"Pangeran! Turunlah!"
Semua orang yang berada di bawah terus berteriak dan berusaha membujuk Pangeran Xuan agar turun ke bawah. Namun usaha mereka sia-sia saja.
"Aku tidak mau! Aku tidak mau! Aku tidak mau!" Helian Qi menggelengkan kepalanya berulang kali dan mengatakan jawaban yang sama. Pendirinya sama sekali tidak bisa diubah oleh siapa pun.
Tidak bisa diam di atas ketinggian atap, membuat kaki Helian Qi tidak sengaja mendorong genting tanah liat sampai terjatuh ke bawah. Itu membuat dirinya semakin takut sampai terduduk di atas sana. Dia tidak berani untuk bergerak lagi karena takut nasibnya akan sama seperti sepotong genting tapi yang hancur lebur jatuh ke atas tanah.
Hub ... Hub ...
Wuusshh ....
"Itu Jenderal Xue!"
Semua orang berteriak secara serentak ketika melihat sepintas bayangan terbang di langit. Bayangan seorang berpakaian serba merah itu kini menginjakkan kakinya tepat di atas atap gudang yang di tempati Helian Qi.
Begitu pula dengan Pangeran Xuan. Dia juga melihat dengan jelas orang tadi terbang mendekat ke arahnya. Sekarang orang tersebut berdiri tepat di belakang tubuhnya. Helian Qi menengadah dari bawah sampai atas, menatap dengan seksama sosok manusia hebat yang merupakan seorang wanita.
Berpakaian serba merah lengkap dengan hiasan rambut berwarna emas, wanita itu berdiri dengan gagah sambil menatap wajah Pangeran Xuan. Wajahnya tidak terlihat jelas karena mengenakan cadar yang berwarna senada dengan gaunnya. Hanya menyisakan tatapan mata tajam, pupil berwarna biru bagaimana giok murni, benar-benar membuat Pangeran Xuan tidak dapat mengalihkan pandangannya.
Wanita itu mengulurkan tangannya tepat di depan Pangeran Xuan. Meskipun wajahnya tertutup cadar tapi masih terlihat dengan jelas kalau yang ia lakukan ini dipenuhi dengan kelembutan dan ketulusan. Perlakuan wanita tersebut membuat tangan Pangeran Xuan secara refleks menerima ukurannya.
Pria yang terduduk tadi, kini telah bangkit dan berdiri sejajar dengan wanita bergaun merah itu. Keduanya saling menatap sangat dalam, hanya dengan tatapan mata maka bisa mengutarakan semuanya tanpa harus berbohong.
"Kau baik-baik saja, Pangeran?" tanya wanita itu dengan lembut.
Kelembutannya sama dengan genggaman tangannya. Begitu lembut sampai membuat Helian Qi tanpa sadar terus menatapnya sampai enggan untuk mengedipkan mata.
"Jenderal Xue sudah datang!"
Teriakkan orang di bawah akhirnya membuat Helian Qi sadar. Dia mengedipkan matanya berkali-kali sampai benar-benar tersadar. Melihat telapak tangan telah digenggam lembut oleh seorang wanita di hadapannya itu.
"Kau ... Siapa kau?! Jangan sentuh aku!" tegasnya sambil menarik telapak tangan.
Kewaspadaan mulai muncul dalam diri Pangeran Xuan. Dirinya segera menyembunyikan kedua telapak tangannya ke belakang tubuh takut akan disentuh lagi oleh wanita yang ada dihadapannya.
Wanita elegan yang menutupi wajahnya dianggap sebagai seorang penjahat oleh Helian Qi. Memiliki pemikiran seperti anak kecil, membuat Pangeran Xuan terlalu mewaspadai wanita yang sebenarnya memiliki niat baik itu.
"Tenanglah, Pangeran. Saya akan membantu anda turun dari sini," ucap wanita itu dengan lembut.
