"Wow wow wow waow...Penampilan yang sangat memukau dari Nathan dan juga Seina. Kalian terlihat serasi sekali ya.. Bagaimana nih menurut juri tentang penampilan duet antara Seina dan juga Nathan barusan. Silahkan untuk Adiguna komentarnya..!!"
"Saya suka dengan penampilan kalian berdua. Chamistry di antara kalian sangat cocok dengan lagunya yang romantis. Dan saya sangat suka sekali dengan warna suara Seina. Saya cukup mengikuti brita tentang kamu yang pada awalnya gagal Audisi dan vidiomu yang sempat viral. Untuk nada nada rendah kau harus hati hati karna sedikit agak kurang stabil tapi untuk nada tinggi kamu bagus Seina. Dan untuk Nathan, Awalnya saya ragu kamu bisa membawakan lagu ini dengan bagus karna warna suara kamu yang agak ngerock harua membawakan lagu yang kalem seperti ini. Tapi rupanya keraguan saya salah kalian bagus banget malam ini." Adiguna memberikan tepuk tangan untuk kedua kontestan tersebut.
Tentu saja yang paling heboh adalah Seinover fans fanatik Seina. Mereka yang ada di studio bersorak sorai untuk idola mereka tak hanya fans Seina tapi juga fans Nathan yang lebih di dominasi kaum wanita.
Helena dan juga Arsya kurang lebih juga setuju dengan komentar Adiguna yang lebih senior. Mereka juga suka dengan duet antara Seina dan juga Nathan tapi berbeda hal dengan Devan. Devan kurang suka dengan gaya Nathan di akhir lagu yang menurutnya terlihat lebay dengan memberikan buket bunga. Devan sempat beradu argumen dengan Helena, Jika yang di lakukan Nathan itu bukan lebay tapi romantis.
"Makanya kamu cari pasangan donk !! Biar bisa tau caranya romantis." Komentar Helena di sambut dengan teriakan teriakan dari fans Seina yang ikut setuju. "Inget umur..Yang lain udah pada nikah pada punya anak noh..!!" Helena kembali menyindir.
"Hei..yang namanya jodoh itu udah ada yang ngatur. Gue mah santai..terima jadi aja." Ucap Devan membela diri.
"Makanya berdoa di sepertiga malam!! Jangan tidur mulu kalau malem."
"Oke , cukup cukup!! Untuk Nathan dan juga Seina silakan kembali dan mempersiapkan untuk penampilan selanjutnya. Dan sekarang kita akan menyaksikan penampilan selanjutnya yaitu duet antara Alea dan Putra !!" Daniel memanggil kontestan berikutnya.
Karna sempat terbakar api cemburu melihat penampilan Seina dan Nathan yang romantis. Alea jadi tak terima dirinya sesungguhnya berharap dirinyalah yang berduet dengan Nathan. Konsentrasi Alea menjadi buyar karna emosinya sehingga dirinya tidak fokus dengan penampilannya sendiri dirinya kurang menghayati lagu dan Chamistry di antara dirinya dan putra kurang maksimal dan terkesan mengambang.
***
Sementara di belakang panggung Seina yang telah berganti baju dan memperbaiki make upnya kini di bantu oleh stylish rambut untuk menata rambutnya untuk penampilan selanjutnya.
" Seina, Trima kasih penampilanmu tadi bagus." Nathan tiba tiba saja muncul dengan kostum yang sudah berganti.
"Sama sama, Kamu tadi juga bagus."
"Aku yakin berkat duet denganmu tadi nilai voting kita akan tinggi."
"Aku juga berharap seperti itu. Semoga saja kita bisa lolos di babak selanjutnya."
Keduanya saling melempar pujian dan juga saling support. Membuat Becky sang stylish jadi merasa iri. "Aduh.. Kalian ini cucok banget sih. . Kalian ini pacaran ya??"
"Ah, Apaan sih Bec..Bikin gosip aja. Kita kan cuma temen aja ya kan Than." Seina tampak merona malu.
"Cie cie..Ada yang salting nih." Sementara Nathan hanya senyam senyum sendiri.
Sementara Alea yang baru saja turun dari panggung malam marah-marah tak jelas pada Putra. Menurutnya Putra tak tampil dengan maksimal, Sedangkan Putra sendiri juga tak terima di salahkan karna sudah jelas jelas Alea sendiri yang tidak fokus bahkan bahkan sempat telat masuk nada sehingga penampilam duet mereka sempat kacau di awal.
Alea yang melirik Seina dan Nathan di ruang make up jadi semakin panas melihat kedekatan dan kemesraan mereka berdua.
.
.
Satu demi satu peserta sudah tampil kini hanya tinggal menunggu hasil akhir voting. Seperti biasa Alea selalu mendapat voting tertinggi, namun kali ini posisi kedua di isi oleh Seina yang biasanya langganan posisi akhir di susul dengan Nathan di posisi ketiga. Namun sayang sekali malam ini Seina harus kehilangan sahabatnya karna Nina harus pulang malam ini.
