkan cinta,tetapi ada juga yang tidak bisa lari baik dari cinta maupun rasa sakitnya
`````````````````````````````````````````````````````````````````
Universitas Saylon adalah salah satu yang terkenal di Amerika,banyak orang dari berbagai penjuru ingin masuk kesana ,namun banyak yang tidak lolos. Mahasiswa disana berkompeten dan berprestasi,salah satunya adalah Hazel Gery. Pagi ini Hazel kembali kke asrama "Apa mataku hitam?"katanya mengeluarkan kaca dari tasnya, dia menarik nafas terkejut "Aaaa! Apa iniii!? Wajahku bengkak seperti babi!!!"teriaknya didepan gerbang Universitas Saylon, lalu dia dengan gelagapan mengeluarkan syal dan kacamata dan mengenakannya. Dia berjalan dengan gelagat yang membuat orang curiga
"Apa dia artis?"kata orang disekitar
"Apa ada artis yang begitu kampungan"
"Apa dia teroris!?"
"Shutt,kecilkan suaramu bodoh! Jangan urusi orang random sepertinya"
"Ra-random?!"suara hati Hazel, apa ada orang random yang cantik sepertiku ha! Hazel melepaskan penyamaran dengan bergaya
"Aaaaa! Apa,apa itu!!"teriak orang disekitarnya
Hazel tersadar dan berlari sekencang-kencangnya. Sial! Aku lupa kalau wajahku sekarang seperti babi! Hiks
Dua bulan kemudian di Universitas Saylon
"Hazel, apa kau tahu kau yang akan memerankan drama putri salju"kata Saira,teman seasrama juga sekelas Hazel
Hazel masih termenung,suasana hatinya memang jauh lebih membaik sekarang,tapi terkadang suara dan wajah Arik terngiang dan muncul begitu saja tanpa ia sadari
"Hazelll Greyyy!"pekik Saira ditelinganya
"Aaaa apa?!!"bentak Hazel terkejut "Apa kau gila Saira!"sambungnya seraya menggosok telinganya
"Huh. Siapa suruh kau masih melamunkan pria yang sudah berbaik hati mecampakkanmu!"ketus Saira
"Berbaik hati? Teganya kau!"Hazel berkaca-kaca
"Hazel,Saira! Ayo ke kan...tin"himbau Zahra,teman yang juga seasrama dengan mereka,Zahra terkejut melihat Hazel menangis
"Loh,kenapa kau membuat Hazel menangis?"lanjutnya masuk ke kelas mereka
"Bukan begitu,tahu"kata Saira kesal
"Meskipun anak ini memang menjengkelkan dan patah hati berlebihan, tapi kau tidak boleh mengatainya terang-terangan begitu"ujar Zahra
"Sudah kubilang,tidak!!"tegas Saira jengkel
Hazel tertohok "Huwaaa kalian membuatku membaik juga membuatku jatuh sakitt!"menangis keras