Jeanna tersentak ketika Rain menggebrak meja dengan marah. Jeanna akhirnya sadar, ia sudah keterlaluan. Ia hanya … merasa marah karena Rain meremehkan perasaannya. Pria itu tidak tahu saja …
"Maaf, Pak , saya terbawa emosi …"
"Tutup mulutmu," desis Rain tajam.
Jeanna menurut dan akhirnya menunduk dalam diam.
"Apa aku membayarmu untuk ini?" tanya Rain dengan nada suara berbahaya. "Hanya karena aku memberimu tumpangan di sini, kau berpikir kau bisa merasa emosi padaku?"
Jeanna menggeleng. "Maaf …" Kalimatnya belumlah selesai ketika Rain membentaknya,
"Kau pikir aku membayarmu mahal untuk ini, hah?!"
Jeanna memejamkan mata, sementara kenyataan menghantamnya keras. Ya. Ia ada di sini karena dibayar Rain. Pria itu telah membeli nyawa Jeanna. Hanya nyawa Jeanna. Bukan hatinya.