Dalam diamnya Revan menghela nafas panjang dan kasar hingga membuat Kiara menoleh ke arahnya
"kalo pak Revan ingin pulang, silahkan !!, biar saya yang menunggu Dinda sendiri disini" ucap Kiara yang sempat membuat Revan menatapnya dengan tajam
"kamu sudah lupa, jangan panggil aku pak !, emangnya muka aku seperti bapak bapak apa ?, sampai kamu tak henti hentinya memanggil aku bapak !!" ucap Revan dengan nada kesal karna Kiara tak berhenti menyebutnya bapak
"maaf pak !....eehh Revan !, maaf pak Revan tidak kelihatan seperti bapak bapak, malahan pak Revan begitu tampan, tapi saya kelupaan kalo tidak harus memanggil bapak" ucap Kiara sambil sedikit menundukkan kepalanya, dan tanpa ia sadari kalo dirinya sudah memuji lelaki didepannya
sedangkan Revan hanya memandangi wajah Kiara seakan tak percaya dengan gadis didepannya yang dengan begitu polosnya memuji dirinya, tapi Revan pun senang karna Kiara sudah memujinya
"apa kamu memuji diriku ?" tanya Revan dengan sengaja karna ia ingin melihat reaksi wajah Kiara yang sedari tadi tak menyadari kalo ia sudah memuji dirinya
"eh...ap..apa pak....maksudku Revan, apa aku salah ngomong ?" ucap Kiara dengan gugup karna ia baru menyadari apa yang sudah ia ucapkan dengan wajah memerah karna malu
"tidak apa apa, mungkin aku yang salah dengar" ucap Revan dengan sedikit tersenyum melihat wajah gadis didepannya yang mulai terlihat memerah karna malu
"oh ya, kamu sudah lama kerja dikantor itu ?" tanya Revan
"belum, masih beberapa bulan aku kerja disitu" jawab Kiara malu malu
"kamu kenapa sih, dari tadi kelihatan gelisah ?" tanya Revan lagi yang melihat gelagat Kiara yang dari tadi tak henti hentinya memainkan ponselnya tak jelas
"aahhh, gak apa apa !, aku cuma nunggu Dinda, katanya ia gak akan lama" jawab Kiara
"emangnya kamu gak suka dengan keberadaan aku disini ?" tanya Revan lagi yang makin penasaran dengan jawaban gadis itu
"bu...bukan itu, aku hanya ingin ke belakang, untuk buang air kecil aja kok !" jawab Kiara dengan jujut takut menyinggung lelaki yang ada didepannya, dan setelah Kiara menyadari ucapannya ia segera menutupi mulitnya dengan kedua telapak tangannya, dan dalam hatinya ia benar benar menyesali perkataannya yang terlalu jujur dan polos
sedangkan Revan tampak terkejut mendengar kepolosan Kiara, hampir saja ia tertawa mendengarnya
"ayok !, biar aku bantu antar kamu ke toilet, aku gak akan macam macam" ucap Revan sambil menahan tawa melihat kepolosan Kiara
Kiara hanya menatap tak percaya, karna selama ini ia tidak pernah dekat dengan laki laki manapun selain ayahnya, tapi sekarang didepannya sudah berdiri laki laki yang baru saja dikenalnya dan sudah berani mengantarkannya ke toilet, dan sekarang perasaannya sudah campur aduk tak karuan
"sudahlah, ayok....!!, gak usah kamu berpikiran macam macam" ucap Revan sambil mendorong kursi roda Kiara tanpa menunggu persetujuan dari gadis itu
Revan pun lalu mengangkat tubuh Kiara dari kursi roda, dan membantu mendudukkannya di toilet, awalnya Kiara sempat menolak tapi lagi lagi Revan tak menghiraukannya
"kamu bisa tunggu aku di ruang tamu, nanti kalo aku sudah selesai akan aku panggil" ucap Kiara dengan perasaan malu
"baiklah...!!!, panggil aku kalo kamu sudah selesai, jangan coba berdiri sendiri karna kaki kamu belum benar benar sembuh" ucap Revan sedikit mengingatkan Kiara sambil melangkah keluar toilet
selama di dalam toilet, Kiara berusaha menenangkan perasaannya jangan sampai Revan tau perasaannya yang sudah campur aduk tak karuan itu
setelah Kiara selesai, Revan pun kembali membantunya keluar dari toilet, walaupun sebenarnya ada perasaan gak enak dan canggung dihati Kiara, namun apa daya karna keadaan kakinya yang belum benar benar sembuh
dan setelah beberapa lama kemudian "assalamu'alaikum" terdengar seseorang mengucapkan salam, dan ternyata itu adalah suara Dinda
"wa'alaikumsalam" Kiara membalas salam tersebut, dan nampak mukanya begitu berseri seri melihat kedatangan Dinda
"akhirnya kamu datang juga Din !!" ucap Kiara
Kiara pun terlihat sangat bahagia juga saat melihat seorang lelaki yang datang bersama Dinda, terlihat dari sinar matanya saat ia memandang lelaki tersebut, sedangkan Revan terus memandanginya tepatnya memandang ke arah lelaki tersebut dengan pandangan penuh tanda tanya