2 minggu telah berlalu jimin pun sudah kembali kerumahnya. Setelah sadar saat di rumah sakit waktu itu, jimin menjadi pribadi yang berbeda dulu dia yang sangat ceria, pemalu dan kadang cerewet sekarang dia lebih pendiam dan suka menyendiri.
Jimin benar-benar terpukul dengan kejadian waktu itu.
Terkadang disaat tidur dia tak pernah tenang selalu dihantui kejadian-kejadian yang menimpanya hingga di tengah malam kyuhyun datang ke kamar jimin saat kyuhyun mendengar adiknya berteriak histeris di tengah malam karena kejadian waktu itu setiap jimin tertidur di malam hari selalu datang ke dalam mimpinya. Sehingga selama satu minggu ini kyuhyun memutuskan setiap malam ia akan menemani jimin di saat malam tiba hingga pagi menjelang.
Siang ini seperti biasa jimin ditemani kakaknya kyuhyun diruang tengah mereka berdua sedang menonton tv dengan jimin yang menidurkan kepalanya di paha sang kakak karena pagi tadi dia mengeluh kepalanya terasa pusing.
"Hyung, aku lapar.." lirih jimin masih di dengar oleh kyuhyun.
"Kau ingin makan apa? Para pelayan libur hari ini hyung pesankan sesuatu ne..?"
Jimin menggelengkan kepalanya.
"Aku ingin teokbokki dan ramyun."
"Eh.. Kau harus makan nasi dulu jim sebelum makan itu."
Jimin pun langsung terbangun dari tidurannya dan menggeleng cepat.
"Tidak! Aku ingin makan itu hyung! Ayolah hyung.."
"Kau ini kenapa sih tak biasanya. Pokoknya kau harus makan nasi dulu titik." Kyuhyun heran merasa hari ini sikap jimin berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Jimin yang mendengar penolakan kyuhyun langsung beranjak dari sana dan berjalan menuju kamarnya. Kyuhyun yang melihat adiknya seperti itu mengernyit bingung dengan perubahan adiknya pagi ini.
"Kenapa dia itu aneh sekali. setelah berubah jadi pendiam sekarang berubah lagi jadi manja dan suka membantah. Astaga aku bisa pusing dengan anak ayam satu itu!" Gerutu kyuhyun saat jimin sudah pergi dari ruangan itu.
Akhirnya kyuhyun pun menyusul jimin ke kamarnya. Dan mencoba membujuknya karena bagaimana pun sejak pagi jimin belum makan apapun
"Jim... jimin-ah maaf ne, ayo kita beli sekarang katanya kau lapar."
"Aku sudah tak ingin lagi."
"Ayolah, hyung janji akan membelikan yang kau mau ne.. Jadi sekarang buka pintunya ya.. Jim.." Tak ada sahutan lagi dari dalam kamar jimin dan tak berapa lama terdengar suara isakan dari dalam dan kyuhyun menjadi panik karenanya.
"Jim.. Jimin.. Hey kau kenapa? Buka pintunya jim!" Kyuhyun terus mengetuk pintu itu dan sampai akhirnya jaehyun terlihat memasuki rumah meski masih siang dan belum waktunya ia pulang. dia hanya ingin memastikan keadaan adik manisnya.
Jaehyun yang mendengar ketukan pintu dan suara adiknya kyuhyun dia bergegas naik ke lantai atas.
"Hyunie-ah.. Ada apa?" Dengan cepat dia menuju kearah kyuhyun yang terlihat mengetuk pintu kamar jimin.
"Hyung.. Jimin didalam menangis hyung dan aku sudah membujuknya untuk membuka pintu tapi tidak ada hasilnya."
"Aku akan coba membujuknya."
"Jimin.. Ini jae hyung buka pintunya jim."
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
Pintu pun terbuka menampilkan sosok jimin yang berantakan matanya merah hidungnya juga memerah akibat menangis. Dan tanpa aba-aba jimin menerjang tubuh jaehyun untuk memeluknya dan kembali menangis.
𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠
"Astaga! Jimin.. Bahaya saeng!" Mereka berdua limbung kelantai dengan jimin di atas jaehyun.
