Unduh Aplikasi
41.17% Kisah Couple yang Cocok / Chapter 14: Chapter 14 Keputusan

Bab 14: Chapter 14 Keputusan

"Kau baik baik saja? Kau sudah putuskan ingin kemana setelah lulus?" Lex Luthor masih menatap.

". . . Entahlah, aku bahkan belum menentukan jurusan yang pasti yang harus aku jalani di semester yang berikut nya."

"Lalu kau ingin jurusan seperti apa?"

". . . Jika bisa, aku ingin MBA, dalam semester baru nanti, kami di beri kesempatan untuk bergabung di Universitas MBA, tapi harus memiliki kriteria yang di tentukan."

"MBA, maksud mu Master Business itu? Bisa saja kau jadi CEO jika bergabung dalam pelajaran tersebut."

"Ya, aku ingin, tapi sayang nya, aku sudah berpikir bahwa aku tak bisa berpindah kampus begitu saja."

"Kenapa? Hanya karena kau sudah mengukur bahwa kau tidak mampu dalam pengetahuan itu?"

". . . Iya..."

"Kalau begitu, kau ingin cita cita yang seperti apa?" Lex Luthor menatap.

"Bukankah aku sudah menjawab nya?"

"Bukan, bukan jawaban itu yang aku inginkan, tapi kau ingin menjadi seseorang yang seperti apa di lubuk hati mu sendiri..."

Lalu Alandra terdiam sebentar menatap bawah. "Sebenarnya, aku memiliki sebuah kecanduan dalam menciptakan suatu cerita... Belum di ketahui apa ini tapi, setiap kali aku bertemu hal hal yang baru, aku langsung terpikirkan untuk membuat cerita yang sama agar semua orang tahu dan bisa membaca kisah yang sama seperti yang aku lihat, yang ku inginkan hanya menulis sebuah cerita dan kisah, karena aku penulis," kata Alandra.

"Maksud mu penulis cerita maupun novel novel yang diminati banyak kaum muda?" tatap Lex Luthor.

"Mungkin..."

"Haha itu bagus, baru baru ini aku juga kebetulan sekali tertarik membaca banyak buku di salah satu platform online dan akun nya pun aku juga suka."

"(Huh? Aku baru tahu Lex Luthor suka membaca novel online?) Bisa tunjukan padaku?" tatap Alandra.

Lalu Lex Luthor mengambil ponselnya dari sakunya dan mengetik lalu menunjukan nya pada Alandra yang menerima ponsel itu. Seketika mata Alandra membesar tak percaya karena akun itu miliknya, Lex Luthor selama ini membaca platform novel miliknya.

"I... Ini.... Ini milik ku."

"Hm??... Apa? Itu milikmu?!" awalnya Lex Luthor bingung, tapi ia baru sadar.

"Astaga, aku benar benar tak tahu, nama nya berbeda."

"Ya, aku menggunakan nama samaran.... Apa kau suka cerita yang aku buat?"

"Ya begitulah, ceritamu sangatlah nyata, kau seharusnya mengajukan nya ke salah satu pekerjaan agar kau menjadi seorang pekerja yang di bayar mudah hanya dengan karya seni tulis ini," kata Lex Luthor.

"(. . . Aku benar benar tidak menyangka, Lex Luthor membaca platform ku, entah antara harus senang atau malu....) Aku sepertinya tak akan menentukan pekerjaan yang cocok. Menjadi penulis kurang cocok untuk ku," kata Alandra.

". . .Kalau begitu, maukah kau memegang perusahaan milikku," tatap Lex Luthor seketika Alandra terdiam membuat es krim nya menetes ke bawah.

"Apa... Apa yang kau katakan tadi?" dia memasang mata tak percaya.

"Sebenarnya aku memikirkan ini semua, jika kau mau, kau bisa mengambil perusahaan ku itu."

"Perusahaan apa?"

"Haha, gedung kekuasaan CEO, gedung itu di pegang oleh seorang CEO muda dan itu adalah aku, jangan khawatir. Tugas mu hanya meneliti data data yang ada, melakukan pertemuan, merevisi laporan karyawan, memberi solusi masalah dan yang lain nya, intinya harus punya jiwa kepemimpinan..." kata Lex Luthor.

