POV Lelaki Kampus Biasa.
Seorang mahasiswa yang terkenal sangat tinggi dan bertubuh dominan gym sangat terkenal di kampus karena tak hanya ketampanannya tapi juga sifat yang sangat aneh. Dia pendiam dan selalu memakai masker hitam di wajahnya. Kaca mata minus yang tampak dingin dan sangat datar, baju yang selalu sama setiap hari dan tidak pernah berganti model yang berbeda.
Dia bernama, "Alandra..."
Para wanita datang memanggilnya yang sedang berjalan pulang dari kampusnya sendirian. Lalu Alandra menoleh diam.
"Kau mau ikut kami ke tempat karaoke."
"Ya benar, tubuhmu sangat menarik wanita bagaimana jika ikut?" tawar mereka.
Awalnya Alandra terdiam sebentar, dia benar benar belum menjawab hingga para wanita itu menambah perkataan mereka.
"Alandra, ini kesempatan emas untuk menarik banyak wanita cantik bukan? Di sana banyak wanita dan mungkin kamu juga bisa membawa pulang salah satu dari kita, hehe.... Benar kan?" tatap mereka.
"(Benar benar mengganggu,)" Alandra tampak kesal dalam hati lalu ia membalas. "Maaf... Aku harus segera pergi," Alandra membalas begitu saja dan berjalan pergi. Hal itu membuat mereka terdiam seperti telah di abaikan.
"Ada apa dengannya? Kenapa menolak? Padahal banyak lelaki yang kita ajak selalu menerima saja."
"Dia memang seperti itu, tertutup dan pendiam tapi sifatnya itu akan di tutupi oleh wajahnya yang tampan, sayang nya... Dia memakai masker terus menerus menutupi wajahnya. "
"Kau benar, dia tampan bahkan kita bisa melihat ketampanan meskipun terhalang masker dan belum satu kali pun melihat nya tidak memakai masker dan tubuhnya benar benar tinggi besar."
"Apa dia pernah menolak wanita?"
"Entahlah aku dengar banyak wanita yang suka padanya tapi mereka tak bisa mengutarakan nya karena takut Alandra tak menyukai mereka dan malah menolak cinta mereka. Dia juga di nilai dingin dengan tatapan nya itu."
"Benarkah, apa jangan jangan dia dari suatu geng, tampilan nya juga agak mengerikan, padahal pakaiannya biasa biasa saja," kata mereka sambil membicarakan Alandra yang sudah pergi.
"Aku jadi ingin mencoba menembak nya," kata salah satu wanita itu. Seketika wanita lain tersenyum dan menepuk punggungnya. "Kami hanya akan mendukung mu Pftt..."
"Hah, kenapa ketawa? Ada yang aneh kah?"
"Yah, kami hanya berpikir bahwa dia juga pasti akan menolak dengan cara yang halus, tapi tak apa. Paling tidak, dia membalas, karena ada banyak lelaki yang menolak wanita yang menembak nya dengan kasar tapi dia benar benar sangat baik, membalas lembut dengan perkataan yang begitu membuat hati kita tertutup untuk nya."
"Eh benarkah, apa dia sebaik itu? Tapi belum tentu juga seleranya adalah kita kan?"
"Mana mungkin! Lelaki di sini saja tertarik pada wanita cantik sejenis kita ini."
"Aku bicara soal selera Alandra, dia mungkin berbeda," kata salah satu dari mereka membuat yang lain nya diam berpikir dengan kalimat itu.
Sementara Alandra pulang dengan menaiki kereta, di dalam kereta, dia ke bagian tempat duduk dan untuk mengisi kebosanan nya dia bermain ponsel. "(Apa di sini tak ada sesuatu yang bisa membuatku berpikir soal referensi cerita lain?)" pikirnya. Ia bahkan masih memakai maskernya itu, lalu tak sengaja melihat sesuatu di media sosial di ponsel nya.
Kucing putih yang sangat imut dan lucu. Ia terdiam menatap gambar kucing putih yang sangat manis itu. Lalu di balik masker nya, dia tersenyum kecil.
