Dada Seina kembang kempis napasnya ngosngosan karena merasa takut dan gugup. Terlebih sorot mata Nathan yangenatap tajam kearahnya seolah ingin memakannya hidup-hidup.
"Kau tenang saja. Aku tak akan menyakitimu. Aku hanya ingin menuntut sebuah penjelasan darimu." perlahan nathan melepas dekapan tangannya pada mulut Seina yang ketakutan.
"Nathan? Kenapa kau bersikap seperti ini?"
"Kenapa kau membohongiku? Kenapa kah membuat janji palsu kepadaku jika kau malah berhubungan dengan Devan?"
"Nathan.. Aku.. Sudah kubilang aku minta maaf atas hal itu." ucap Seina lirih ia tak berani menatap mata nathan yang mengeluarkan semburat kemerahan.
"Sayangnya aku tidak butuh maaf mu. Yang ku butuhkan adalah sebuah kejelasan dan kejujuranmu."
"Nathan.." suara Seina bangat lirih bahkan hampir tak terdengar.