Bab 196: Berpemikiran sempit

Wanita itu turun dari mobilnya ia melepas kacamata hitam tebal yang menutupi sebagian muka dan matanya sepatu high heel nya menapaki tanah yang sedikit basah membuat ujung dari sepatunya itu menjadi lengket dan dan membuat sebagian tanah menjadi menempel di hak sepatu tersebut.

Wanita itu menuju kearah sebuah rumah sederhana bercat hijau yang nampak asri dari luar karena halaman depannya di penuhi aneka tanaman hias dan juga beberapa pohon yang rindang. Rumah tanpa pagar itu tampak sepi dan pintunya tertutup.

Vira mengetuk-ngetuk pintu kayu yang di pelitur dengan warna agak gelap tersebut beberapa kali namun sama sekali tak ada jawaban. sesekali Vira juga mencoba mengintip pada jendela kaca yang juga tertutup itu. ia bisa melihat sebagian pada dalam rumah itu karena di balik jendela terdapat gorden yang tak menutup dengan sempurna.

"Santi.. Keluar kau..!" teriak Vira sambil menggedor-gedor pintu rumah tersebut namun masih tak ada respon.