Dengan cepat wanita itu mendekat pada Pangeran Xuan dan juga segera merangkul pinggangnya. Wajahnya menoleh pada Pangeran Xuan, meskipun sebagian tertutup tapi dari tatapan mata sudah terlihat jelas kalau wanita itu sedang tersenyum padanya.
Hub ....
Wuussshh ....
Tubuh pun terangkat, tanpa disadari kalau tubuh ini sudah melayang di udara. Kedua insan ini saling bertatapan dengan dalam, serasa seperti waktu telah berhenti ketika mereka sedang terbang seperti ini.
Semilir angin membuat helayang rambut hitam wanita itu bergoyang mengikuti arah. Dibalik cadar, wajah ayunya tersenyum manis ke arah Pangeran Xuan. Mengharapkan agar Sang Pangeran dapat merasa tenang sampai kembali menuju ke tanah.
"...." Tidak ada kata-kata apa pun. Kedua kaki telah mendarat ke tanah tapi pandangan mata masih saja tertuju pada wanita yang telah membantunya turun ke sini.
"Pangeran!!!"
"Aaa?!"
Suara panggilan keras lagi-lagi yang telah membuat sadar Helian Qi dari lamunannya. Matanya langsung teralih dan melihat ke pinggangnya, ada sebuah tangan yang merangkulnya dengan erat, masih belum terlepaskan.
"Lepaskan!" Pangeran Xuan langsung menarik tangan wanita itu dan melemparkannya menjauh. Tubuhnya mundur beberapa langkah ke belakang, rasa kewaspadaan mulai muncul kembali pada dirinya.
"Kau ... Kau wanita jahat yang dikatakan menikah denganku! Kau pasti sengaja membantu untuk mencelakai ku! Menjauh lah!" teriak Helian Qi.
"Tidak ... Aku tidak ...."
Tuduhan dari Sang Pangeran membuat wanita itu tidak bisa menjelaskan apa pun. Dia tak menyangka kalau niat baiknya telah disalah artikan, malah membuat Sang Pangeran terlihat membencinya.
Orang-orang yang sedari tadi begerumun jadi tak berani mendekat pada kedua orang yang menjadi tontonan mereka. Kewaspadaan Helian Qi menjadikan semua orang berpikiran kalau wanita yang merupakan Jenderal yang tadi menyelamatkan pasti akan marah.
Tidak ada yang berani mendekati, hanya bisa berbisik-bisik saja tanpa melakukan apa pun. Mereka berpikir kebodohan Helian Qi sudah sangat keterlaluan dan mempermalukan seorang prajurit besar seperti Jenderal Xue itu.
Sang Jenderal yang memiliki nama asli Bai Xue Jian itu tidak mengatakan sepatah kata pun lagi. Dari balik cadar, dia menggigit bibirnya agar bisa menahan dari semua ujian ini.
"Hu ... Kalian semua!" Bai Xue Jian mengambil napas panjang dan membalikkan tubuhnya.
"Apa saja yang kalian lakukan sejak tadi?! Bagaimana bisa kalian membiarkan Pangeran ketakutan seperti tadi?!" teriaknya dengan tegas.
"Untungnya diriku datang tepat waktu! Apa penjaga dan pelayan seperti kalian tidak memiliki otak sampai tidak mau memikirkan cara agar Pangeran bisa turun dari atas sana?!" tegasnya lagi.
Ketegasan seorang Jenderal Xue telah membuat semua orang menunduk diam. Mereka mulai gemetar ketakutan karena melihat kemarahan Bai Xue Jian sama seperti Dewi pembunuh yang sangat menyeramkan.
Memang di dalam pikiran masing-masing sama sekali tidak berniat membantu Pangeran Xuan untuk turun dari atap. Melihat tangga yang dinaikinya telah rusak, tidak ada seorang pun yang berpikir untuk mencari tangga lain yang sebenarnya ada di dalam kediaman Chunshi ini.
"Kalian semua harus dihukum!!!"
