"Saya tidak bisa datang, saya sibuk dan banyak kerjaan," kata Adnan menolak ajakan tersebut. Ia melihat layar laptopnya kembali dan mengerjakan pekerjaannya. Melihat itu Gladys pun geram, gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan menarik tangan Adnan yang sedang mengetik pada keyboard komputernya. Tatapan Gladys pada Adnan sangat tajam, terlihat kalau dirinya tidak suka dengan apa yang dilakukan Adnan terhadapnya.
"Kamu harus datang." Tiga kalimat itu membuat Adnan tidak bisa berkutik. Tatapan Gladys seperti sedang mengancamnya.
Apa boleh buat, Adnan terpaksa menerima kertas tersebut dan mengatakan dirinya akan datang.
"Baiklah kalau begitu saya akan menunda pekerjaan saya dan makan bersama kamu."
"Nah begitu dong, kan enak di dengarnya. Lagi pula, kamu harus mengutamakan saya."
"Kalau begitu kamu harus menjemput saya di kantor jam lima sore," kata Gladys seperti sedang menyuruh supirnya, bukan meminta pada kekasihnya.