Unduh Aplikasi
0.37% It's Bad Love / Chapter 1: IBL 01
It's Bad Love It's Bad Love original

It's Bad Love

Penulis: DindaTarigan

© WebNovel

Bab 1: IBL 01

Kehidupan kerajaan berjalan dengan lancar tanpa adanya bencana yang melanda mereka. Bahkan kerajaan semakin maju seiring berjalannya waktu.

Putra Mahkota dan Pangeran juga hidup akur tanpa adanya pertengkaran yang melanda mereka. Bahkan kasih sayang Sang Raja dan Sang Ratu tidak pernah berbeda. Mereka memperlakukan keduanya begitu baik, menyayangi keduanya tanpa adanya perbedaan yang mereka berikan.

Semua berjalan sesuai rencana sampai pada saat dimana bencana kini melanda kerajaan tersebut. Kasus kematian di dalam istana begitu menggemparkan seluruh anggota kerajaan sampai dengan seluruh rakyat yang tinggal di dalam istana. Kasus kematian yang terjadi begitu saja membuat mereka ketakutan, namun mereka harus dipaksa untuk tetap tenang.

Sang Raja tidak boleh gegabah dalam mengambil tindakan dimana mereka yang mengetahui kasus tersebut harus tetap diam. Hal itu dilakukan supaya itu tidak terdengar sampai ke kerajaan lainnya dan itu dapat membuat kerugian besar untuk Greyland.

Tentu saja mereka memilih untuk diam dan mereka memilih untuk mencari solusi serta inti dari permasalahan yang ada. Mereka tidak boleh memberikan cela pada musuh untuk masuk ke dalam kerajaan. Mereka harus bisa mengendalikan situasi dan mencari tahu penyebab dari mereka yang meninggal secara tiba-tiba.

Sang Ratu bahkan mengasingkan kedua putranya di dalam kamar mereka dengan penjagaan yang begitu ketat. Sang Ratu tidak ingin anaknya menjadi korban selanjutnya dimana mereka masih belum menemukan penyebab dari kasus kematian yang sedang terjadi.

Kasus kematian ini sudah memakan sedikitnya sepuluh korban jiwa dimana mereka tidak boleh terus menerus mendiamkan kasus tersebut kalau tidak ingin kasus kematian terus bertambah di kerajaan mereka.

Sang Raja dengan tegas mengatakan pada seluruh prajurit untuk memperketat keamanan dan para petinggi lainnya untuk mencari tahu kasus yang sedang terjadi membuat kerajaan kini disibukkan oleh mereka yang sedang mencari tahu kasus yang sedang terjadi.

Ditengah kesibukan dalam mencari tahu kasus yang ada Sang Putra Mahkota dengan santai malah bermain bersama Pangeran membuat Sang Ratu harus mencari keberadaan kedua putranya yang secara tiba-tiba saja hilang dari dalam kamarnya.

Kepanikan Sang Ratu malah membuat keadaan semakin kacau dimana Sang Raja mengetahui bahwa kedua putranya menghilang dari dalam kamarnya membuat Sang Raja harus mengerahkan seluruh prajurit untuk mencari keberadaan anak-anak mereka.

Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada anak-anak mereka dimana salah satu dari mereka merupakan penerus dari kerajaan.

Sang Raja bahkan tidak mengharapkan kalau Sang Pangeran juga terluka yang intinya ia tidak ingin kedua anaknya terluka.

Kabar hilangnya Sang Putra Mahkota dan Sang Pangeran membuat mereka semua dilanda kepanikan, bahkan seluruh tabib ikut mencari keberadaan kedua putra dari Raja dan Ratu mereka.

Disisi lain, kedua putra dari Raja dan Ratu itu tengah asik bermain di danau yang tidak jauh dari istana. Mereka sedang bercanda gurau di sana dan tidak memikirkan bahwa tindakan mereka saat ini dapat menimbulkan kekacauan di dalam istana.

"Tunggu sebentar, aku akan segera kembali." Kata Putra Mahkota kepada adiknya berpamitan.

Mendengar itu membuat Pangeran mengalihkan pandangannya ke arah kakaknya dimana ia menampilkan ekspresi bertanya-tanya tentang kemana kakaknya ingin pergi.

"Aku hanya ingin mengambil minuman ke dalam, ingat jangan pergi kemanapun sampai aku datang." Katanya memperingati sang adik yang membuat adiknya mengangguk mengerti dan memilih untuk diam di sana seraya menunggu kakaknya kembali.