Tentu saja isak tangis Seina tak terbendung karna bagaimana pun hanya Nina yang sedari awal mau berteman dengan tulus dengannya selalu membelanya dan bahkan melindunginya dari ulah ulah Alea. Nina bukan hanya sebagai teman atau sahabat Nina lebih tepat di sebut seperti saudara bagi Seina.
Malam ini Nina memang tampil kurang baik, Tak seperti biasanya. Semalam dirinya mendapat telepon jika Ibunya sedang sakit, Fokusnya terbagi hingga di atas panggung pun dirinya tak bisa konsentrasi pikirannnya buyar hingga beberapa kali melakukan kesalah pada tehnik vokal. Ibunya memang sudah lama mengidap penyakit jantung bahkan sering colaps di rumah sakit. Maka dari itu saat mendengar kabar sakitnya sang Ibu, Nina seperti kehilangan separuh nyawanya.
Setelah acara berakhir Seina yang masih sedih mencoba menenangkan diri di dalam toilet mengingat kembali pesan sahabatnya sebelum pulang. "Apa pun yang terjadi kau harus menjadi juaranya. Kalau kau menjadi juara aku juga akan merasakan aku juga juara. Aku akan selalu berdoa agar keinginanmu dapat terwujud dan semoga saja kau bisa di pertemukan dengan Ayah yang selalu kau cari." Kalimat terakhir Nina masih terngiang di ingatan Seina. Dirinya berjanji jika ajang pencarian bakat season ini berakhir dirinya akan mengunjungi rumah Nina.
Setelah dirasa cukup dengan pergolakan batinnya karna di tinggalkan sahabat Seina keluar dari toilet dan kembali ke ruang wardrobe untuk mengembalikan gaun yang dipakainya. Saat berbalik Seina tak sengaja menabrak Adiguna yang juga baru saja melepaskan jasnya hingga kaca mata yang di pakai pria itu terlepas. "Maaf om saya gak sengaja." Seina memungut kembali kacamata hitam milik penyanyi senior itu yang berada di dekat kakinya. Saat Seina mangambilnya jantungnya gemetar, rupanya bingkai kacamata tersebut retak dan tentu saja ini adalah kesalahannya. Seina sadar bahwa kaca mata seorang artis pastilah sangat mahal dan dia pasti tak sanggup menggantinya. Wajah cemas membingkai wajah cantiknya sementara Adiguna hanya diam memandangi wajah Seina dengan pandangan yang sedikit kabur. "Aduh Om..Maaf banget kacamatanya rusak." Adiguna tak menjawab dirinya memandang Seina sambil melamunkan sesuatu.
"Seina pasti akan ganti deh Om, Tapi untuk saat ini Seina belum punya uang." Ya tentu saja karna dirinya selama dua bulan ini ada di asrama dan sedang menjalani karantina. "Nanti deh Om kalau Seina sudah keluar dari asrama akan Seina ganti."
"Tidak usah saya masih punya satu lagi di rumah. Lagian ini hanya retak sedikit." Adiguna bangkit dari lamunannya dan beranjak berdiri lalu memakai kacamatanya lagi. Saat di pakai kacamata yang retak tadi jadi benar benar rusak dan patah. Seina tentu saja jadi tak enak hati dan dengan bodohnya dia malah menjanjikan akan menggantinya saat sudah keluar dari ajang pencarian bakat ini, Sedangkan tentu saja kacamata itu sangat penting karna untuk melihat dan harus segera di ganti.
"Yah Om. . Jadi rusak beneran deh. Aduh maaf banget ya Om." Seina benar benar merasa bersalah dan sedikit malu pertemuan pertama dengan artis senior sekaligus juri tamu yang tadi baru saja memuji-muji penampilannya kini malah dirinya yang merusak kacamatanya.
"Udah gak masalah. Lagian ini kan cuma ketidak sengajaan gak usah di ganti." Ucapan Adiguna barusan sedikit melelehkan hati Seina yang panik dan tak enak hati karna merasa bersalah. "Oh ya, Kau berasal dari kota Semarang ya ?"
"Sebenarnya saya dari kampung Om. Jarak ke kota semarang aja hampir tiga jam." Adiguna hanya mangut mangut saat gadis itu menjelaskan. Ingin dirinya menanyakan satu hal lagi namun ia urungkan karna dirinya mendapat panggilan telepon yang penting. "Maaf saya permisi duluan." Adiguna beranjak pergi meninggalkan Seina yang termenung sendiri di ruang wardrobe.
Dalam keremangan dan keburaman matanya sesaat tanpa kacamata tadi Adiguna yang melihat sosok Seina sangat mirip dengan seseorang. Apa lagi ekspresi paniknya sungguh sangat mengingatkannya pada seseorang yang setelah berpuluh tahun menghilang tanpa jejak.