"Benarkah?" Ekspresi wajah Rail berubah lagi menjadi ceria.
"Hei, apa ini? Kenapa ekspresi kamu berubah sangat cepat, Rail?" Tanya Raja Akhirat geleng-geleng kepala.
"Maaf Yang Mulia, saya hanya terbawa suasana!" Rail duduk kembali di kursi.
"Ya sudah, kita pergi sekarang!" Kata Raja Akhirat bergegas bangun dan pergi keluar perpustakaan, Rail mengikutinya dari belakang, kemudian pengawal istana berjalan paling akhir.
Dan di istana, Ardina sudah tersadar. Seperti apa yang dikatakan pengawal istana. Ia duduk sambil memijit keningnya. Terasa sakit, mungkin ia tidur terlalu lama. Bukan hanya kepalanya saja yang sakit, seluruh tubuhnya pun terasa sakit. Nyeri di beberapa titik.
Matanya sambil melihat kesekitar kamar. Kamar yang begitu asing buat matanya. "Ini di mana?" Tanya Ardina. Ia mencari tau ada di mana dia sekarang. Matanya terus menelusuri tiap benda yang ada di kamar itu. Sangat asing, dan dia tidak mengenali benda apapun yang ada di kamar itu. "Ini bukan kamarku?" Katanya.