"Tapi... Bukankah perusahaan itu kau membuatnya dengan sudah payah, tak mungkin kau memberikan nya begitu saja padaku bukan?"

". . . Dari mana kau tahu aku mendapatkan perusahaan itu dari usaha ku sendiri?"

"(. . . Oh... Aku keceplosan,)" Alandra langsung terdiam tak mungkin dia memberitahu yang memberitahunya adalah bibinya yang merupakan asisten dekat Lex Luthor di perusahaan departemen kekuasaan itu.

"Ha... Apa informasi soal aku tersebar begitu saja?" wajah Lex Luthor menjadi seperti kesal dan dendam, auranya bahkan sangatlah kuat dirasakan oleh Alandra.

"Tidak... Aku hanya ingin tahu tentang mu Lex Luthor, bukankah aku sudah bilang bahwa aku ingin tahu semua tentang mu," tatap Alandra.

"Tentangku~?"

"Ya, aku... Ingin tahu lebih banyak soal kau," kata Alandra lalu Lex Luthor terdiam melihat es krim nya yang mencair.

"Es krim mu mencair... Kenapa kau tidak memakannya?" Alandra menunjuk. Seketika Lex Luthor melahap es krim potong itu membuat Alandra terkejut tak berkutik.

"A... Apa yang kau lakukan.... Kau bisa mengalami otak beku!!"

Lalu Lex Luthor berdiri melempar stik itu langsung ke tempat sampah membuat Alandra terdiam terngangah. Gadis itu bahkan bisa mengenai tepat sasaran padahal tong sampai itu sangatlah jauh.

"Yah... Jika kau ingin tahu lebih banyak soal aku, seringlah menemuiku, carilah di departemen kekuasaan dan kediaman Luthor, aku kadang berada di sana," kata Lex Luthor. Lalu dia mendekat seketika menjilat es krim Alandra di tangan Alandra.

Lalu naik naik dan berganti akan mencium bibir Alandra tapi sebelumnya, ia menurunkan masker Alandra yang hanya terdiam dengan mata besarnya. Lalu di saat itu juga, Lex Luthor mencium bibirnya membuat Alandra benar benar terdiam tak percaya.

Lalu Lex Luthor melepas ciuman bibirnya lalu mengecup kening Alandra dan menjadi menatapnya. "Aku juga akan selalu menunggumu," dia tersenyum membuat Alandra terkejut. Lalu Lex Luthor berjalan pergi meninggalkan Alandra yang terdiam di tempatnya.

"(Di saat itu aku menjadi tahu dia benar benar setuju soal aku bersama dengan nya...)" Alandra tiba tiba memegang kedua tangan Lex Luthor membuat suasana terdiam.

"Lex Luthor... Apa aku sedang bermimpi...?" tatap nya dengan tatapan yang sangat kosong.

Lalu Lex Luthor tertawa kecil. "Pwahaha... Kau benar benar sangat lucu..."

"(Dia!? Menganggap ku lucu?!... Aku... Aku benar benar sungguh senang....) Lex Luthor... Soal yang kau katakan tadi ketika mengatakan bahwa aku mengambil bisnis mu, bagaimana cara ku melakukan nya karena aku tak akan bisa masuk dalam universitas MBA?" tatap Alandra.

"Hm, benar juga... Bagaimana jika aku bantu?"

"Hah?! Kau membantu?! Apa kau serius...?!"

"Kenapa?"

"Ti... Tidak ada... (Aku hanya heran.... Sikap nya berubah, dia tidak dingin lagi dan sekarang kami bicara hal yang nyambung...) Bagaimana cara mu membantu ku?"

"Jangan khawatir... Aku bisa meluangkan waktu ku untuk seminggu kedepan pastinya... Aku akan membantu mu, jadi, sampai jumpa," kata Lex Luthor, ia akan berbalik tapi Alandra menahan nya.

"Tunggu, sebelum kau pergi, bisa aku mencium kening mu?" Alandra menatap.

Lex Luthor terdiam sebentar, dia lalu mendekat lagi ke Alandra, posisi nya berdiri sementara Alandra duduk di bangku taman itu.

"Lakukan saja," kata Lex Luthor menatap mata membuat mata Alandra terbuka lebar, dia lalu mendekat dan langsung mengecup kening Lex Luthor.

Perlahan Lex Luthor membuka mata dan pemandangan itu benar benar menawan di mata Alandra yang terpaku.

"Baiklah, giliran ku," Lex Luthor memegang kedua pundak Alandra membuat Alandra terdiam kaku.

Seketika Lex Luthor langsung mendekat ke leher Alandra membuat Alandra terkejut, siapa sangka, Lex luthor mencium leher Alandra dan membuat bekas cupang di sana.

"Baiklah itu cukup, lain kali lagi... Sampai jumpa," Lex Luthor melepas itu lalu melambai sambil berjalan pergi membuat Alandra terdiam memegang lehernya.

"(Lex luthor... Apa aku benar benar berhasil mendapatkan mu?)" ia benar benar tak percaya dengan yang terjadi, hingga akhirnya perjuangan nya dibantu oleh takdir telah berhasil di lalui. Membuat Lex Luthor mengenal nya lebih dalam.

Lalu dia menatap jam tangan nya.

"(Mungkin aku harus berusaha dari sekarang soal masalah ini,)" dia berdiri lalu berjalan pergi dari tempat itu.

Sambil berjalan pergi, dia menyalakan bluetooth headset di telinganya nya yang berwarna hitam. "(Aku mungkin akan ke suatu tempat yang bisa menambah pengetahuan ku,)" pikirnya.

Di depan nya ada jalan penyebrangan, beruntung nya dia, lampu itu langsung hijau begitu dia sampai sana, dengan begitu tak perlu susah susah menunggu, dia berjalan menyebrang tapi siapa sangka, ia terkejut ketika menabrak seseorang yang rupanya seorang perempuan yang sama memakai headset bluetooth yang sama.

Karena tabrakan itu, sisi berbeda di salah satu telinga mereka melepaskan headset nya di tengah jalan.

"Maafkan aku," perempuan itu menatap.

Tapi Alandra tak menghiraukan, dia mengambil kedua headset itu yang rupanya sama.

Ia menoleh ke perempuan itu, siapa sangka, itu adalah Chan.

"Ah, Alandra!" Chan menatap senang.

Alandra hanya terdiam. Dia mengambil salah satu headset itu lalu mendengarkan nya. "Aku harap ini milik ku... Oh, lagu nya sama... Ini..." dia memberikan satunya.

Lalu Chan memakainya dan mereka merasa lagu nya cocok. "Oh itu bagus, terima kasih, sebelumnya aku minta maaf," tatap Chan.

"Yeah, baiklah, sampai jumpa," Alandra langsung berjalan pergi ke arah sebaliknya membuat Chan terdiam. "(Padahal, aku ingin bicara soal saat itu.)"

Alandra sudah selesai menyebrang, tapi siapa sangka. Ia berhenti berjalan dan perlahan mengambil satu headset nya yang ada di telinga, ia menatapnya. "Ini.... Bukan milik ku."

Lalu ada suara. "Alandra!!" dari seberang jalan membuat Alandra menoleh yang rupanya itu Chan.

"Headset nya tertukar, kita bertemu di jembatan penyeberangan," kata Chan.

Lalu Alandra mengangguk dan berjalan ke sana. Setelah sampai di jembatan penyebrangan, mereka kembali bertemu.

"Haha.... Astaga, benar benar sungguh mengherankan headset kita tertukar, bukankah suatu kebetulan kita mendengarkan musik yang sama," tatap Chan sambil bertukar.

Tapi Alandra hanya terdiam dan kembali memakai headset nya. "Terima kasih, sampai jumpa," dia akan berbalik pergi.

Tapi Chan sudah tidak sabar. "Alandra!! Apa maksud mu... Apa maksud mu menghindari ku!!" dia menatap kesal.

Lalu Alandra terdiam dan menoleh perlahan.

Lalu Chan menambah perkataan nya. "Apa kau tahu aku begitu sabar menunggu jawaban mu, aku suka padamu, kenapa kau tidak membalas suka padaku juga, apa yang kurang dariku, aku cantik dan populer, semuanya mengejar ku, kenapa kamu malah bersikap begini!?" Chan menatap tambah kesal.

Alandra masih terdiam, lalu mengatakan sesuatu. "Maaf, aku sudah memutuskan jawaban nya saat itu bahwa aku bilang, aku menolak mu," kata Alandra membuat Chan terkejut tidak karuan.

"Alandra.... Kau keji...."


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C14
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk