Selesai membersihkan diri, Adnan mengenakan kaos dan celana santainya. Setelah selesai ia turun ke bawah untuk menemui Lala.
Tadi pagi, sesuai permintaannya gadis itu menyiapkan sarapan untuknya. Rasanya bagus untuk menjadikan seseorang pacar pura-puranya, karena setiap pagi pria itu tidak pernah sarapan. Ia pikir Lala tidak bisa memasak, tapi ternyata masakan gadis itu sangat enak.
Sepertinya dirinya memilih orang yang tepat. Ia jadi bisa makan malam enak di rumah. Rumah Adnan, hanya dapurnya saja yang bagus dan bahan makanan yang banyak, ia sama sekali belum pernah menyentuh dapurnya itu karena tidak bisa memasak. Ketika Lala datang, akhirnya dapur itu terpakai juga.
Adnan keluar dari kamarnya dan menuruni tangga. Pria itu masuk ke dapur untuk melihat apa yang Lala lakukan di dalam sana.
"Kamu sudah selesai masaknya?" tanya Adnan berdiri di mulut pintu.