"Udah, siap?"
Arina mengangguk. Ia duduk di samping Daffa. Dengan seatbelt yang sudah terpasang rapi.
Daffa menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan pekarangan rumah Arina. Rumah yang menjadi tempat kedua untuknya.
Keluarga Arina selalu menyambut Daffa dengan baik. Belum lagi para pelayan rumah tangga yang selalu sedia memberikan serta menuruti semua keinginan Daffa.
"Kita kesiangan nggak, sih?" tanya Daffa yang melihat matahari sudah naik.
"Enggak. Ini masih jam 6 lebih, kok" jawab Arina melirik jam tangan miliknya.
"Tumben mataharinya udah cerah, banget. Biasanya jam 8 baru nongol" gumam Aksa
"Yaudah, sih. Supaya jemuran juga pada kering, kan?" sahut Arina dengan senyum jahil.
"Kamu udah sarapan belum, yang?"
"Belum, nih. Kamu?"
Daffa menggeleng sebagai jawaban. Perutnya sudah perih sedari tadi.
"Kita beli apa, ya?." Daffa melihat jalanan yang masih belum ramai. Hanya saja salah satu penjual di ujung jalan sana membuat pandangan Daffa teralih.