"Hyuuuung.. Hiks..H-hyunie hyung hiks.. jahat a-aku lapar tapi h-hunie hyung tidak mau me-membelikan ku makanan hiks..." Jaehyun langsung menoleh pada kyuhyun dengan tatapan tajam.
"Kau gila! Jimin lapar hyun-ah kenapa kau tak memberikannya makan huh!!"
"B-bukan begitu hyung dia ingin teokboki dan ramyun tapi ku suruh dia makan nasi dulu. Tapi dia menolak."
"Begitu jimin? Kenapa kau tak menurut hum?" Ucap jaehyun lembut dengan mengusap punggung jimin.
"Aku sangat ingin hyung. Kumohon boleh yah.." Jimin pun memohon dengan puppy eyes nya dan melemah lah mereka berdua dan dengan terpaksa mereka menurutinya.
"Aish.. Ya baik lah.."
"Yeeeyy.. Ayo hyung!" Jimin pun segera berlari keluar.
"Dia semakin aneh hyung dan berubah lagi dari beberapa hari yang lalu. Apa hyung juga merasakannya.?"
"Ya, aku juga merasakannya. Tapi lebih baik dia seperti ini." Keduanya pun berjalan keluar menyusul jimin.
"Hyung! Ayo ish.. Lama sekali"
"Sabar jim, ayo sekarang masuklah."
"Ne." Mereka pun masuk kedalam mobil dan pergi ke kedai jung ahjushi yang tak jauh dari rumah mereka.
•••
Saat ini mereka sudah berada di dalam kedai itu dan telah memesan sekarang mereka sedang menunggu pesanan mereka bertiga.
"Jim, kau terlihat lebih gendut beberapa hari ini."
"Benar jim lihat pipimu ini uh.. Gemes jadinya." Timpal kyuhyun sambil mencubit pipi chubby adiknya.
"Ish.. Hyung sakit tau.." Kedua kakaknya pun tertawa melihat jimin yang mencebikkan bibirnya. Tak berapa lama pesanan mereka datang.
Dan jimin menyantap makanannya dengan lahap.
"Hey, pelan-pelan makannya."
"Hihihi.. Enak sekali hyung." Jimin pun terkikik karena ia senang bisa memakan makanan yang ia inginkan.
"Astaga.. kau seperti baru pertama kali memakannya"
"Hyung, setelah ini belikan es krim ya.."
"Memangnya belum kenyang?"
"Ish.. Hyung aku ingin es krim!"
"Ya ya.. Habiskan dulu makananmu."
"Okey" Jimin dengan semangat menghabiskan makanannya. Kedua Hyung nya hanya bisa geleng kepala melihat tingkah adiknya.
Hari sudah sore, tadi setelah makan siang jaehyun kembali kekantor nya dan jimin hanya ditemani kyuhyun.
Setelah membeli es krim yang di inginkan jimin mereka berdua pun kembali ke rumah karena jimin mengeluh lelah.
Dan saat ini jimin berada di kamar kyuhyun karena tadi katanya ingin tidur ditemani Hyung nya.
"Kau kenapa manja sekali hum? Biasanya juga tidur sendiri."
"Tak tahu hanya ingin saja"
"Hum.. Terserah" Mereka pun akhirnya tertidur.
Di Kantor, jaehyun yang berada di ruangannya melamun memikirkan sikap aneh jimin. sekarang dia bingung adiknya cepat sekali berubah. Jaehyun yang tengah sibuk dengan pikirannya tak sadar sang appa yang masuk keruangan nya.
"Jae.. Jaehyun.."
"Astaga! Appa kau mengagetkan ku."
"Kau melamun kan apa hum?
"Tidak appa, hanya saja jimin dia berubah lagi. Sekarang dia jadi lebih manja."
"Iya, appa juga tahu itu. Sekarang kita pulang ne.."
"Ne appa."
Sesampainya di rumah mereka di buat heran karena tak melihat jimin dan kyuhyun.
"Kemana mereka? sudah waktunya makan malam kenapa sepi sekali?."
"Periksalah kamar mereka jae-ah, mungkin mereka tidur karena tidak mungkin mereka keluar karena mobil kyuhyun ada di garasi."