Tidak lama setelah kepergian sang kakak, ia dapat melihat seekor kelinci putih datang menghampiri dirinya membuatnya mengalihkan pandangannya.

Matanya tampak begitu berbinar saat melihat kelinci putih itu, tapi binar yang dipancarkan Sang Pangeran redup begitu saja saat melihat kelinci putih itu telah pergi meninggalkan dirinya saat ia menyentuhnya.

Ia sedih, ia hanya ingin bermain dengan kelinci putih itu. Tapi kelinci itu sepertinya tidak ingin bermain dengannya, kelinci putih itu telah pergi sebelum ia mengajaknya bermain.

"Astaga pangeran!" Pekik salah satu prajurit yang menemukan keberadaan Sang Pangeran.

Tanpa mengetahui situasinya, Sang Pangeran bangkit dari posisinya duduk dan berjalan mengarah ke arah si prajurit.

"Ada apa?" Tanyanya begitu polos.

"Sang Ratu mencarimu, dimana Putra Mahkota?" Katanya melihat ke sekitar untuk mencari keberadaan Putra Mahkota.

"Oh, kakak ada di dalam istana."

"Tapi--"

Perkataan Sang Pangeran terpotong begitu saja saat melihat banyak orang yang menghampiri dirinya bersama sang kakak yang saat ini sudah berada dalam dekapan Sang Raja.

Pemandangan itu tentu saja membuat Sang Pangeran bingung dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi saat ini.

Sang Ratu yang sampai terlebih dahulu di depan anaknya langsung membawa anaknya ke dalam dekapannya. Ia dapat mendengar kalau Ibundanya saat ini sedang mengkhawatirkan dirinya dengan mengatakan sesuatu yabg sedikitnya tidak ia mengerti.

Ia melihat ke arah kakaknya yang ada dalam dekapan Sang Raja ingin bertanya apa yang sedang terjadi, tapi kakaknya itu tidak menjawab pertanyaannya. Sang kakak malah diam.

Pada detik berikutnya, matanya tidak sengaja bertemu dengan mata Sang Raja dan saat itu juga ia mengerti kenapa kakaknga hanya diam tidak menjawab pertanyaannya.

Ia menyadari kalau Sang Raja saat ini sedang marah kepadanya dan kakaknya. Hal itu membuatnya ikut diam tidak mengeluarkan suaranya seperti yang dilakukan sang kakak.

Setelahnya mereka semua beranjak dari sana sebelum pada akhirnya Sang Raja semakin diam saat melihat keganjalan yang terjadi di sekitar anaknya berada.

Raja yang tadinya memang sudah diam semakin terdiam dan memilih untuk pergi dari sana bersama yang lainnya.

Mereka semua kini masuk ke dalam istana dengan Sang Raja yang masih terdiam sementara Sang Ratu masih saja mengucap syukur karena telah menemukan keberadaan kedua anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Sang Ratu sangat takut terjadi sesuatu pada kedua anaknya.

Setelahnya Sang Ratu membawa kedua anaknya untuk kembali ke dalam kamar mereka. Sang Ratu bukannya ingin mengurung kedua anak mereka, tapi Sang Ratu tidak ingin terjadi sesuatu pada keduanya.

Anak mereka masih terbilang kecil, ia belum siap kehilangan keduanya, bahkan Sang Ratu rela menukarkan nyawanya untuk keselamatan anak-anaknya.

Sudah dikatakan kalau Sang Ratu sangat menyayangi keduanya tanpa adanya perbedaan bukan?

Begitu juga dengan Sang Raja, namun cara mereka menyayangi kedua putra mereka sedikit berbeda. Seiring berjalannya waktu, Sang Raja hanya memperlihatkan perhatiannya dengan sikap dingin dan tegas yang ia miliki. Sang Raja berpikir kalau kedua anaknya harus bisa tegas dan kuat. Kedua anaknya harus bisa menjadi pemimpin yang dapat membuat kerajaan mereka makmur. Selain itu, Sang Raja ingin anaknya menjadi pemimpin yang dihormati oleh rakyat serta menjadi tempat pengaduan bagi rakyat yang ingin menyampaikan seluruh keluhannya pada anaknya kelak.

Ia ingin kedua anaknya berdampingan untuk mendirikan kerajaan yang sudah ia pimpin sejak lama. Walaupun pada dasarnya Sang Pangeran tidak bisa menjadi Raja, setidaknya Sang Pangeran bisa mendampingin kakaknya untuk memimpin kerajaan sebagai penasehat.


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C1
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk