Marvel tidak mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Jonathan. Pria itu sudah mendapatkan penolakan darinya tetapi masih saja memaksakan diri untuk tetap menyodorkan proposal yang sama sekali tidak masuk akal di dalam pikirannya.
"Gila kalau aku sampai menyetujui proposal yang amburadul seperti itu! Katanya berpengalaman tetapi nyatanya pria itu sama sekali tidak mengerti dengan pembuatan proposal." Gerutu Marvel sambil mendudukkan pantatnya kembali di kursi kebesarannya.
"Kamu kenapa marah-marah seperti ini?"
Marvel mendongak dan melihat siapa yang baru saja menegurnya. Satu maslaah pergi, datang satu lagi masalah dalam hidupnya.
"Kenapa kamu datang ke sini? Lisa ada di depan, kalau kamu mau bertemu dan berbicara dengan dia, kamu bis lakukan. Tapi ingat! Jangan terllau lama, jam istirahat sebentar lagi usai." Ucap Marvel saat dia tahu siapa yang berani menegurnya.