Hannah mengepalkan tangannya saat teleponnya tidak pernah di angkat sekali pun sama Aarun, entah ini sudah telepon ke berapa yang di tolak pria itu. mungkin dia sudah gila, di masa terpuruknya ini salahkah jika ia ingin mendengar suara Aarun.
Malam ini keluarga Ian menyakitinya sangat dalam, dia tidak bisa menceritakan pada siapa pun kesedihan yang ia rasakan. Yang ia inginkan malam ini hanyalah bertemu atau hanya mendengar suara Aarun saja sudah cukup baginya.
Matanya berkaca-kaca namun air matanya sulit sekali untuk menetes, air mata itu hanya tertampung saja dengan tangan yang mengepal keras.
Ia kembali mengirimi Aarun pesan singkat yang isinya sama jika dia memohon untuk Aarun segera mengangkat teleponnya karena ia ingin mendengar suara pria itu. suara yang sangat ia rindukan.
Tapi sayang bahkan membalas pesan saja Aarun tidak melakukannya.