"Pria gila..." Maya memekik kesal, ia mengacak-acak rambutnya hingga berantakan lalu membanting tubuhnya diatas tempat tidurnya.
"Menjadi pembantu? Aku kembali bukan untuk menjadi pembantunya tapi untuk membalas sakit hatiku padanya. Mengapa semua jadi begini? Tuhan.. kali ini saja berbaik hatilah padaku jangan biarkan Marve menindasku." Maya mengangkat tangannya tinggi dan berdoa dengan frustasi, ia membanting kakinya kesal sebelum akhirnya berjalan keluar dari kamarnya karena sejak tadi terdengar bunyi bel berdentang.
"Siapa lagi sekarang?" Ucapnya kesal, Maya membuka pintu apartemennya tanpa melihat lebih dulu siapa yang datang.
"Aku haus.."
Rahang Maya terbuka lebar, ia tidak mampu berucap saat Marve menyelonong masuk kedalam apartemennya tanpa izin darinya.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Maya segera menyusul langkah Marve yang kini telah duduk disofa depan televisi.