"Apa? Pendekar Baju Putih adalah gurumu?"
Kedua bola mata Pendekar Tiga Zaman sampai terbelalak karenanya. Ia masih tidak percaya. Tapi melihat kesungguhan pemuda itu, mau tak mau ia harus mempercayai ucapannya.
"Benar, Tuan," jawab Zhang Yi tetap merendah.
Diam-diam ia mulai melakukan persiapan barangkali sesuatu tak diinginkan terjadi. Bagaimanapun juga, ia belum tahu masa lalu Pendekar Tiga Zaman. Siapa tahu dia adalah musuh gurunya? Bukankah semua hal bisa saja menjadi mungkin dalam keadaan tertentu?
"Jadi, jadi tongkat yang kau bawa ini adalah Pedang Dewa Naga?"
"Tidak salah," katanya membenarkan.
Tiba-tiba Pendekar Tiga Zaman tertawa sangat lantang. Kemudian ia menepuk-nepuk pundak Zhang Yi beberapa kali.
Orang tua itu seperti sedang merasa gembira. Rasa gembira ini bahkan lebih dari apapun juga.