Perhatian Rain teralihkan ketika ia menoleh ke meja makan dan melihat Jeanna tersenyum menatap piring makan malamnya, tapi air mata menetes jatuh ke pipinya. Apa lagi sekarang?
Rain mengangkat tangan ketika Noah kembali berbicara. "Untuk saat ini, lakukan saja apa yang kuperintahkan tadi. Kita lanjutkan nanti begitu dia datang."
"Baik, Tuan," jawab Noah.
Rain berjalan menghampiri meja makan, lalu berhenti di seberang meja, di depan Jeanna. Gadis itu masih tak menyadari kehadiran Rain.
"Apa lagi sekarang?" Rain bersuara.
Jeanna mendongak menatap Rain dan tampak terkejut. Dengan cepat, gadis itu mencoba menghapus air mata di pipinya.
"Pak Rain …"
"Kenapa kau cengeng sekali?" gusar Rain. "Aku benar-benar benci melihat gadis yang lemah dan cengeng sepertimu. Jadi …"
"Maaf," sela Jeanna. "Saya hanya … memikirkan adik saya."
Rain mengernyit.