Randika mengangguk dan para pentolan pasukannya itu mulai menghampiri dirinya. Singa memecah keheningan dengan bertanya. "Kenapa Anda bersimbah darah seperti itu tuan?"
Jin sedikit marah dengan kelancangan Singa. "Jaga sikapmu, kalau tadi tuan kita tidak ikut turun tangan maka kita bisa-bisa kalah. Kau juga tadi hampir dihabisi lawanmu bukan?"
"Hah? Maksudmu apa?" Singa tidak terima. "Mau coba adu kekuatan?"
Jin memalingkan wajahnya dan tidak peduli dengan provokasi temannya itu.
Randika berkata dengan nada datar pada mereka. "Ambil mayat-mayat saudara kita dan kubur mereka dengan penuh hormat, sisanya bakar saja."
Semuanya mulai sibuk membersihkan medan tempur yang kacau ini, pertempuran di rumah bangsawan ini telah berakhir dengan kemenangan.
.........
Setelah kembali ke rumah amannya, Randika merasakan kekuatan misterius di dalam tubuhnya mulai menyerang dirinya kembali.