Mata berwarna biru giok telah terbuka dengan sempurna, hanya hawa pembunuh yang dipancarkan. Orang-orang tidak ada yang bisa berkutik, malah mereka semua menjadi lemas dan terduduk di atas tanah.
"Yun Heng!"
"Saya di sini, Jenderal!"
Sekali memanggil, seorang pria gagah yang memakai pakaian serba hitam datang menghampiri entah dari mana. Dia langsung ada di samping Jenderal Xue sambil mengangkat kedua tangannya ke depan untuk memberi hormat pada atasannya itu.
"Tangkap mereka semua! Mereka harus dihukum karena telah membiarkan Pangeran Xuan dalam bahaya!" perintah Jenderal Xue.
Tanpa menjawab, pria bernama Yun Heng itu melambaikan satu tangannya untuk memberikan aba-aba memanggil prajurit lainnya. Para prajurit berseragam biru hitam langsung mengepung orang-orang yang memohon di atas tanah itu.
Semuanya ditangkap dengan kedua tangan yang diikat di belakang badan. Bibir semua orang terus berucap meminta pengampunan pada Jenderal Xue supaya mau melepaskan mereka.
Namun tak peduli sekencang apa pun teriakan mereka, tidak ada satu pun yang didengarkan. Beberapa wanita pelayan dan pria yang merupakan pengawal kediaman Chunshi ini telah dibawa bahkan diseret paksa untuk mendapatkan hukuman mereka atas perintah yang dilayangkan Bai Xue Jian.
'Dia tidak marah atau kesal padaku. Malah menangkap semua pelayan dan pengawal. Apa yang direncanakan wanita ini sebenarnya?'
Tidak butuh waktu lama tempat ini pun menjadi hening. Orang-orang yang bersalah telah dibawa untuk dihukum. Jika tidak begitu, hal seperti tadi pasti akan terulang di masa depan. Jenderal Xue melakukan hal itu untuk memperingati semua orang agar menghormati calon suaminya, walaupun nyatanya adalah seorang Pangeran bodoh.
"Pangeran ...." Bai Xue Jian berbalik dan menghilangkan semua hawa pembunuh yang tadi muncul dihadapan semua orang. Dia betjalan mendekat pada Sang Pangeran yang berdiri terdiam melihat insiden penangkapan tadi.
"Pangeran, orang-orang yang telah menyakitimu semuanya telah dihukum. Mulai sekarang, aku, Bai Xue Jian yang akan menjaga dan melindungi mu sampai dewa kematian memanggilku!"
Sumpah setia telah terucap dari bibir manis. Itu membuat Helian Qi semakin terdiam dan menatap wanita yang ada di hadapannya itu dengan sangat dalam. Dia tertegun sampai tidka bisa mengucapkan apa pun.
"Jika Pangeran tidak mau menikah denganku, maka izinkanlah diriku untuk menjadi prajurit yang akan selalu menjagamu. Dalam sisa hidupku ini, aku ingin menjadi orang pertama yang ada di hadapanmu untuk menjaga dan melindungi mu, Pangeran Xuan."
Ucapan yang keluar dari bibirnya begitu tulus. Jenderal Xue telah mengungkapkan isi hatinya dnegan sangat jujur. Itu semua adalah pilihan di dalam hidupnya setelah sukses menjadi seorang Jenderal besar.
Setelah melindungi perbatasan dan melindungi rakyat dari para musuh, misi selanjutnya dari seorang Bai Xue Jian adalah melindungi orang yang selama ini ditunggu. Melindungi dan menjaga orang tersebut sekarang adalah prioritas utamanya.
'Hum ... Menarik!'
"Apa kau serius? Apa kau bukan wanita jahat seperti yang dikatakan orang-orang? Kau tidak akan mencelakaiku, kan?" tanya Helian Qi sambil memajukan bibirnya.
"Tentu saja tidak," jawab Jenderal Xue.
"Benarkah?! Kalau begitu, aku mau menikah denganmu!"