Beberapa hari kemudian.
Ketika suasana di dunia persahaman Kota Jet sudah mulai agak mereda dari keterkejutan mereka akibat terpuruknya bisnis Williams Engineering yang jatuh hanya dalam tempo yang kurang dari satu malam, lain halnya dengan keluarga besar Williams yang saat ini sedang mengalami masa-masa kritis mereka, bagai orang yang sedang kebakaran jenggot, pergi kesana dan kesini untuk meminta pertolongan.
Malam itu, Ray Williams, yang sudah merasa amat sangat bosan karena selalu berada di rumah dan terus dimaki-maki oleh pamannya, memilih untuk menenangkan dirinya di sebuah bar yang tidak terlalu menarik perhatian namun cukup populer di Kota Jet.
Tempat ini biasa didatangi oleh mereka yang menginginkan ketenangan dan juga privasi, tentunya.
Ada seorang wanita cantik yang bertubuh bahenol yang membantu Ray untuk menuangkan minumannya dan juga menyuapinya, karena kedua tangannya yang kesulitan untuk digerakkan karena masih digips.
Jiahahahaha!!!
Si pecundang bertemu dengan.. si jalang..
Uupppss....