Jaehyun pun pergi ke lantai mencari keberadaan jimin dan kyuhyun.saat membuka kamar itu terlihat di dalam ruangan bernuansa baby blue itu kosong dan jaehyun pun kembali menutup pintu itu.
Kemudian langkahnya pun mengarah ke kamar yang lain, kamar kyuhyun. Sampai didepan kamar itu segera dia membukanya. Dan benar saja di dalam kamar itu terlihatlah kakak dan adik itu sedang tidur dengan jimin yang memeluk kyuhyun. Jaehyun pun mendekat untuk membangunkan mereka.
Kalau kalian ingin tahu jaehyun sudah berubah setelah jimin me dia sudah bisa mencintai jimin sebagai seorang adik meski merasa cemburu kala jimin dekat dengan pria lain meski itu kyuhyun adiknya. Namun jaehyun berusaha untuk menepis semua perasaan itu dia ingin menjadi kakak yang baik untuk jimin dan kyuhyun.
"Jimin.. Kyuhyun.. Bangunlah waktunya makan malam."
Keduanya pun mulai terbangun menggeliat dan mengerjapkan matanya tapi yang segera terbangun hanya jimin dan kyuhyun kembali tak bergerak. Jaehyun yang melihat jimin yang terbangun pun tersenyum.
"sudah bangun hum? Cepat gantilah pakaianmu kita akan makan malam diluar."
"Ne hyung.. Hoamm"
"Hey jangan lebar-lebar kalau menguap takutnya serangga masuk ke mulutmu dan kau kenyang sebelum makan nanti."
"Ishh..." Jimin memukul lengan jaehyun karena menggodanya dan dia segera ke kamarnya untuk berganti pakaian. Jaehyun hanya bisa tertawa melihat adiknya yang cemberut.
"Anak ini tidak bangun juga. Hey kyuhyun-ah bangun waktunya makan malam."
"Aishh.. Aku masih ngantuk hyung.."
"Kalau tak bangun juga kami akan meninggalkanmu."
"Ya ya aku bangun.." Kyuhyun pun beranjak turun dari ranjangnya dengan langkah gontai menuju kamar mandi.
Jaehyun pun keluar dari kamar adiknya menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Setelah 20 menit berlalu mereka sudah diruang tengah kecuali jimin yang belum juga keluar dari kamarnya.
"Kenapa jimin lama sekali? Hyunie-ah coba kau lihat dia appa takut terjadi sesuatu."
"Ne sebentar.." Kyuhyun pun bergegas ke kamar adiknya karena sampai sekarang juga adiknya itu belum turun juga.
Saat di depan pintu kamar sang adik kyuhyun membuka pintu dan segera masuk ke dalam dan tak mendapati jimin di sana tapi pintu kamar mandinya masih tertutup. Kyuhyun pun mendekat kearah pintu kamar mandi. Saat akan mengetuk pintu dia mendengar suara gaduh dari dalam.
"Hoeeek.. Hoeek.. Uh.. Hiks.."
"Jim, kau tak apa? Hey kau kenapa?"
"Hyuung.." Terdengar suara lemah dari adiknya kyuhyun dengan cepat membukanya. Dan yang dia lihat jimin yang berpegang pada wastafel dengan wajah yang pucat.
"Hey, kau kenapa?"
"Hyung sakit hiks.."
"Ayo kita keluar kau harus istirahat ne.."
Saat akan membawa jimin keluar dari kamar mandi jimin jatuh pingsan untung saja kyuhyun dengan cepat menahan tubuh jimin dan mengangkatnya ke atas ranjang.
"Hyuung! Appaaa!Jimin pingsaan" Teriak kyuhyun dari kamar jimin. Jaehyun dan tuan park langsung melesat ke kamar jimin.
"Ada apa hyun-ah?" Tanya tuan park
"Jimin pingsan setelah muntah tadi"
"Jae hubungi dokter min untuk segera kesini."
"Ne appa" Jaehyun pun keluar dari kamar itu untuk menghubungi dokter keluarganya.
"Kau kenapa jim?" Ucap tuan park sambil tangan kanannya menggenggam tangan jimin dan tangan kirinya mengusap surai lembut itu.
"Dokter akan segera kesini."
10 menit kemudian bel pintu utama berbunyi jaehyun pun bergegas turun untuk membuka pintu. Setelah membuka pintu terlihat pria dengan jas putihnya.
"Silahkan masuk dok. Mari"
"Ne" Keduanya pun bergegas ke kamar jimin
"Bisa kalian keluar dulu? Aku akan memeriksanya."
"Baiklah" Ucap tuan park meski tak rela meninggalkan putranya sendiri.
Pintu kamar jimin pun di tutup mereka yang berada di luar di buat cemas.
"Semoga tidak terjadi masalah pada kesehatannya."
"Ne appa semoga jimin baik-baik saja." Ucap jaehyun menenangkan.
Tak lama pintu kamar jimin pun terbuka terlihat sang dokter dengan dahi mengkerut seakan tengah memikirkan sesuatu.
"Bagaimana dok?" Tanya tuan park pada dokter yang baru keluar dari kamar jimin.
"Saya kurang yakin dengan hasil pemeriksaan tadi lebih baik tuan membawa putra anda ke rumah sakit untuk memastikannya."
"Apa maksud dokter sebenarnya?"
"Putra anda hamil tuan park. Tapi saya kurang yakin jadi bawalah putra anda ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih lanjut."
"H-hamil? Bagaimana bisa?" Ucap tuan park yang terkejut dengan apa yang dikatakan oleh dokter min.
"Kalau begitu saya permisi dulu karena di rumah sakit masih ada jadwal pasien untuk saya periksa. Permisi."
"Ne dok terima kasih."
Dokter min pun pergi dan tuan park, jaehyun dan kyuhyun masih mematung dengan pikiran masing-masing.
"Appa ini sangat mustahil terjadi jimin seorang namja tak mungkin dia bisa hamil." Ucap jaehyun tak percaya
"Lebih baik kita bawa jimin ke rumah sakit untuk memastikannya."
Kyuhyun pun segera masuk ke kamar jimin dan melihat adiknya yang masih menutup mata.
"Aku tak menyangka akan jadi seperti ini." Lirih kyuhyun dengan tangannya membelai kepala adiknya.
Kyuhyun pun mengangkat tubuh jimin membawanya keluar. Terlihat tuan park dan jaehyun sudah menunggunya di depan mobil mereka.
"Cepat masuk ke mobil" Ucap jaehyun
Mereka pun pergi dari rumah mereka menuju rumah sakit.
•••
"Kook, kenapa kau tak pulang sudah satu minggu kau disini apa kau tak ingin pulang?"
"Kau mengusirku hyung!" Ucap jungkook pada hoseok. Sudah dua minggu ini jungkook tidak pulang ke rumahnya dia takut dan malu untuk bertemu ayahnya.
"Yak!! Bukan begitu, aku tau kau merasa bersalah tapi, tidak begini kook. Kau harus minta maaf pada ayahmu. Karena dia juga kau tak sampai masuk penjara karena perbuatan mu."
"Benar yang dikatakan hoseok. Kau tak harus bersembunyi terus seperti ini." Ucap yoongi entah kapan dia datang dan langsung ikut bicara. Sahabat jungkook sudah tahu perihal perbuatan jungkook pada jimin.
"Baiklah aku akan pulang." Lirih jungkook dengan tubuh lunglai dia berjalan kekamar tamu yang ada di apartemen hoseok.
Saat mengemasi barang-barangnya yang tak banyak ponselnya berbunyi dan terlihat dilayar ponsel menampakan nomor sang ayah. Jungkook pun segera mengangkatnya.
"Annyeong appa."
"Segera kau pulang aku ingin bicara denganmu!"
Sebelum sempat menjawab lagi teleponnya sudah terputus karena ayahnya yang memutuskan panggilan itu. Jungkook pun bergegas keluar setelah mengambil kunci mobilnya di atas nakas yang ada di dalam kamar itu.
"Hyung aku pergi." Ucap jungkook pada yoongi dan hoseok.
"Ne hati-hati.." Ucap mereka berdua bersamaan.
Jungkook pun keluar dari apartemen itu dengan cepat. Setelah sampai di tempat parkir dan menemukan keberadaan mobilnya segera dia masuk dan pergi dari sana.
Dalam perjalanan jungkook merasakan firasat buruk sesuatu akan terjadi padanya.
Setelah menempuh waktu lima belas menit jungkook pun sampai dan dihalaman rumahnya terlihat mobil yang pastinya bukan milik ayahnya atau pun adiknya.
Setelah memarkirkan mobil jungkook pun turun dan masuk kedalam rumahnya. Terlihat diruang tengah ayahnya sedang memeluk ibunya yang menangis, wonho adiknya yang menatap tajam padanya dan dua orang lainnya yang pastinya jungkook tak kenal sedang menatapnya dengan penuh amarah.
"Ada apa ini?" Tanya jungkook pada orang-orang yang berada di sana.
Tanpa menunggu lagi jaehyun yang ada di sana duduk di samping tuan park ayahnya langsung bangkit dari duduknya melangkah menuju jungkook dan memukul wajahnya.
𝘽𝙪𝙜𝙝𝙝..
𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠..
Tubuh jungkook langsung menghantam pintu akibat pukulan jaehyun dengan kepala yang terbentur lebih dulu dan mengakibatkan dahi jungkook terluka dan mengalirkan darah.
"KAU BILANG ADA APA HAH! DASAR BAJINGAN! KAU PUAS SUDAH MENGHANCURKAN MASA DEPAN ADIKKU!" Jaehyun pun terus memukuli jungkook yang sudah tak berdaya.
"Cukup jaehyun, sudah cukup." Ucap tuan park dengan menahan tubuh jaehyun dan membawanya kembali duduk.
"Kita harus membicarakan ini dengan kepala dingin. Demi adikmu jae-ah." Tambah tuan park dengan menenangkan kan putranya.
Tuan jeon membawa jungkook untuk ikut mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Lanjutkan donghae, jungkook sudah ada disini."
"Aku sudah tahu mengenai putramu jungkook yang melakukannya. Dan sekarang aku ingin memberitahu kalian tentang jimin." Ucap tuan park dengan tenang.
"Ada apa dengan jimin donghae?"
"Saat ini jimin berada di rumah sakit karena tadi sempat tak sadarkan diri namun bukan itu yang masalahnya."
"Jadi apa? Katakanlah."
"Jimin tengah hamil dan usia janinnya baru satu minggu."
Bagai disambar petir disiang hari orang-orang yang berada di sana kecuali tuan park dan jaehyun merasa terkejut akan apa yang dikatakan tuan park. Termasuk jungkook yang merasa tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"K-kau jangan bercanda donghae, jimin seorang namja bagaimana dia bisa hamil itu mustahil.." Ucap tuan jeon tak percaya.
"Awalnya aku juga tak percaya dengan dokter yang ku suruh untuk memeriksa jimin di rumah tadi namun, setelah dia menyarankan untuk membawa jimin ke rumah sakit untuk memastikan. Dan benar adanya setelah membawanya ke rumah sakit dan menjalani pemeriksaan sekali lagi aku mendapat hasil yang sama jimin positif hamil. Dokter bilang jimin memiliki rahim didalam perutnya dan saat dilakukan USG aku baru benar-benar percaya karena melihat janin itu hidup dalam perut jimin ku." Ucap tuan park sambil menyodorkan hasil USG dan berkas hasil pemeriksaan milik jimin.
Tuan jeon pun menerima berkas itu dan memeriksanya dan nyonya jeon yang memegang foto USG itu pun menangis karena tak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Astaga mereka kembar dan masih sangat kecil.. Hiks.."
Ucap nyonya jeon yang melihat foto USG itu. Perasaan nyonya jeon benar-benar campur aduk. Antara senang dan kecewa. Senang karena dia akan mempunyai 2 cucu sekaligus dan kecewa atas kelakuan bejat dari anaknya. Lama mereka hening hanya terdengar suara isakan dari nyonya jeon, tiba-tiba seseorang memecah keheningan dan membuat semuanya yang ada di ruangan itu terkejut.
"Tuan park aku akan bertanggung jawab atas kehamilan jimin."
𝙏𝘽𝘾