Ia mengangkat kepalanya, menghadap pada orang-orang yang ada di depan sana terutama pada orang yang menghunus panah beracunnya tepat dimana jantung sang kekasih berada.
Menatapnya penuh dengan kebencian.
Matanya yang indah berubah menjadi merah tanda ia sangat murka.
Semua dewa sudah berada di sana, berdiri tepat dihadapannya yang sedang memeluk orang terkasihnya.
Salah satu dari mereka berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan orang yang ada dihadapannya.
"Tenanglah. Kau akan membuatnya sedih."
Namun, perkataan orang itu tidak didengar oleh orang di depannya. Malahan ia mendapat tatapan yang begitu menyeramkan.
"Seharusnya aku. Seharusnya aku yang menggenggam tangannya, bukan dia." Katanya menekan setiap kata yang ia ucapkan masih dengan tatapan yang sama.
Begitu menyeramkan.
"Seharusnya aku yang ada diposisinya. Seharunya aku. Bukan dia. Ini salah. Kalian semua salah. Kalian harus menerima hukumannya." Katanya penuh dengan kebencian.