Namun di samping nya, ada seorang wanita dewasa tengah menatap nya. "(Di samping ku ternyata seorang lelaki, tubuhnya besar juga.... Kira kira seberapa tampan wajah nya itu yang memakai masker dan dari tadi menatap ponselnya sendiri....)" dia mencoba mendekat sedikit dan melirik ponsel Alandra yang berisi kucing putih.
"(Oh ya ampun, manis nya... Dia lebih memilih kucing.... Sangat keren,)" dia terpukau dalam hatinya. "(Aku sepertinya tertarik padanya...) Um Halo," wanita itu menyapa Alandra yang melirik lalu menoleh padanya.
"Halo, aku sudah melihat mu dari tadi, dan jika dilihat, kamu sangat tampan, apa kamu bisa berkenalan dengan ku dan bisa aku tanya, apakah kamu punya pacar?" wanita itu menatap lembut.
Alandra terdiam sebentar lalu menjawab. "Aku masih mahasiswa," balasnya. Seketika wanita itu terkejut kaku mendengar itu.
Ia mengepal tangan. "(Bi... Bisa bisa nya dia mengejek ku begitu!? Dia mengejek ku tua begitu!! Memang benar umur ku sudah hampir 30 tahun... Tapi kan wajah ku muda...)" ia kesal tapi menyimpan nya dalam hati.
Sementara Alandra kembali menatap ke ponselnya. Dia benar benar datar setelah mengatakan kalimat nya tadi, dan karena kesal, wanita itu menjadi membuang wajah dan menatap ke ponselnya saja.
Lalu tak lama kemudian kereta penuh dan tak di sangka sangka ada gadis yang berdiri di depan nya tak dapat tempat duduk.
Alandra menengadah melihat gadis itu dan terkejut melihat ukuran dadanya. Apalagi pandangan nya langsung mengarah pada hal itu.
Bagaimana bisa gadis yang seperti itu memiliki ukuran dada yang dominan cantik.
Gadis itu terdiam tak menatapnya, ia lebih memilih mendengarkan sesuatu dari headset kabel yang terpakai di telinga kanan nya saja sambil bermain ponsel berdiri. Tak peduli sekitarnya sedang ramai dan di hadapan nya pas yakni Alandra.
Dan rupanya gadis itu adalah Lex Luthor. Dengan wajah santainya, bermain di banyak nya orang berdiri di samping maupun di belakangnya karena tak kebagian tempat duduk.
"(Gadis ini... Kenapa wajahnya biasa saja?)" pikir Alandra. Dia berpikir bahwa ekspresi yang di pasang Lex Luthor begitu dingin dan terlihat gampang melirik orang lain.
Ia lalu menatap leher di tubuh Lex Luthor.
"Dia.... Kulitnya sungguh putih dan terlihat lembut, rambutnya putih salju sangat cantik," pikir kembali Alandra. Ia terus menatap dan tak di sangka sangka, mata Lex Luthor meliriknya membuat Alandra terkejut dan mengalihkan pandangan menjadi menundukan wajahnya.
"(Sebaiknya aku tidak mencari gara gara, dia tadi sudah melirik ku saat melihat,)" ia lebih memilih menatap ke ponsel nya.
Di saat itu juga, Alandra kembali melihat kucing putih di ponsel nya itu, dia awal nya melihat dengan baik namun dia terdiam baru sadar melihat kucing putih dan gadis itu dan mulai membandingkan dengan Lex Luthor. "(Dia mirip kucing manis ini...?!)"
"Hei..." panggil Lex Luthor dengan tiba tiba. Itu benar benar sangat mendadak apalagi suaranya langsung menuju ke telinga Alandra. Seketika Alandra terkejut sedikit dan langsung menengadah menoleh.
"Dari gang mana kamu?" tatap Lex Luthor dengan datar dan tangan satu terangkat memegang tiang kereta.
".... Pardon?" Alandra menatap tak mengerti dengan ucapan Lex Luthor.
"..... Lupakan," Lex Luthor kembali menatap ke jendela, dia tadi mengira Alandra termasuk gangster, mungkin karena tubuhnya.
"(Apa yang dia tanyakan tadi, Gang? Apa dia berpikir aku gangster? Tapi kenapa dia bertanya begitu? Apa dia ada hubungan nya dengan gangster?)" pikir Alandra kembali menatapnya terus.
Tapi tiba tiba Lex Luthor berwajah sedikit terkejut membuat Alandra terbingung. Wajah Lex Luthor tak menatap apapun. Dia terkejut seperti ada sesuatu yang terjadi pada tubuhnya.
"(Apa yang terjadi? Kenapa dia tampak terkejut dengan ekspresi nya? Apa ada sesuatu?)"
Lalu Alandra melihat bahwa ada pria di belakang Lex Luthor melecehkanya dengan meraba bagian belakang nya.
"(Gadis ini... Di lecehkan tapi kenapa... Wajahnya?)" Alandra terdiam melihat wajah Lex Luthor yang rupanya kembali hanya biasa dan di saat itu juga ponsel yang ada di tangan nya terpukul kan oleh pria itu membuat pria itu jatuh babak belur dalam sekali hantam dan itu membuat Alandra terkejut terpelongoh.
"Kau mencoba melakukan apa huh.... Melecehkan ku," Lex Luthor dengan suara berat nya menarik kerah pria itu yang ketakutan gemetar. Lalu Lex Luthor menoleh ke Alandra. "Kau juga... Dari tadi melihatku seperti ini tapi kau hanya diam saja huh?!" tatap nya pada Alandra yang terdiam.
"(D... Dia memang... Termasuk gangster?!)" Alandra gemetar dalam tubuhnya.
"Ikut denganku kau, turun," Lex Luthor menarik kerah pria itu dan menyeretnya, dia bahkan kuat menyeret pria itu. Lalu setelah kereta berhenti di stasiun. Bahkan semua orang hanya diam saja melihat itu dengan wajah yang masih terpelongoh tak percaya.
Tapi Alandra terdiam. "(Siapa gadis itu, dia seperti... Berani, apa dia bukan gadis biasa, apa dia gangster? Tapi tubuhnya tak terlihat seperti menyeramkan... Dia terlihat seperti masih sekolah menengah,)" pikirnya sangat lama lalu ia menggeleng. Karena penasaran, pastinya dia menjadi turun dengan cepat karena berpikir Lex Luthor belum jauh.
Dan rupanya benar, tak lama kemudian ia melihat Lex Luthor berjalan keluar dari stasiun. Berjalan sendirian dengan langkah kaki yang anggun menatap ke depan.
"Tunggu... Permisi," Alandra datang mendekat dan hal itu membuat Lex Luthor menoleh dengan wajah dingin nya. "Apa yang kau inginkan...?"
"Aku... Aku minta maaf soal tadi," tatap Alandra.
"Untuk apa... Itu sudah berlalu," Lex Luthor membalas.
"(Syukurlah jika dia tidak terlalu menganggap itu tadi...) Kalau begitu... Bisa aku tahu nama mu?" Alandra kembali menatap, tapi suasana terdiam di antara mereka yang bertatapan di banyak nya orang berlalu lalang di stasiun itu, lalu Lex Luthor tersenyum kecil, dia juga menjadi menatap leher Alandra.
Lelaki besar itu di tatap oleh gadis yang tampak manis di luar itu. Ia tersenyum kecil dan melepas headset yang di pakainya.
Lalu ia memberikannya dengan mengulurkan tangan pada Alandra yang bingung. Alandra juga mengulur tangan dan Lex Luthor meletakan headset itu di telapak tangan Alandra.
"Di sana ada namaku... Aku pergi dulu," kata Lex Luthor lalu berjalan pergi menitipkan barangnya itu.
Alandra terdiam membawa headset itu dan melihat nama Lex Luthor di sana. Headset itu berwarna biru muda sangat cantik dan ada ukuran tulisan gelap membentuk tulisan. 'Lex Luthor' dengan gaya penulisan yang cantik.
"(Lex luthor... Apa aku bisa bertemu denganmu lagi?)"