Teriakan lantang ambulans mengoyak langit sore yang damai, suara langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar di trotoar semen di luar Mansion Crawford, suara panik datang dari mana-mana ketika tandu berhenti mendadak di depan ambulans yang menunggu dan dengan hati-hati dimuat ke dalam.
Saya tersesat di tengah kekacauan ketika berbaring di tandu dengan mata tertutup rapat, dan kesadaran saya bergerak maju mundur. Mobil terhenti sebelum akhirnya menghidupkan mesin. Beberapa saat kemudian ambulans bergegas menuju rumah sakit terdekat dengan sirine membunyikan perintah agar jalan raya kosong agar bisa melintas dengan cepat.
Tangan kasar dan bermata pencaharian memegang tangan kiri saya dengan erat, memberikan sedikit kehangatan yang dibutuhkan. Sikap lemah lembut itu mengisi hati saya dengan kenyamanan. Meskipun saya tidak melihat siapa pun, saya merasakan kehadirannya di samping saya, memanggil nama saya berulang kali dengan air mata mengalir di pipinya.