"Jika Pak Rain tak ada di sini … apa yang harus saya lakukan?"
Sepuluh menit mungkin telah berlalu sejak Jeanna melontarkan tanya itu, tapi masih tak ada jawaban dari Rain. Saat ini, tiba-tiba sebuah pikiran mengerikan muncul di kepala Jeanna. Lebih dari semua mimpi buruk itu, Jeanna lebih takut jika suatu saat nanti, ketika Jeanna memanggil Rain, pria itu tak menjawabnya.
Jeanna yang masih memeluk Rain, menenggelamkan wajah di dada pria itu dan menangis tanpa suara di sana. Bahkan membayangkannya saja terasa begini menyiksa. Dada Jeanna terasa sesak oleh ketakutan.
"Jeanna," panggil Rain kemudian. "Bisakah kau tidak menangis ketika kau tak melihat wajahku?"
Jeanna mengernyit. Apa maksud Rain? Jeanna mendongak menatap Rain.
"Lihat ini. Kau bahkan tak menatapku, tapi kau menangis seperti ini." Rain mengusap pipi Jeanna. "Mulai hari ini, kau hanya boleh menangis ketika melihat wajahku saja."
Jeanna menatap Rain bingung. Apa … yang diinginkan pria ini sebenarnya?